Dalam karyanya yang berjudul “Peraturan untuk Murid”, Konghucu telah menguraikan secara rinci tentang bagaimana berbakti terhadap orang tua, dan ini terhadap kita sebagai orang-orang di zaman sekarang, khususnya anak-anak muda, adalah suatu yang sangat bermanfaat.
Seorang yang bajik dan adil serta baik, baik di rumah maupun di dalam masyarakat pasti seorang yang baik, memperlakukan orang dengan baik dan tulus, bakti terhadap orang tua, menyayangi anak-anak, hatinya ataupun pikirannya tiada keegoisan.
Taat adalah dasar kebudayaan Tiongkok, pepatah orang dahulu mengatakan, “Seratus kebaikan, ketaatan yang utama”. Seseorang, apabila tidak berbakti dan menghormati orang tuanya, dianggap sebagai “pendurhakaan”. Saat ini, sering kali kita mendengar atau melihat, baik sastra dalam film atau dalam kehidupan nyata, acap kali ada pembalasan budi terhadap orang tua, “Mengapa melahirkan aku?”
Sebenarnya, seperti yang dikatakan orang-orang “pembalasan berganti dari baik dan jahat”, nasib malang manusia, semuanya dikarenakan telah berbuat yang tidak baik tidak bermoral pada kehidupan dahulu, di kehidupan berikutnya ia baru mengalami nasib malang, untuk membayar utang yang ditinggalkan ketika berbuat jahat dahulu. Saling membalas dengan kejahatan, hanya bisa mendatangkan kesengsaraan yang semakin banyak pada diri sendiri. Jika semua orang bisa menjaga moralitas dan tata krama, baik sebagai orang tua anak-anak, atau sebagai anak-anak dari orang tua, dari yang kecil di dalam sebuah keluarga, hingga yang besar sebuah masyarakat, semuanya akan sangat selaras.