-->

Friday 18 November 2016

Hidup Dalam Teropong Spiritual (Bagian Ketiga)

BAB III. MEMANJAKAN ANAK, APA AKIBAT SPIRITUALNYA?


Membuat anak bahagia merupakan kebahagiaan tersendiri bagi orang tuanya, siapa yang tidak bahagia kalau melihat anaknya bahagia. Oleh karena itu banyak melihat orang tua yang selalu berusaha menghindarkan anaknya, menjauhkan anaknya dari segala macam kesusahan, kesedihan dan penderitaan. Kadang mereka sampai over atau kelewatan sehingga sudah menjurus ke memanjakan anak. Mereka memberikan perlindungan dan penjagaan ketat agar anaknya tidak susah dan menderita.

Secara kejiwaan, memanjakan anak secara berlebihan tidak baik. Mempengaruhi pembentukan jiwa
mereka, banyak negatifnya dibanding positifnya. Dipandang dari kebenaran spiritual dan dilihat dengan teropong spiritual, memanjakan anak dan melindungi anak agar anak tidak pernah susah dan menderita sangat tidak baik, sangat menyusahkan anak tersebut di kemudian hari. Kenapa?

Hampir setiap orang dilahirkan dengan membawa karma buruknya yang berasal dari kehidupan yang lalu. Hutang karma dari kehidupan yang lalu ini perlu dibayar dalam kehidupan sekarang dan membayarnya dengan penderitaan. Jadi kalau dia selalu dilindungi dan dihindarkan dari susah dan penderitaan oleh orang tuanya dari anak sampai dewasa, sampai dia memisahkan diri dari orang tuanya dan membentuk keluarga sendiri, dia tidak pernah diberi kesempatan oleh orang tuanya untuk mengangsur karma buruknya. Sehingga setelah berumah tangga sendiri, terpisah dengan orang tuanya dan tidak lagi menerima perlindungan secara ketat dan orang tuanya, dia baru mendapat kesempatan untuk mulai mengangsur karma buruknya, mulai mengalami penderitaan dan merasakan susahnya kehidupan. Dapat berupa materi, juga dapat berupa keharmonisan rumah tangga atau kesehatan keluarga.

Dari beberapa tamu yang datang berkonsultasi, saya temukan mereka yang mengeluhkan perjalanan hidupnya mulai susah dan banyak masalah setelah meninggalkan orang tuanya dan berumah tangga sendiri, atau setelah orang tuanya meninggal dunia.

Penulis : Herman Utomo & Silvie Utomo
Sumber : spiritualuniversal.blogspot.com

No comments :

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.

close