ALTAR VIHARA
Hari itu saya, istri saya dan teman-teman berkunjung ke vihara hian thian siang tee. Setelah melakukan sembah sujud keliling di semua altar yang ada, saya kembali ke altar utama, dari pengamatan saya dewa siang tee tidak berada di altar utama, jadi altar utama itu kosong. Saya memperbaiki konsentrasi saya untuk mengetahui dan meyakinkan apakah benar dewa siang tee tidak duduk di altar utama, hasilnya altar itu memang kosong.
Kemudian saya memohon petunjuk guru roh saya, berada dimana dewa siang tee yang seharusnya berada di altar utama ini? Guru roh saya memberitahukan bahwa dewa siang tee memang tidak duduk di altar utama, tetapi memilih "duduk" di sebuah lukisan dewa siang tee yang tergantung agak tinggi di dinding salah satu sisi altar.
Waktu saya menoleh ke lukisan itu, benar dewa siang tee "duduk" di lukisan itu, bukan di altar utama.
Setelah saya memberi hormat, dewa siang tee memberitahu saya bahwa beliau tidak duduk di altar utama karena altar utama dicemari oleh adanya patung kecil berwujud dewa hian tian siang tee.
Saya kembali ke altar utama dan memperhatikan satu persatu patung yang diletakkan di altar utama, saya melihat sebuah patung dewa siang tee setinggi antara 15-20cm diletakkan disamping sebelah bawah patung utama, patung itulah yang telah "tercemar" dan "kotor".
Lewat pengurus vihara yang melayani kedatangan kami, saya menanyakan keberadaan patung kecil itu, rupanya dia tidak begitu tahu, lalu saya titipkan pesan untuk ketua atau pengurus vihara itu agar menanyakan kepada dewa siang tee boleh tidaknya patung kecil itu berada di altar utama melalui sarana pak-pwee. Semoga ada tanggapan positif dari pengurus vihara itu, agar semuanya berjalan dengan baik dan benar.
Jangan semua patung pemberian umat diletakkan di altar, termasuk altar pendamping dan sebaiknya disediakan tempat atau meja khusus untuk menampng patung-patung pemberian dari umat, terutama patung-patung bekas yang dipuja di altar rumahan.
Penulis : Herman Utomo & Silvie Utomo
Sumber : spiritualuniversal.blogspot.com
Ia yang mengenal Dhamma akan hidup berbahagia dengan pikiran yang tenang. Orang bijaksana selalu bergembira dalam ajaran yang dibabarkan oleh para Ariya. Dhammapada IV.79
Home
- Contact Us
- Artikel Buddhis
- Dhamma Talk
- Meditasi
- Dhammapada
- I. YAMAKA VAGGA
- II. APPAMADA VAGGA
- III. CITTA VAGGA
- IV. PUPPHA VAGGA
- V. BALA VAGGA
- VI. PANDITA VAGGA
- VII. ARAHANTA VAGGA
- VIII. SAHASSA VAGGA
- IX. PAPA VAGGA
- X. DANDA VAGGA
- XI. JARA VAGGA
- XII. ATTA VAGGA
- XIII. LOKA VAGGA
- XIV. BUDDHA VAGGA
- XV. SUKHA VAGGA
- XVI. PIYA VAGGA
- XVII. KODHA VAGGA
- XVIII. MALA VAGGA
- XIX. DHAMMATTHA VAGGA
- XX. MAGGA VAGGA
- XXI. PAKINNAKA VAGGA
- XXII. NIRAYA VAGGA
- XXIII. NAGA VAGGA
- XXIV. TANHA VAGGA
- XXV. BHIKKHU VAGGA
- XXVI. BRAHMANA VAGGA
- Sutta
- Paritta
- Gallery
Tuesday, 1 November 2016
Subscribe to:
Post Comments
(
Atom
)
No comments :
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.