-->

Saturday 19 November 2016

Hidup Dalam Teropong Spiritual (Bagian Kesembilan)

BAB IX. MEMELIHARA DEWA


Judul diatas kelihatan agak ekstrim, tapi begitulah kira-kira sebagian orang beranggapan. "Memelihara Dewa" untuk menjadi karyawan yang menghasilkan rezeki dan juga menjadi Satpam rumahnya.

Masih banyak umat Khong-Hucu atau umat Tri Dharma yang mempunyai altar rumahan untuk ibadah pribadi atau sekeluarga. Ini memang baik kalau motivasinya baik dan benar. Sayangnya sebagian besar yang saya lihat mempunyai motivasi yang melenceng. Yaitu tadi "Memelihara Dewa" untuk menghasilkan rezeki dan menjaga rumah, dengan mendirikan altar di rumah, memberikan makan, minum dan sajian lainnya, seperti memelihara ikan, burung, anjing dan kucing di Rumah.

Saya masih sering mendengar orang berkata :

"Saya di rumah ada Kwan Im."
"Saya sudah tanya Kwan Im."
"Saya sudah minta Kwan Im."
"Saya sudah bilang Kwan Im", Kwan Im, Kwan Im dan Kwan Im lagi.

Mereka semua lupa Kwan Im itu siapa? Dewi Kwan Im bukan temannya, bukan tetangganya, bukan adiknya juga bukan orang tuanya, bahkan bukan neneknya? Dewi Kwan Im adalah Dewi, roh suci dengan tingkat Nirvana yang tinggi.

Kalau seorang mempunyai nenek benama Giok Hwa, dia tentu tidak menyebut dan bilang "Giok Hwa sedang mandi" atau "Giok Hwa sedang ke pasar." Kalau ada orang yang menyebut neneknya hanya dengan nama saja, walaupun tidak dihadapan sang nenek, maka orang tersebut sudah boleh dikatakan kurang ajar terhadap neneknya. Umumnya dan yang benar adalah menyebut dengan "Emak Giok Hwa" atau "Mak Giok Hwa" bukan hanya Giok Hwa saja.

Itu sebutan dan panggilan untuk neneknya manusia biasa, bukan manusia sakti atau manusia suci. Dewi Kwan Im adalah roh suci dari tingkat Nirvana tinggi. Jangan dipanggil atau disebut seperti teman, seperti tetangga atau seperti adik anda. Itu tidak hormat.

Dalam 10 perintah Tuhan, salah satunya menyebut "Jangan menyebut nama Tuhan dengan tidak hormat." Disini saya dapat mengatakan bahwa kalimat tersebut juga berlaku untuk roh suci utusan Tuhan, maka "Jangan menyebut nama roh suci dengan tidak hormat". Ini berlaku untuk semua roh suci, semua dewa, semua malaikat atau semua utusan Tuhan lainnya.

Saya menyarankan, misalnya seseorang memuja, sembahyang atau mempunyai altar Dewi Kwan Im di rumah, maka sebaiknya selalu menjaga dan mengingat untuk tidak menyebut Kwan Im, Kwan Im dan Kwan Im. Suatu hari datang ke rumah, tamu saya seorang ibu Rumah tangga setengah baya. Sakitnya non medis, diganggu oleh makhluk halus jin yang ada di rumahnya. Di rumahnya ada altar sembahyangan dengan altar utama Dewi Kwan Im.

Selesai saya jelaskan tentang penyakitnya, dia langsung berkata dengan lantang: "Pak Herman, saya di rumah piara Kwan Im, mana mungkin segala setan dapat masuk dan ganggu saya."

Setiap kali saya mendengar perkataan seperti ini, hati saya sakit, sedih dan kasihan pada orang tersebut. Hati saya sakit sebab Dewa dan roh suci dianggap atau disamakan dengan hewan peliharaan dan hati saya sedih dan kasian sebab orang tersebut tidak tahu dan tidak menyadari kesalahan apa yang telah dilakukan.

Kadang saya harus mengingatkan dan menyadarkan mereka dengan kata-kata yang keras bahkan ketus agar mereka sadar akan kesalahannya. Banyak orang kalau diingatkan dengan kata-kata yang halus tidak mengerti atau tidak sadar. Saya beritahu belum 5 menit sudah lupa sehingga selama 30 menit konsultasi secara tidak sadar telah mengucapkan sebutan yang salah sebanyak 5 kali.

Pada orang seperti ini saya lebih memilih kata-kata keras untuk menyadarkan mereka, kata-kata ketus agar mereka tersinggung dan sakit hati. Tujuan saya tidak jahat, tujuan saya agar mereka tenis ingat, kalau perlu ingat sampai seumur hidup dengan cara membuat mereka sakit hati. Sebab sakit hati akan diingat terus sampai bertahun-tahun.

Saya tahu, mereka semua tidak sengaja, tidak tahu dan tidak sadar melakukannya. Mereka tidak mengerti bahwa kata "Hok-Sai" bukan berarti memelihara. Hoksai bisa diartikan mengaltarkan. Jadi pakai saja kalimat :

    Saya mengaltarkan Dewi Kwan Im
    Saya sembahyang kepada Dewi Kwan Im, atau Saya memuja Dewi Kwan Im.

Kalau seseorang tidak mengaltarkan Dewi Kwan Im, tidak sembahyang kepada Dewi Kwan Im, juga tidak memuja Dewi Kwan Im. Mau menyebut nama Kwan Im, Kwan Im dan Kwan Im, silahkan tidak apa-apa. Tetapi kalau sebaliknya, jangan dilakukan, sekali lagi jangan menyebut nama para roh suci dan para dewa Utusan Tuhan dengan tidak hormat. Ini untuk kebaikan anda sendiri, bukan untuk orang lain.

Para dewa dan roh suci tidak butuh kebaikan manusia, tapi manusia yang butuh kebaikan dan pertolongan para dewa dan roh suci.

Penulis : Herman Utomo & Silvie Utomo
Sumber : spiritualuniversal.blogspot.com

No comments :

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.

close