-->

Friday 25 November 2016

Membuka Kebenaran Spiritual (Bagian Keempatbelas)

BAB XIV. ILMU ILAHI DAN KARUNIA ILAHI


Ilmu Ilahi adalah ilmu spiritual garis Ilahi, tujuan utamanya untuk dapat membersihkan pikiran, hati nurani dan meningkatkan kesucian rohani seseorang, kesucian roh seseorang.

Untuk mempelajari dan memperoleh ilmu Ilahi ini memang tidak mudah, perlu mempunyai niat yang kuat, tekun dan tidak lari dari penderitaan, atau tahan menerima penderitaan.
Semua bekal ini digunakan untuk membina diri melakukan tirakatan, memperbaiki Raport Perjalanan Hidup (RPH)-nya, menurunkan SKKB (Skala Kadar Karma Buruk)-nya. Mengenai RPH dan SKKB telah saya jelaskan dalam buku pertama saya dengan judul "Ibadah Dari Vihara ke Vihara" dan juga di buku ke-6 berjudul "Hidup Dalam Teropong Spiritual".

Untuk dapat menjalankan semua ini perlu melalui beberapa tahapan :

l. Mengetahui. 
Orang awam umumnya hanya mengetahui macam-macam ceritanya. Jalan  ceritanya, tetapi tidak atau belum mengerti isi ceritanya. Pelajaran apa yang ada dalam cerita itu belum dapat dimengerti.

2.Mengerti. 
Orang yang tertarik dan mempelajari spiritual umumnya dapat mengetahui dan mengerti pelajaran-pelajaran spiritual yang terkandung dalam cerita itu, mengerti maksudnya, tujuannya dan tahapan-tahapannya. Semuanya dapat dimengerti.

3. Memahami. 
Orang yang sudah menjalani laku spiritual, sebagian besar sudah memahami tujuan utama hidup ini dan bagaimana menjalaninya. Memahami masalah-masalahnya dan bagaimana menyikapi dan menghadapinya agar dapat berhasil mencapai tujuan utamanya yaitu membersihkan pikiran dan hati nuraninya serta menyucikan rohaninya.

4. Menjalani. 
Setelah seseorang memahami barulah baik untuk menjalani. Menjalani dalam arti melaksanakan semua yang telah dipahami dengan baik dan benar. Jangan mulai menjalani sebelum memahami, sebab sangat rawan dan beresiko untuk salah jalan. Banyak orang yang mempelajari ilmu Ilahi merasa sudah cukup sampai mengerti saja, mereka cukup puas dengan banyak dan luasnya pengertian yang telah mereka capai, dan merasa sudah cukup berhasil dalam laku spiritualnya. dia hanya berhasil dalam pengertian manusiawi dan duniawi, pengetahuannya cukup dengan banyak dan luasnya wawasan spiritual yang diketahui dan dimengerti, akan tetapi nilai ilmu ilahi yang dicapai secara spiritual belum ada. Hanya mengerti tetapi belum menghasilkan nilai spiritual apa-apa. Jadi jangan berhenti di tahap mengerti.

Lumayan banyak orang yang sudah memahami ilmu Ilahi, mereka tahu dan mengerti tujuan utama hidup dan bagaimana menjalaninya. Akan tetapi tidak banyak dari mereka dapat menjalaninya atau ada juga yang lupa untuk menjalaninya. Jadi mereka berhenti di tahap memahami, tidak dilanjutkan dengan menjalaninya. Memang menjalaninya tidak mudah, menjalaninya sangat berat dan membutuhkan waktu yang lama. Sebuah perjalanan panjang penuh godaan, gangguan, sandungan dan penderitaan. Tetapi semuanya itu perlu dijalani dan harus dijalani. Kalau tidak maka dia akan berhenti di tahap memahami, hanya memahami tapi tidak menjalani. Karena tidak menjalani berarti tidak berbuat, maka tidak menghasilkan apa-apa di dalam menjalani laku spiritual. Ilmu Ilahi baru menghasilkan nilai ke- Ilahian kalau dijalani, kalau hanya dipahami belum menghasilkan apa-apa. Jadi perlu menjalani apa yang telah dipahami baru dapat menghasilkan nilai Ilahi.

Ada beberapa orang yang mempunyai anggapan atau pikiran bahwa kalau nanti sudah dapat memahami semuanya baru mau mulai menjalani. Anggapan seperti ini tentu kurang tepat. kalau menunggu sampai dapat memahami semuanya, baru mau mulai menjalani, maka dia tidak pernah dapat memulai. Sebab ilmu Ilahi tidak ada batasnya. Menunggu sampai memahami semuanya, maka dia akan kehabisan waktu. Jadi hendaknya mulailah menjalani secara bertahap. Memahami satu jengkal, jalani satu jengkal. Memahami dua jengkal, jalani dua jengkal dan seterusnya. Maka hasilnya akan segera dirasakan, akan segera diperoleh.

Hasil yang diperoleh dari menjalani laku spiritual garis Ilahi ini, yang berupa kemampuan supranatural, saya sebut sebagai karunia Ilahi. Perlu diingat bahwa karunia Ilahi bukanlah tujuan utama dalam menjalani laku spiritual. Karunia Ilahi adalah bonus atau hadiah yang diperoleh dari laku spiritual. Yang namanya bonus bisa ada, bisa juga tidak ada.

Ada banyak macam karunia Ilahi diturunkan oleh Tuhan untuk manusia, seperti kemampuan meramal, kemampuan penyembuhan, kemampuan melihat alam gaib dan makhluk gaib, kemampuan untuk menaklukkan dan mengusir makhluk gaib, kemampuan untuk memasuki alam dewa dan dapat kontak dengan para dewa dan roh suci dan lain-lain.

Seseorang dapat memiliki satu atau lebih karunia ilahi. Yang perlu diingat adalah jangan melakukan diluar karunia Ilahi yang telah diterima. Sebab hal ini sangat rawan dan beresiko untuk oleh makhluk gaib non Ilahi.

Misalnya anda hanya memiliki karunia Ilahi untuk meramal, tapi anda memakai karunia Ilahi - yang berupa kemampuan supranatural ini juga untuk menolong penyembuhan. maka roh suci atau malaikat yang menyertai karunia ilahi yang anda miliki tidak dapat melaksanakan atau mengerjakan penyembuhan, karena memang tugasnya bukan untuk penyembuhan, melainkan untuk meramal. Kalau hal ini diketahui oleh makhluk gaib non Ilahi, maka dia akan menimbrung dan mengintervensi penyembuhan yang anda lakukan. Jadilah anda tercemar oleh non Ilahi.

Mengenai karunia Ilahi ini, sudah pernah saya tulis di buku ke-3 dengan judul "Menelusuri Jalan Spiritual" halaman 103.

Dalam mempelajari ilmu Ilahi dengan menjalani laku spiritual, orang harus percaya dan yakin dulu. Jangan menuntut logika dan fakta dulu baru mau percaya dan yakin. Sebab ilmu spiritual adalah ilmu metafisika, ilmu mistik yang tidak dapat dibuktikan dengan hukum dan rumus fisika. Logika dan fakta adalah ilmu fisika, yang berdasarkan kebenaran materi dan duniawi.

Maka di kitab Injil Yesus Kristus mengatakan, "Berbahagialah mereka yang tidak melihat namun percaya. Berbahagialah mereka yang mau mempelajari ilmu Ilahi dan menjalani laku spiritual walaupun belum menemukan logika dan faktanya".

Mereka yang menjalani laku spiritual akan menemukan logika dan realitasnya atau faktanya nanti setelah mereka mengerti dan memahami serta telah menjalaninya, bukan sebelumnya. Jangan terikat pada keduniawian untuk mendapatkan ke-Ilahian, kalau tidak anda tidak akan berhasil.

Penulis : Herman Utomo & Silvie Utomo
Sumber : spiritualuniversal.blogspot.com

No comments :

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.

close