-->

Thursday 24 November 2016

Membuka Kebenaran Spiritual (Bagian Kesepuluh)

BAB X. MANUSIA MENODONG TUHAN


A. Darma dan Ester, suami istri berusia menjelang 60 tahun, datang ke mmah untuk konsultasi mengenai masalah rumah tangga dan perjalanan hidupnya. Keluhan utamanya mengenai anak perempuannya yang dokter berpacaran dengan seorang pengusaha kecil. Darma dan Ester setuju atas pilihan putrinya ini, kurang seimbang menurut pandangan mereka.

Secara fisik, Darma dan Ester sudah berusaha untuk mencegah anaknya melanjutkan hubungan dengan pacarnya yang pengusaha kecil ini, tapi tidak berhasil. Maka Darma dan Ester mulai berusaha dengan jalur spiritual, yaitu mereka berdua memohon kepada Tuhan agar berkenan membatalkan niat menikah dengan sang pacar.

Oleh teman-teman Ester, kedua orang tua ini dianjurkan setiap minggu ikut ke gereja berdoa memohon kepada Yesus Kristus agar permohonan mereka supaya putrinya tidak jadi menikah dengan sang pacar dapat dikabulkan.

Dua tahun penuh mereka rajin ke gereja, setiap minggu dijemput oleh teman-temannya untuk bersama-sama ke gereja. Setelah dua tahun ternyata putrinya tidak dapat dilarang untuk menikah dengan pacarnya, yang tidak disetujui oleh Darma dan Ester. Anaknya tetap menikah dan dirayakan oleh pihak laki-laki tanpa dihadiri Darma dan Ester.

Darma dan Ester sangat kecewa dan sedih, mengapa Tuhan dan Yesus Kristus tidak mau mengabulkan permohonan mereka? Sedangkan mereka telah 2 tahun berdoa dan memohon. Mana cinta kasih Yesus Kristus? Mana itu Tuhan yang maha pengasih? Semuanya hanya bohong.

Semuanya ini diceritakan oleh Darma dan Ester kepada saya.

Saya jelaskan kepada Darma dan Ester, Kalau anda berdua selama 2 tahun penuh setiap minggu ke gereja dan berdoa dan memohon kepada Tuhan Dan Yesus Kristus agar, Putri anda tidak jadi menikah dengan pacar pilihannya, ini berarti anda masing-masing berdoa dan memohon sebanyak 104 kali. Dengan berbekal 104 kali Berdoa, bagaimana mungkin Tuhan harus mengabulkan doa dan permohonan anda? Dengan 104 kali berdoa bagaimana anda berani menodong tuhan untuk harus mengabulkan permintaan anda dan kehendak anda yang belum tentu benar ? Tuhan memang maha pengasih, tapi ingat Tuhan ingat Tuhan juga maha adil. Apakah anda adil dengan kehendak menurut selera anda kepada perempuan anda? Yang mau menikah dan akan menjalani hidup pernikahan ini bukan anda berdua, tapi anak anda. Biarlah mereka melakukan sesuai pilihan mereka, mereka mempunyai garis hidupnya masing-masing. Berikan restu dan berkah anda berdua kepada pasangan ini agar mereka dapat hidup bahagia. Kalau mereka bahagia, andapun akan ikut bahagia.

Kelihatannya Darma dan Ester masih belum dapat menerima dan mengikhlaskan pernikahan putrinya yang dokter ini. Manusia mau menodong Tuhan, betul-betul tindakan yang salah.

B. Yuli berusia 35 tahun, masih lajang, anak pertama dari 4 bersaudara yang semuanya perempuan. Dan semuanya sangat mengidolakan ayah mereka. Waktu ayahnya sakit, semua anaknya berusaha dan berjuang keras untuk mengobati sang ayah sampai sembuh. Terutama Yuli yang paling keras usahanya. Ketiga adik Yuli sudah berumah tangga, tinggal Yuli saja yang masih lajang dan berhasil mengejar karier sampai tingkat yang cukup tinggi. Jadi usaha dan perjuangan untuk mengobatkan sang ayah sebagian besar dilakukan oleh Yuli. Adiknya hanya memberikan dukungan.

Yuli dan adik-adiknya berjuang keras mengobati sakit ayahnya selama hampir satu tahun, sudah banyak ke dokter dan pengobatan alternatif ditempuh sampai dibawa ke beberapa negara, tapi kurang berhasil.

Suatu saat, kondisi penyakit ayah Yuli mulai kritis. Yuli setiap malam sepulang kerja selama seminggu terus menerus berdoa dan memohon kepada Yesus Kristus di gereja, memohon kesembuhan ayahnya, memohon ayahnya diselamatkan. Tetapi Tuhan berkehendak lain, ayah Yuli meninggal. Ini merupakan pukulan berat bagi anak-anaknya, terutama Yuli. Yuli sedih, kecewa dan menyesalkan Tuhan, mengapa doa dan permohonannya sama sekali tidak dikabulkan, mana maha pengasihnya? Yuli marah, berontak menyalahkan Tuhan yang katanya maha pengasih tapi tidak mau memberikan pengasih-Nya kepada ayahnya, kepada keluarganya. Semuanya diceritakan Yuli kepada saya.

Pertama Yuli menelpon saya untuk minta waktu konsultasi mengenai keadaan arwah ayahnya yang baru sekitar sebulan meninggal. Saya menolak permintaan Yuli, sebab saya memang tidak memberikan konsultasi mengenai arwah. Saya menerima Yuli sebab dia juga mempunyai keluhan sakit myom di rahimnya.

Seperti kepada Darma dan Ester, Yuli pun sama bahwa salah sekali kalau  "manusia"  menodong Tuhan dengan doa dan permohonan sesuai kehendak manusia, supaya apa yang diinginkan harus dikabulkan. Semua orang mempunyai jalan hidupnya masing-masing, tergantung yang bersangkutan bagaimana dia mau menjalani jalan hidupnya itu.

Beberapa kasus manusia menodong Tuhan telah saya temukan, hampir semuanya menyalahkan Tuhan. Mereka berpikir salah, mereka beranggapan kalau sudah berdoa dan memohon kepada Tuhan Yang Maha Kuasa pasti selamat, pasti berhasil. Dan kalau nantinya mengalami masalah atau musibah, lalu menyalahkan Tuhan, katanya, "Percuma setiap hari berdoa dan memohon perlindungan dan pertolongan, toh masih mengalami masalah dan musibah".

Suatu pemikiran yang sangat keliru. Seharusnya orang berpikir bahwa setiap hari sudah berdoa dan memohon perlindungan saja masih mengalami kejadian musibah dan masalah, bagaimana jadinya kalau tidak dilindungi, tentu lebih parah. Ini adalah pemikiran yang benar, bukan berpikir sebaliknya seperti tadi.

Penulis : Herman Utomo & Silvie Utomo
Sumber : spiritualuniversal.blogspot.com

No comments :

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.

close