-->

Friday 18 November 2016

Hidup Dalam Teropong Spiritual (Bagian Kedua)

BAB II. JATAH ANAK


Masalah anak banyak dikeluhkan orang. Yang belum punya anak mengeluh dan kepingin mendapatkan anak dan yang sudah punya anak hasil adopsi juga mengeluh masalah anak adopsinya yang selalu membuat ulah yang menyedihkan hati orang tuanya.

Banyak pasangan muda mengeluh dan resah sebab menikah sudah 3 sampai 10 tahun belum dikaruniai anak. Juga sering pasangan tua yang mengeluh dan menderita karena ulah anak adopsinya.

Banyaknya masalah anak ini mengusik saya untuk meneliti dan menelusuri secara spiritual, saya menggunakan "teropong spiritual" untuk mencari tahu, apakah ada unsur spiritualnya. Ternyata memang ada.

"Anak" seperti "Jodoh" ada jatahnya "dari atas". Ada orang yang dalam kehidupannya punya jatah anak, dan ada yang tidak punya jatah anak. Tetapi ada juga yang tidak punya anak karena cacat biologisnya, dan juga ada yang tidak punya anak karena kehendak orang lain, ditutup saluran reproduksinya secara gaib, dapat terjadi di pihak istri, juga bisa terjadi pada suami. Dan ada juga pasangan suami istri yang atas kemauan sendiri tidak mau punya anak. Walaupun tidak banyak, tapi ada juga yang tidak punya anak karena tulah atau kuwalat terhadap orang tuanya.

• Tidak punya jatah anak
Bagi suami istri yang tidak punya jatah anak, dan berusaha punya anak lewat bayi tabung atau lewat adopsi anak, maka anak ini akan bermasalah di kemudian hari. di hari tua orang tuanya. Orang tuanya akan menderita dan kecewa oleh ulah anak ini. Walau anaknya dididik dengan baik, penderitaan dan kekecewaan dapat muncul dari menantunya, suami atau istri dari anak tersebut.

Maka saya menganjurkan pasangan yang tidak punya jatah anak, jangan melakukan adopsi anak, atau membuat bayi tabung. Lakukanlah mengasuh anak atau mengambil anak asuh saja. Jangan diadopsi.

Jarang pasangan suami istri yang keduanya tidak punya jatah anak, umumnya hanya salah satu saja yang tidak punya jatah anak. Kalau pasangan hanya salah satu saja yang tidak punya jatah anak, maka pasangan seperti ini ada yang berhasil punya anak, walaupun jarang terjadi. Dan keberhasilan punya anak dari pasangan ini, anak ini akan membuat orang tuanya yang tidak punya jatah anak menderita atau kecewa

• Cacat biologis
Pasangan suami istri yang punya jatah anak, karena salah satunya cacat biologis sehingga tidak dapat punya anak. Pasangan seperti ini kalau mau mengadopsi anak tidak ada masalah, tidak apa-apa, sebab mereka memang punya jatah anak dari "atas".

Hanya masalahnya, bagaimana cara mengetahui apakah seseorang mempunyai jatah anak atau tidak? Memang orang awam tidak dapat mengetahui. Tapi kalau dia mau masuk Vihara atau Kelenteng Tri Dharma dan mau bertanya kepada Dewa atau roh suci yang ada di altar dengan memakai sarana pak-pwee. Maka dia dapat memperoleh jawabannya. Punya jatah anak atau tidak, tanyakan di altar Klenteng.

• Karena kekuatan gaib
Kekuatan gaib memang ada yang dapat dipakai untuk menyumbat saluran reproduksi pria maupun wanita. Umumnya kasus yang disebabkan kekuatan gaib ini adalah "kiriman", kiriman santet dari orang-orang yang sakit hati atau iri hati terhadap salah satu dari pasangan suami istri ini. Cara mengatasinya perlu mencari orang yang mempunyai kemampuan supranatural atau kekuatan spiritual untuk menyingkirkan gangguan non medis itu.

• Karena tulah / kuwalat terhadap orang tua
Bayi tidak mungkin dapat hidup dan tumbuh menjadi dewasa tanpa dirawat, diasuh dan dilindungi oleh orang tuanya, baik orang tua kandung atau orang tua angkat. Oleh karena itu hutang budi seorang anak terhadap orang tuanya, terutama terhadap ibunya besar. Hal ini sudah banyak diketahui orang, tapi juga banyak yang mengabaikan dan menyepelekan. Bahkan banyak anak yang perilaku terhadap orang tuanya sangat tidak baik.

Orang yang pernah memperlakuan orang tuanya dengan tidak baik ini dapat terkena tulah atau kuwalat, dosa besar terhadap orang tuanya. Salah satu akibatnya dapat berupa : tidak punya anak.


Beberapa kasus yang akan saya tuliskan dibawah ini semoga dapat memperjelas masalah jatah anak :

Kasus A : Adopsi anak perempuan
Suami istri ini mengadopsi anak perempuan dari salah satu familinya, sebagai satu-satunya anak. Mereka berdua begitu sayang terhadap anak adopsi ini, diberi perawatan yang sangat istimewa. Waktunya sekolah, dipilihkan sekolah terkenal agar mendapat pendidikan yang baik, disamping diasuh dan dididik budi pekerti dengan baik oleh kedua orang tuanya. Mereka anak dan orang tuanya hidup harmonis dan bahagia.

Sampai usia remaja putri, ayahnya meninggal. Kehidupan berlanjut dengan bahagia bersama ibunya. Kemudian atas pilihannya sendiri EIIy menikah dengan Eddy. Kehidupan keluarga ini, orang tua, anak dan menantunya tetap harmonis dan bahagia. Sampai sekitar 10 tahun kemudian, mulai muncul masalah-masalah yang dibuat oleh sang menantu Eddy, yang membuat sang ibu sedih dan menderita melihat kehidupan putrinya.

Agar kehidupan rumah tangga Elly dan Eddy dapat kembali harmonis dan bahagia sang ibu rela meninggalkan rumah anaknya dan tinggal sendiri di rumahnya yang lama. Dia tidak tahan melihat kehidupan rumah tangga anaknya yang sering ribut. Kehidupan sang ibu berlanjut penuh kesedihan hati sampai di akhir hayatnya. Suatu hari tua yang menyedihkan karena melihat putri Kesayangannya menderita akibat rumah tangganya yang kurang baik.

Kasus lain yang hampir sama dialami oleh Wati, Wati tidak punya jatah anak dan mengadopsi seorang anak perempuan. Diasuh dengan baik, disekolahkan dengan baik dan diberi pendidikan budi pekerti yang baik agar cinta dan hormat terhadap orang tuanya.

Setelah putrinya menikah, sebut saja sebagai Yanti dan menantunya sebagai Yanto, kehidupan keluarga ini baik-baik saja. Sampai suatu saat, setelah suami Wati meninggal. Kehidupan Wati mulai dirongrong oleh anak dan menantunya. Mereka menuntut warisan dan mau memisahkan diri dari Wati, meninggalkan Wati hidup sendiri. Hal ini betul-betul memukul hati Wati. Di  hari tuanya dia harus mengalami penderitaan, hidup sendiri ditinggalkan anak satu-satunya yang dia dambakan untuk dapat menemani dia di hari tuanya.

Sekali lagi saya menyarankan, kalau tidak ada jatah anak, lebih baik jangan mengadopsi anak. Lebih baik mengambil anak asuh saja.


Kasus B : mengadopsi sepasang anak
Budi datang ke rumah saya mau menanyakan anaknya, dia mengaku bahwa dia mempunyai dua anak adopsi, laki-laki dan perempuan. Anak laki-lakinya Ade dan yang perempuan Ida. Setelah Ade lulus SMA disekolahkan ke Amerika, agar mendapat pendidikan yang baik sebagai bekal hidupnya kelak. Belum genap 2 tahun di Amerika Ade memberitahu Budi bahwa dia tidak mau melanjutkan sekolahnya dan memilih bekerja sebagai supir dan tidak ingin kembali ke Indonesia. Suatu pukulan berat bagi Budi dan istrinya, sebab jerih payah usahanya untuk membekali anak adopsinya dengan pendidikan yang tinggi gagal total.

Ida anak adopsinya yang perempuan, masih duduk di SMA kelas 2 sudah menunjukkan tanda-tanda tidak baik. Sering bolos sekolah, sering tidak pulang. Katanya belajar di ruiuah teman dan segala macam alasan. Semuanya ini betul-betul membuat Budi dan istrinya prihatin, di usianya yang sudah menjelang tua ini, hidup Budi dan istrinya betul-betul resah dan sedih.

Setelah saya meneliti data pribadi Budi dan istrinya, saya tahu bahwa Budi tidak mempunyai jatah anak. Semua kekecewaan dan kesedihan yang disebabkan kedua anak adopsinya adalah akibat tidak punya jatah anak dan mengadopsi anak.

Kasus yang hampir sama juga saya temukan pada suami istri Ferry dan Fanny. Suami istri ini datang ke Rumah saya untuk konsultasi mengenai rumahnya. Kata 'Orang pintar", masalah rumah tangga yang tidak harmonis ini disebabkan Hong Sui rumahnya tidak baik.

Setelah melihat data pribadi Ferry dan Fanny dan memeriksa rumah mereka saya tahu, bahwa suami istri ini tidak punya jatah anak, dan jin penunggu rumahnya jahat. Jin ini mengganggu seluruh penghuni rumah. Setelah rumah mereka saya bersihkan dari gangguan jin, masalah keluarga antara orang tua dan anak terus berlanjut. Anak laki-lakinya yang baru SMP sudah mogok tidak mau sekolah. Anak perempuannya yang lebih muda senang mengunci diri dalam kamar dan acuh terhadap semua orang di rumah. Sikap kedua anak ini betul-betul membuat jiwa suami istri ini tertekan dan sedih.

Karena Ferry dan Fanny tidak menyinggung tentang kedua anaknya adalah anak adopsi, saya juga tidak memberi penjelasan mengenai sikap kedua anaknya. Kalau tidak punya anak akibat cacat biologis, tapi punya jatah anak, mengadopsi anak tidak ada masalah. Semua akan berjalan sewajarnya.

Kasus C : Karena kehendak orang lain 
Andi dan Sandra, suami istri muda ini datang berkonsultasi, mereka telah 5 tahun lebih menikah belum dikaruniai anak. Mereka sudah berusaha di banyak dokter, tapi selalu kurang berhasil. Setelah memeriksa data pribadi Andi dan Sandra, suami istri ini mempunyai jatah anak. Saya mencoba untuk mencari dan menelusuri penyebab mereka belum berhasil mempunyai anak. Ternyata di badan Andi ada gangguan non medis, gangguan gaib yang dikirim oleh orang lain agar Andi tidak dapat menghamili istrinya.

Saya tidak mau menjelaskan mengapa ada orang yang mengirim gangguan pada Andi, toh gangguan itu dikirim sudah lama sekali, sebelum Andi menikah dengan Sandra.

Setelah gangguan non medis di badan Andi saya bersihkan dan saya anjurkan agar Andi dan Sandra kembali konsultasi ke dokter untuk mempercepat kehamilan Sandra. Sekitar satu tahun kemudian Andi dan Sandra sudah berhasil mendapatkan anak laki-laki. Andi dan Sandra membawa anaknya yang baru beberapa bulan ke rumah saya.

Kasus yang mirip juga dapat menimpa pihak istri. Saluran indung telurnya ditutup secara gaib. Jadi sebaiknya lakukan pemeriksaan dan usaha secara pararel, secara medis dengan dokter dan juga secara non medis dengan orang yang mempunyai kemampuan untuk memeriksa secara non medis.

Kasus D : Karena tulah atau kuwalat
Hendra dan Linda, suami istri muda ini sudah hampir 8 tahun menikah belum juga diberi momongan. Mereka berdua sudah berusaha bertahun-tahun dari dokter yang satu ke dokter yang lain. Faktor ekonomi mereka memungkinkan pergi ke beberapa negara mencari pengobatan agar Linda dapat hamil, tetapi selalu belum membuahkan hasil.

Hendra dan Linda datang ke rumah saya untuk konsultasi mengenai bagaimana agar mereka dapat memperoleh anak. Setelah meneliti data pnbadi mereka berdua. Saya tahu mereka berdua mempunyai jatah anak. Hasil penelusuran saya penyebab Linda tidak dapat hamil adalah akibat tulah atau kuwalat terhadap orang tuanya. Dan hal ini terjadi lama sebelum Linda menikah dengan Hendra. Waktu Linda masih sekolah di luar negeri dan menerima kunjungan orang tuanya, Linda telah melakukan perbuatan dan sikap yang tidak patut dilakukan seorang anak terhadap orang tuanya, walaupun orang tuanya salah.

Saya menyarankan agar Linda mau meminta maaf kepada orang tuanya. Saya ajarkan bagaimana cara minta maaf yang perlu dilakukan oleh Linda.

Jangan gunakan kalimat-kalimat seperti ini :

  -  Mohon maaf jika saya salah
  -  Kalau saya salah, mohon dimaafkan
  -  Memohon maaf bilamana saya berbuat salah


Tapi katakan secara tegas "Saya memohon maaf dan pengampunan atas semua kesalahan dan dosa yang telah saya lakukan sejak saya masih anak-anak sampai hari ini."

Setelah tahap pertama memohon maaf dilakukan oleh Linda, tahap kedua saya harus membersihkan diri Linda dan gangguan makhluk gaib yang berasal dari tempat kerjanya dan memberikan pelindung diri. Tahap ketiga saya berikan kekuatan atau energi untuk menguatkan badan jasmani Linda. Sekitar satu tahun kemudian Linda berhasil hamil dan melahirkan satu-satunya anak untuk Hendra dan Linda.

Hati-hatilah menjaga sikap dan perbuatan terhadap orang tua, sebab kalau sampai melalaikan perbuatan yang tidak patut dilakukan oleh anak terhadap orang tuanya, maka dapat timbul tulah atau kuwalat terhadap orang tuanya.

Saya sudah menemukan beberapa kasus dimana anak mendapat tulah atau kuwalat terhadap orang tuanya yang membuat hidup si anak menjadi susah dan bermasalah.

Sebesar apapun kesalahan dan perbuatannya, jagalah supaya tidak melakukan hal-hal yang tidak boleh dilakukan seorang anak terhadap orang tuanya. Kalau perlu menjaga jarak saja.

Penulis : Herman Utomo & Silvie Utomo
Sumber : spiritualuniversal.blogspot.com

No comments :

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.

close