-->

Thursday 17 November 2016

Dialog Dengan Alam Dewa (Bagian Ketigabelas)

BAB XIII. MEMOHON MAAF DAN MEMAAFKAN


Karena sering banyak orang yang bermasalah datang ke rumah saya berada di pihak yang salah dan untuk dapat menolong mereka syaratnya harus memohon maaf terlebih dahulu kepada yang bersangkutan, maka kami berdua sering membicarakan dan ingin mengetahui lebih dalam mengenai memohon maaf ini.

Pada tanggal 1 Januari 2001 malam, waktu kami berdua meditasi dan berdoa kepada guru roh kami, inilah penjelasan dari 3 guru roh kami mengenai memohon maaf dan memaafkan.

Guru Roh Pertama, Dewi Kwan Im
Memaafkan adalah sifat utama yang harus dibina oleh manusia, dalam kehidupan ini memaafkan adalah penting sekali, boleh dikatakan termasuk 3 hal penting yang harus dijalankan oleh manusia, yaitu :

1. Memaafkan,

2. Menolong orang lain

3. Membina diri sendiri dengan sifat kebijaksanaan diri.

Sifat kebijaksanaan diri yang dibina terus menerus, memang akan menghasilkan sifat pemaaf yang sangat besar. Karena ke-3 hal ini sangat berhubungan erat sekali, tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lain. Kebijaksannaan akan menimbulkan cinta kasih yang besar, yang akan menimbulkan sifat menolong dan sifat pemaaf.

Sedangkan sifat pemaaf yang tulus adalah pekerjaan yang sulit sekali. Sifat sulit memaafkan dengan tulus adalah sifat umum yang banyak terdapat pada manusia. Yang banyak adalah memaafkan dari luarnya saja, secara sepintas saja, tetapi tidak dibatinnya, tidak ditingkah lakunya, tidak dinuraninya yang paling dalam. Dia belum 100% memaafkan. Itu adalah wajarnya sifat manusia.

Memaafkan itu bukan pekerjaan mudah, bukan hal-hal yang begitu nyata. Kalau dikatakan saya memaafkan, itu bukan berarti di dalam lubuk hatinya juga memaafkan, bukan lalu seperti itu. Memaafkan boleh dikatakan pekerjaan paling sulit dan amat sangat tersamar, tidak kelihatan oleh mata, oleh perbuatan dan oleh tindakan nyata.

Sifat tidak memaafkan itu begitu tersembunyi, tersamar jauh di dalam hati, sehingga memaafkan itu pekerjaan yang paling sulit, tetapi mempunyai makna yang sangat mendalam, mempunyai nilai yang sangat tinggi sekali, bahkan kalian berdua masih harus banyak membina sifat memaafkan itu lebih tinggi lagi, lebih tulus lagi.

Ini adalah topik pelajaran memaafkan yang kusampaikan kepada kalian berdua, merupakan suatu pekerjaan yang amat sulit tetapi mempunyai nilai yang sangat tinggi sekali, dan itulah yang terdapat pada ajaran-ajaran yang ada diberbagai agama. Tidak pernah dibahas secara mendalam, tidak pernah diajarkan secara luas di agama-agama yang ada. Yang ada hanya menolong orang, rendah hati, cinta kasih, sederhana, itulah yang banyak diajarkan.

Bahkan agama islam yang kalian sebut sebagai satu-satunya agama yang mempunyai budaya memohon maaf lahir bathin pada hari raya lebaran, bagi sebagian umatnya itu hanyalah dibibir saja, hanya ada dipermukaan sebatas bibir, tidak masuk ke rongga mulut, apalagi sampai ke dalam hati, hanya sebatas bibir atas dan bibir bawah saja. Karena kata maaf yang diucapkan hanya dibibir saja, itu tentu tidak sama dengan yang kalian maksudkan supaya memohon maaf.

Memohon maaf, begitu juga memaafkan tidak cukup hanya diucapkan dibibir saja. "Saya minta maaf atas semua kesalahan saya," tidak peduli dimaafkan atau tidak, asal sudah diucapkan. Tentu tidak seperti itu.

Aku memberitahukan kepada kalian bahwa memohon maaf bukanlah seperti itu, tetapi memohon maaf itu harus sadar bahwa dia memohon maaf karena dia bersalah, dia mengakui kesalahannya, menyadari kesalahannya, menyesali kesalahannya.

Hanya mengakui tanpa menyesali itu masih kurang, mengakui, menyadari dan menyesali kesalahan itulah yang harus diucapkan dan dilakukan orang yang mempunyai kesalahan.

Karena aku tahu untuk memaafkan 100% itu boleh dikatakan mustahil bagi kebanyakan manusia, yang ada hanyalah "saya sudah memaafkan," tetapi seberapa kadar memaafkan yang dapat dia maafkan, itulah yang penting, itulah yang dinilai Tuhan.

Oleh karena itulah kalian harus terus belajar membina diri, menempuh diri dengan sifat memaafkan yang mempunyai kadar yang lebih tinggi, setinggi-tingginya yang kalian belum capai. Cukup restuku untuk kalian.

Penulis : Herman Utomo & Silvie Utomo
Sumber : spiritualuniversal.blogspot.com

No comments :

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.

close