-->

Saturday 5 November 2016

Penyakit Non Medis Dan Penyembuhan Spiritual (Bagian Ketiga)

MENDETEKSI PENYAKIT NON MEDIS


1. Mendeteksi

Kalau seseorang sakit dan membutuhkan pertolongan dokter, maka dia dengan mudah dapat mencari dokter yang diperlukan. Seperti sakit gigi ke dokter gigi, sakit paru-paru ke dokter paru, sakit mata ke dokter mata, sakit jantung ke dokter jantung. dll. Semua dokter ini jelas keahliannya tercantum di papan namanya dan juga keahliannya didukung oleh sebuah ijazah, tidak demikian dengan seseorang yang sakit dan membutuhkan  pertolongan seorang konsultan penyakit non medis.
Yang umumnya adalah seorang paranormal atau spiritualis maupun suhu dan shin she. Mereka yang mempunyai kemampuan tinggi biasanya sering tidak mempromosikan diri dan pasang papan nama. Yang baru bisa dan baru belajar sebentar sudah mengaku dapat menyembuhkan segala macam penyakit, dan pasang iklan secara promosi besar-besaran. Jadi lebih sulit mencari pertolongan untuk penyakit non medis dibanding penyakit medis yang membutuhkan jasa karena penyakit non medis itu ada dan "nyata", maka si sakit perlu diperiksa secara paralel, diperiksa secara medis dan diperiksa secara non medis Memeriksakan penyakit non medis ke "dukun" masih menjadi cemoohan masyarakat di jaman modern ini. Oleh karena itu masih banyak dijauhi oleh mereka yang "modern." Pemeriksaan non medis, kalau tidak sulit dan yang aneh-aneh, tidak ada ruginya untuk dilakukan, jangan langsung dilanjutkan dengan terapi pengobatannya, sebab anda belum tentu ketemu dengan orang atau "dukun" yang tepat. Tapi setidak-tidaknya anda sudah memiliki informasi hasil deteksi mereka, apakah penyakit anda itu ada unsur non medisnya atau tidak. Kalau perlu pergi ke beberapa suhu atau spiritualis untuk mencocokkan hasil pemeriksaannya, karena biayanya tidak semahal pemeriksaan medis. Kemudian bawa semua hasil pemeriksaan ini ke altar vihara, tanyakan kebenarannya kepada sang dewa di altar utama dengan sarana "pak-pwee".


2. Peranan Vihara dan Para Dewa
Kalau anda umat Tri Dharma dan ibadah di Vihara, maka anda dapat langsung tanya ke sang dewa di altar utama mengenai sakit anda, apakah ada unsur non medisnya atau tidak. Kalau ada unsur non medisnya, tanyakan sekalian cara mengatasinya, kalau perlu tanyakan juga kemana anda harus minta pertolongan, ke si A, si B atau si C yang anda tahu. Mendeteksi ada-tidaknya unsur non medis dari suatu penyakit yang sedang diderita seseorang sebaiknya dilakukan sedini mungkin karena caranya sangat mudah dan murah. Yaitu tanya kepada para dewa dan roh suci yang ada di altar sebuah vihara / klenteng. Dalam bertanya di altar sebuah vihara, anda perlu tahu dan mengerti sarana dan prosedurnya, juga kata-kata yang digunakan dalam bertanya harus benar. Seperti penggunaan kata-kata "boleh apa tidak", "baik apa tidak", "perlu apa tidak", kesemuanya mempunyai arti dan makna yang berbeda, Yang boleh belum tentu baik, boleh karena tidak membahayakan tapi belum tentu baik dan nyaman. Yang baik belum tentu perlu, sebab yang baik itu belum tentu diperlukan, bisa pemborosan dan mubajir. "Perlu apa tidak", pertanyaan ini mempunyai sifat hampir final. Kalau jawaban dari Pertanyaan ini "perlu", maka anda hendaknya berusaha untuk melakukannya. sebab kalau tidak, akan ada "kerugian" yang didapatkan. Sarana yang perlu dibawa dalam sembahyang di vihara

Untuk memohon pertolongan kepada para dewa adalah dengan membawa :

• 7 batang bunga sedap malam
• 7 biji kue mangkok warna merah
• 3 macam buah masing-masing 7 buah
• Menyalakan sepasang lilin
• Menyalakan "hio" dupa cendana

Bawalah ke 5 macam persembahan ini,

karena para dewa dan roh suci tidak mau "berhutang" pada manusia, jadi kalau anda memberikan persembahan maka anda akan diberi berkah, terutama berkah yang sedang anda butuhkan, yaitu petunjuk dan nasehat yang sedang anda butuhkan untuk mengatasi penyakit yang ada. Sarana bertanya untuk memohon petunjuk dan nasehat adalah "pak-pwee" saja, bukan minta "ciam-sie" yang berbentuk syair, syair dalam ciam-sie masih perlu ditafsirkan artinya, jadi jangan meminta ciam-sie, sebab dapat terjadi salah mengartikan.


3. Prosedur Pak-Pwee
Masih banyak orang yang meremehkan cara bertanya kepada para dewa di vihara memakai pak-pwee. Cara itu dianggap untung-untungan seperti judi koprok saja. Beberapa orang bertanya pada saya, sampai seberapa akurat kebenaran jawaban yang dapat diperoleh dari cara pak-pwee tersebut. Itu semua tergantung dari sikap dan motivasi si penanya sendiri. Kalau bertanyanya hanya untuk coba-coba atau iseng saja, maka jawaban yang diperoleh ya sekedar jawaban saja, karena hanya untuk iseng dan coba-coba. Akan tetapi kalau motivasinya dan sikapnya serius, tulus dan percaya, hati nuraninya bersih. Pertanyaannya tersusun dengan baik dan jelas, maka jawaban yang akan anda terima dapat mencapai 90% atau lebih adalah benar atau cocok.

Prosedur bertanya setelah sembahyang menghaturkan persembahan yang anda bawa, anda menghadap sang dewa di altar utama memberitahukan maksud kedatangan anda adalah untuk memohon pemeriksaan, petunjuk dan nasehat mengenai penyakit anda atau penyakit yang diderita keluarga anda. Tanyakan apakah anda diijinkan menanyakan masalah penyakit anda. Kalau belum sio-pwee, anda boleh mengulang sampai 3 kali. Kalau sudah sio-pwee lanjutkan dengan pertanyaan selanjutnya.

Tanyakan apakah penyakit anda ada unsur non medisnya ?
o Kalau tidak, lanjutkan dengan pertanyaan : Apakah penyakit anda adalah penyakit medis saja.
o Kalau ya, lanjutkan dengan pertanyaan : Apakah anda diijinkan untuk meminta pertolongan penyembuhan kepada sang dewa. Kalau ya, mintalah pengobatan dan penyembuhan dari sang dewa. Kalau tidak, tanyakan apakah anda perlu minta tolong pada seseorang. Kalau ya, sebutkan apakah perlu ke si A, si B atau si C yang anda tahu atau kenal untuk berobat.


4. Peranan Dokter dan Pengobatan Medis 
Umumnya deteksi suatu penyakit pertama-tama dilakukan oleh dokter dengan dibantu hasil pemeriksaan klinik dan alat-alat bantu lainnya. Kalau hasil pemeriksaan dan diagnosa dokter ini belum mantap atau masih berubah-ubah mungkin anda butuh periksa ke dokter ke-2. Jadi dokter sangat berperan untuk melakukan pemeriksaan awal, mencari dan menentukan keluhan penyakit anda. Kalau penyakit itu penyakit medis dan anda ditangani oleh dokter yang tepat, maka penyakit anda segera sembuh. Kalau penyakit itu penyakit non medis. dan anda ditangani oleh konsultan penyakit non medis yang tepat, maka gangguan non medis pada badan anda segera dapat dibersihkan. Akan tetapi kalau gangguan non medis itu sudah berlangsung lama dan telah menyebabkan organ tubuh anda ada terganggu atau rusak, maka untuk memulihkan dan menyembuhkan organ-organ tubuh yang sakit ini, perlu peranan dan pertolongan dokter. Jadi penyakit medis, pengobatan difokuskan / diutamakan melalui penyembuhan dokter / medis, sedangkan penyembuhan spiritual hanya sebagai penunjang untuk mempercepat pemulihan dan perlindungan terhadap kemungkinan gangguan non medis. Sedangkan pada penyakit non medis,
pengobatan difokuskan / diutamakan melalui penyembuhan spiritual dan pengobatan dokter / medis sebagai penunjang untuk menyembuhkan dan memulihkan organ tubuh yang telah rusak atau sakit akibat gangguan non - medis.


5. Duri Dalam Daging 
Penyakit non medis akibat gangguan gaib dapat diumpamakan penyakit infeksi akibat tertusuk duri. Infeksi ini tidak dapat sembuh total selama duri dalam daging itu tidak dicabut dulu. Duri adalah gangguan non medisnya dan infeksi adalah penyakit medisnya.
Tanpa mencabut duri tersebut maka infeksinya akan membaik sebentar karena obat antibiotik, kemudian kambuh lagi. Oleh karena itu langkah yang benar adalah mencabut durinya dulu baru mengobati infeksinya.suatu penyakit non medis yang sudah perlu untuk membersihkan gangguan non medisnya / gangguan gaibnya dulu, baru kemudian dilakukan penyembuhan oleh dokter. Jangan sebaliknya. Apalagi kalau sampai harus ada tindakan operasi dan kemoterapi, sebab kedua tindakan ini sangat melemahkan daya tahan tubuh, pengobatan nya bisa berlarut-larut, membutuhkan banyak biaya, tenaga, pikiran dan waktu. Oleh karena itu, sekali lagi saya beritahukan bahwa kalau tidak sulit dan yang aneh-aneh, tidak ada salahnya dilakukan pemeriksaan paralel. Pemeriksaan secara medis oleh dokter dan pemeriksaan non medis dengan tanya kepada sang dewa di altar sebuah vihara.

Penulis : Herman Utomo & Silvie Utomo
Sumber : spiritualuniversal.blogspot.com

No comments :

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.

close