-->

Monday 7 November 2016

Menelusuri Jalan Spiritual (Bagian Kedua)

TINJAUAN BEBERAPA TOPIK DUNIA SPIRITUAL 


l. Ilmu Ilahi dan Ilmu Non Ilahi

Telah banyak dibicarakan orang soal ilmu spiritual atau juga disebut ilmu supranatural. Sebagian besar dari mereka menyatakan bahwa ilmu ibarat pisau, perlu diasah terus supaya tajam, dan ilmu tidak ada yang "hitam" maupun yang "putih".


Ibarat pisau mau dipakai untuk kejahatan atau digunakan untuk kebaikan, itu tergantung si pemakai pisau bukan pisaunya.

Sepintas penjelasan seperti ini adalah benar sekali, kami dulu juga setuju dengan pemahaman ini, sesuai dengan tingkat kesadaran spiritual kami saat itu.

Akan tetapi setelah kami makin maju laku spiritual kami, makin luas pemahaman yang kami peroleh, maka penjelasan seperti di atas masih kurang lengkap. Sebab pisaunya sendiri belum diperiksa dan diteliti.

Yang dapat mencelakakan orang bukan hanya karena si pemakai pisau itu saja, tetapi pisaunya pun dapat mencelakakan orang walaupun digunakan untuk tujuan kebaikan.

Jadi pisaunya perlu diperiksa, dibuat dari bahan apa dan dalam proses pembuatannya apakah terkontaminasi oleh unsur yang membahayakan manusia atau tidak. Misalnya, apakah bahan logam pisau itu mengandung radiasi, atau mengandung arsenikum, atau mengandung unsur lain yang dapat meracuni manusia. Kalau mengandung radiasi, maka pemilik dan orang yang ditolong dengan pisau itu akan sama- sama menjadi korban.

Jadi kurang lengkap kalau melihat ilmu supranatural hanya dari manusianya saja, tapi juga perlu meneliti asal dari ilmu itu, siapa yang memberikan dan cara untuk memperoleh ilmu itu.

Kalau ilmu itu bukan berasal dari Tuhan, tentu hal ini akan menimbulkan masalah. Kalau ilmu itu berasal dari Tuhan, tetapi cara memperolehnya bukan seperti yang dikehendaki oleh Tuhan, misalnya diperoleh dengan pertolongan dan bantuan jin, inipun akan mendatangkan masalah. Apalagi kalau ilmu itu bukan berasal dari Tuhan dan didapat dengan bantuan jin jahat, hal ini akan membawa malapetaka di kemudian hari.

Ilmu non-ilahi adalah ilmu yang memakai bantuan mahluk halus, seperti ilmu karunagan, ilmu untuk kewibawaan, derajat pangkat dan keagungan, kekebalan, pesugihan dan kemasyuran dan lain-lain. Yang sifatnya sangat duniawi.

Perlu selalu waspada, hati-hati dan teliti dalam mencari ilmu supranatural, sebab garis pemisah antara ilmu Ilahi dan ilmu non-ilahi sangat tipis sekali. Ilmu Ilahi atau karunia Ilahi tidak dapat bersemayam di dalam diri orang yang hati nuraninya tidak bersih.


2. Energi dan Alam Gaib

Yang saya lihat, sudah sejak tahun 1990-an banyak orang berusaha untuk mengilmiahkan hal-hal gaib, yaitu menjelaskan fenomena metafisika dengan hukum fisika. Salah satunya adalah menggunakan kata energi, misahnya dikatakan bahwa semua yang ada di alam semesta ini dibentuk oleh energi, semua benda/materi adalah energi, begitu juga yang tidak berbentuk "materi" seperti medan magnet dan medan listrik, juga cahaya, semuanya adalah energi. Semuanya memang tidak salah, semuanya ini memang benar, pemikirannya adalah rumus Einstein yang terkenal energi inti K=MC2 dimana M adalah masa/berat atom. Atom membentuk molekul dan molekul membentuk materi.

Pertanyaannya adalah apakah cocok dan mampu hukum fisika menjelaskan fenomena metafisika atau hal-hal yang gaib? Misalnya rumah angker dikatakan ada energi negatif di rumah itu, ada energi yang kuat pada pohon beringin besar itu atau batu akik itu mempunyai energi positif, sakit si A disebabkan energi negatif yang masuk ditubuhnya dan lain-lain.

Sudah banyak saya baca dan saya dengar penggunaan kata energi, medan magnet bumi, medan listrik dan energi kosmik untuk menanggulangi masalah-masalah metafisika atau hal-hal yang gaib. Dari pengamatan dan pengalaman saya, penggunaan kata-kata energi, medan magnet dan medan listrik masih kurang cocok untuk menjelaskan fenomena metafisika, sebab memang metafisika berada diluar jangkauan hukum fisika.

Saya anggap kurang cocok sebab belum dijelaskan energi itu berbentuk apa, berasal dari mana, seberapa besar kekuatannya, mengapa berada disitu dan mengapa hanya si A yang bermasalah sedang yang lain tidak, padahal sama-sama serumah atau ditempat yang sama?

Mengilmiahkan gaib dengan mempergunakan hukum energi menurut saya adalah sebuah kemunduran dalam pemahaman metafisika dan kemampuan supranatural.

Saya umpamakan kemampuan supranatural sebagai alat metal detektor. Pada awal penemuannya, di jaman sebelum Perang Dunia II, kemampuan alat ini hanya dapat mendeteksi keberadaan logam di dalam tanah, sehingga pemakainya mengatakan di dalam tanah ini ada logam, tidak dapat menjelaskan jenis logam apa. Setelah Perang Dunia II, kemajuan teknologi alat ini sudah dapat mendeteksi jenis logam yang berada di dalam tanah. Sehingga pemakai alat ini tidak lagi mengatakan di dalam tanah ada logam, tetapi lebih spesifik lagi, yaitu di dalam tanah ada besi atau tembaga. Sekarang dengan kemajuan di bidang komputer dan scanner, alat deteksi logam sudah dapat mendeteksi jenis logam dan bentuk logam itu Sehingga operator alat ini tidak lagi mengatakan di dalam tanah ada besi atau tembaga, tetapi lebih jelas lagi dan lebih spesifik lagi, yaitu di dalam tanah ada roda besi atau patung tembaga.

Jadi operator metal detektor jaman sekarang yang hanya mengatakan di dalam tanah ada logam, tanpa menjelaskan spesifik lain dari logam tersebut adalah sebuah kemunduran berpikir. Apa hubungannya dengan alam gaib?

Fenomena gaib di alam gaib tidak dapat dijelaskan dan diilmiahkan hanya dengan kata energi. Perlu spesifikasi yang lebih jelas, energi itu berbentuk apa, berasal dari mana, jenisnya apa, dan lain-lain.

Energi negatif di sebuah rumah angker misalnya, energi itu dapat berbentuk mahluk halus, dia tinggal di tempat itu karena memang rumahnya disitu sejak sebelum bangunan rumah itu dibuat, jenisnya bisa bangsa jin, atau siluman atau mahluk gaib yang lain. Apakah sifatnya baik atau jahat dan lain-lain. Semuanya ini perlu diketahui dan dijelaskan.

Energi kosmik atau energi semesta, kata ini banyak dipakai oleh aliran olah-batin dan olah-pemafasan untuk memperoleh daya supranatural, yang kemudian dipergunakan untuk penyembuhan dan kekuatan jasmani. Untuk memahami energi kosmik itu apa dan dimana?

Bagaimana caranya mengakses atau memperoleh energi ini Semuanya ini rawan nyasar atau melenceng. Sebab energi kosmik ada di dimensi gaib, tidak dapat dilihat dan diraba oleh panca indra. Dapat dirasakan akan tetapi sangat samar dan mudah salah. Misalnya dirasakan dan diyakini.,sebagai energi kosmik, tidak tahunya energi yang dirasakan itu berasal dari mahluk gaib yang meng intervensi atau memalsukan.

Daya supranatural seperti Prana, Chi-Kung, Tenaga dalam, Relki dan lain-lain, pada dasarnya adalah sama yaitu mengambil energi alam semesta kemudian penyembuhan maupun hal-hal yang berhubungan dengan daya supranatural.

Dari pengamatan dan pengalaman spiritual saya, energi alam semesta adalah energi Ilahi yang berasal dari Tuhan, yang tersebar di alam semesta. Siapapun boleh mengambil dan memanfaatkan energi ini dengan syarat-syarat tertentu. Bentuk energi ini berupa cahaya warna-warni seperti pelangi, masing-masing warna mempunyai fungsi dan kegunaan yang berbeda.

Dalam pengamatan saya, ada 3 cara untuk dapat mengakses/mengambil energi ini :

l. Menjalani laku spiritual, membersihkan pikiran dan hati nurani, mensucikan rohani dan dibimbing oleh para roh suci mengambil energi alam semesta ini untuk selanjutnya dipergunakan menolong manusia dan mahluk hidup dari penderitaan.

2. Melakukan olah-batin dan laku tirakatan yang ketat, mensucikan rohani, Setelah memiliki kekuatan batin yang cukup, dapat mengakses energi kosmik ini untuk dipergunakan sesuai keinginan pribadinya.

3. Melakukan ritual dan memohon pertolongan dan bantuan dari mahluk gaib yang mempunyai kesaktian tinggi umumnya jin dengan kesaktian tinggi, mengambil energi alam ini untuk tujuan kemanusian dan keduniawian dibawah kontrol jin yang menolong dan membantu manusia itu.

Kalau anda tertarik dan berminat memanfaatkan energi kosmik lni sebaiknya, anda Perlu berhati-hati dan teliti, pakai akal pikiran dan kecerdasan anda untuk melihat, menyikapi dan mengevaluasi cara mana yang sedang anda jalankan atau jalur mana yang sedang anda tempuh pada prakteknya

Ketiga cara ini hanya dipisahkan oleh garis yang tipis sekali, dengan hasil dan akibat yang sangat berbeda.


3. Channeling

Yang saya maksudkan dengan channeling adalah saluran komunikasi dengan alam gaib atau komunikasi dengan mahluk gaib. Channeling dapat berupa bisikan suara di telinga, bisikan rasa dihati, dapat berupa penglihatan dengan mata terbuka atau tertutup yang biasanya dalam bentuk pantomim atau tidak bersuara. Dapat juga berupa mimpi dan gerakan tangan menulis atau mengetik secara otomatis, juga dapat melalui media seperti permukaan air, bola kristal, dan lain-lain.

Yang banyak saya temukan adalah channeling berbentuk kata-kata yang biasa dikenal dalam bahasa Jawa sebagai :

l. Kalenggahan atau kesurupan atau kerasukan. Pada kasus ini medium/orang yang kalenggahan tidak sadarkan diri, dia dapat berbicara dengan bahasa apa saja yang dia sendiri tidak mengerti.

2. Kerawuhan yang berarti kedatangan atau kehadiran mahluk halus yang hanya memakai lidah atau tali suara medium untuk mengucapkan kata-kata. Pada kasus ini medium/orang yang kerawuhan tetap sadar, dia tahu apa yang diucapkan dan dia tidak dapat mengucapkan kata-kata atau bahasa yang dia sendiri tidak mengerti.

Disini saya tidak akan membahas cara dan metode channeling, saya hanya akan menyinggung sedikit dari permasalahan yang menyertai hasil channeling ini.


Kalau hasil channeling mengenai alam gaib ini diceritakan atau ditulis, maka akan timbul reaksi pada para pendengarnya atau para pembacanya berupa pertanyaan pertanyaan seperti ini :

l. Apa iya? Apa dia sudah pernah kesana/ke alam gaib, kemudian balik lagi untuk cerita? Pertanyaan seperti ini wajar untuk orang awam.

2. Apa iya? Bahwa yang datang memberi wejangan itu dewa atau roh suci, apa bukannya jadi-jadian atau dewa palsu?

3. Apa iya isi wejangan atau petunjuknya benar? Bagaimana kalau hanya ngibul saja. Dan lain-lain.

Timbulnya pertanyaan seperti ini adalah wajar sekali, tetapi pertanyaan 2 dan 3 justru mengusik banyak pelaku spiritual dan paranormal untuk bertanya seperti itu.

Memang banyak hasil channeling yang palsu sumber informasinya dan juga kebenaran informasinya yang tidak tepat dan tidak benar.

Lalu timbul pertanyaan lain, bagaimana cara mengetahui kebenarannya? Kepada siapa kita harus bertanya? Ini semua memang merupakan permasalahan tersendiri, yang akan saya bahas dalam bab yang akan datang.

Dalam menerima dan menyikapi channeling lewat medium atau lewat diri sendiri. Anda perlu tahu siapa dibelakang medium itu dan siapa yang memberi bisikan atau penglihatan/visualisasi pada anda? Perlu sekali waspada, hati- hati dan teliti.


4. Vegetarian

Beberapa aliran spiritual memposisikan vegetarian sebagai syarat utama untuk menjalani laku spiritual, mungkin banyak yang menganggap vegetarian dapat mensucikan hati seseorang atau menjadikan orang suci. Karena dia tidak makan makanan yang berasal dari mahluk hidup. Ini semua adalah anggapan yang agak extrim, agak kelewatan. Kalau vegetarian dapat menjadikan mahluk hidup menjadi suci, maka manusia kalah suci dibandingkan sapi dan kambing.

Sang Hyang Budha Gautama dan Yesus Kristus adalah manusia suci yang bukan vegetarian. Vegetarian bukan syarat untuk dapat menjadi manusia suci.

Lalu apa tujuan vegetarian? Tujuan vegetarian adalah untuk melatih manusia mengatasi godaan panca indra, mengatasi godaan nafsu terhadap yang "enak-enak" lewat indra manusia. Nafsu yang "enak-enak" yang setiap hari dihadapi oleh manusia adalah makan, makan yang enak. Diharapkan kalau seseorang sudah dapat mengendalikan nafsunya terhadap makan yang "enak-enak", maka dia akan dapat mengendalikan nafsu tidak baiknya yang lain. Ini adalah tujuan utama vegetarian.

Dari sudut pandang spiritual, kalau seseorang sudah dapat mengendalikan secara penuh terhadap nafsu duniawinya, maka dia menjadi vegetarian atau tidak, tidak ada bedanya.

Dari sudut pandang kesehatan, vegetarian memang mempunyai beberapa keuntungan. Daging di dalam usus lebih cepat membusuk dibandingkan dengan sayuran dan buah.

Untuk orang yang buang air besarnya tidak teratur atau tidak tiap hari buang air besar, hal ini kurang baik untuk kesehatan, sebab ada zat-zat tidak baik hasil pembusukan daging terserap kembali ke badan. Daging juga memiliki unsur pemicu emosi pada manusia, sedangkan pelaku spiritual harus dapat meredam dan mengontrol emosinya serendah mungkin. Jadi vegetarian memang mempunyai nilai positif untuk laku spiritual dan kesehatan. Hanya perlu diingat bahwa vegetarian bukan hal mutlak dalam laku spiritual agar manusia dapat menjadi orang suci, atau mempunyai hati nurani yang bersih.


5. Meditasi

Beberapa orang menanyakan mengenai metode meditasi yang saya gunakan dalam menempuh laku spiritual saya.

Dalam menjalani laku spiritual, saya melakukan meditasi secara sederhana saja. Duduk atau berdiri, hening aktifitas pikiran dari keduniawian dan konsentrasi pada satu titik Ilahi. Tanpa melakukan olah pernafasan tertentu, secara teratur dan santai saja.

Memang banyak metode meditasi, dari yang sederhana sampai yang rumit sekali. Dan juga untuk berbagai keperluan yang berbeda-beda, guru roh saya tidak membimbing ke arah itu.

Apa sebenarnya meditasi itu? Dan apa tujuan utamanya? Dari pelajaran dan bimbingan yang saya terima dari Guru Roh saya, dapat saya jelaskan sebagai berikut :

Pada badan manusia ada 3 unsur, yaitu : jasmani, jiwa dan roh. Jiwa berhubungan dengan pikiran dan jasmani, kalau jasmaninya mati, maka pikiran dan jiwanya hilang dan mati. Roh sifatnya abadi, jadi walaupun jasmani dan jiwanya sudah tidak ada, rohnya tetap ada dan terus menempuh perjalanan rohnya.

Pada orang awam, jiwa dan roh ini mempunyai kesadaran yang bergantian, artinya kalau jiwanya bangun, rohnya tidur dan sebaliknya kalau jiwanya tidur, rohnya bangun.

Laku spiritual berhubungan dengan alam gaib dan dunia roh. Oleh karena itu, orang menjalani laku spiritual, dia harus mampu memasuki dunia roh, dan dunia roh ini hanya dapat dicapai melalui roh yang bersangkutan.

Karena itu, pelaku spiritual harus mampu membuat rohnya bangun disaat jiwanya juga bangun. Bagaimana hal ini dapat dicapai? Sifat jiwa dan pikiran adalah duniawi dan manusiawi, sifat roh adalah rohani dan spiritual. Maka untuk dapat mencapai kondisi jiwa bangun dan roh juga bangun, seseorang harus dapat melepaskan semua aktifitas pikirannya terhadap keduniawian, seolah-olah tidur, agar rohnya menjadi bangun. Kondisi seperti ini dapat dicapai dengan disebut sebagai meditasi.

Seberapa tinggi tingkat kesadaran atau tingkatnya roh disaat jiwanya juga bangun, dan seberapa tinggi tingkat kesadaran jiwa disaat rohnya bangun, inilah menentukan tingkat meditasi yang dicapai seseorang.

Karena pengalaman dan kemampuan roh jauh di atas kemampuan jiwa dan pikiran, maka tingkat kesadaran roh dan tingkat meditasi seseorang menentukan seberapa jauh roh dapat menolong, membantu dan memberikan bimbingan kepada jiwa dan jasmaninya.

Pertolongan, bantuan dan bimbingan roh kepada jiwa dan jasmani ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Seperti untuk kesehatan, kekuatan pikir dan kekuatan fisik, kekuatan untuk menghadapi dan memasuki alam gaib, dan lain- lain.

Yang perlu diketahui adalah roh seseorang mempunyai kemampuan yang berbeda-beda dan tingkat roh yang berbeda- beda, juga sifat roh yang selalu ingin menolong, membantu dan memenuhi keinginan jiwa dan jasmaninya. Sifat ini ada positifnya dan juga ada negatifnya. Maka perlu hati-hati dan teliti untuk menyikapi, terutama yang berhubungan dengan dimensi gaib.


6. Mantera dan Doa

Beberapa kali ada teman sesama pelaku spiritual menyaksikan saya sedang membersihkan gangguan non medis yang ada di dalam badan tamu saya. Setelah tamu saya pulang, ada yang menanyakan pada saya, amalan atau mantra apa yang saya gunakan untuk menarik dan membersihkan gangguan tadi. Mungkin dia melihat saya berkonsentrasi sebentar dan melihat bibir saya yang bergerak-gerak perlahan. Saya katakan bahwa saya tidak punya mantra atau amalan apa-apa. Tadi saya hanya konsentrasi memohon ijin dan bimbingan kepada guru roh saya untuk memakai himpunan kekuatan yang ada di dalam wadah spiritual di diri saya untuk menarik dan membersihkan semua gangguan non-medis yang ada di dalam badan tamu tadi.

Memang setiap aliran spiritual masing-masing mempunyai mantranya sendiri-sendiri yang spesifik, ada mantra untuk umum dan ada mantra interen untuk kalangan sendiri yang dirahasiakan. Sampai-sampai ada mantra yang begitu dirahasiakan dan suami-istri pun tidak boleh saling tahu, kalau salah satunya belum diinisiasi.

Di sini tidak akan dibahas apa isi dan kegunaan mantra, saya hanya ingin mengamati akibat atau hasil yang diperoleh dari pembacaan mantra.

Banyak mantra Budhis dicetak dan disebarkan lewat Vihara dan Klenteng Tri Dharma. Diikuti dengan penjelasan panjang mengenai keampuhan mantra itu dan promosi lainnya.

Saya tertarik satu mantra terkenal dari banyak mantra yang ada, yaitu mantra Dewi Kwan Im yang disebut Ta Pei Cou atau Maha Karuna Dharani. Mantra ini memang mempunyai kekuatan spiritual yang tinggi, oleh karena itu tidak setiap orang cocok membaca mantra ini.

Pembaca mantra ini perlu punya fondasi spiritual, mempunyai wadah spiritual untuk menampung kekuatan mantra dan mempunyai pemahaman spiritual yang memadai untuk dapat mengontrol dan memanfaatkannya.

Salah satu kasus yang saya temukan seorang ibu rumah tangga setengah tua telah membaca mantra ini setiap hari selama 10 tahun lebih, kalau satu hari saja dia tidak membaca mantra, terasa ada yang kurang dalam hidupnya hari itu. Hasil pembacaan mantra ini, kekuatan mantra telah membuka indra ke-6 nya. Dia mulai sering melihat hal-hal gaib dan mendengar suara-suara aneh, semuanya ini di luar kontrol dia, sehingga dia sekarang diliputi kegelisahan dan susah tidur.

Hasil pengamatan batin saya, ibu ini belum mempunyai fondasi dan wadah spiritual, juga belum mempunyai pemahaman spiritual yang cukup. Dia membaca mantra hanya karena tertarik promosi yang ditulis dalam buku mantra tersebut.

Saya jelaskan padanya bahwa semua yang dia alami adalah akibat pembacaan mantra yang kurang tepat, mantra Maha Karuna Dharani bukan sembarang mantra dan tidak sembarang orang boleh membaca mantra ini. Dia ragu-ragu atas penjelasan saya, maka saya katakan kalau anda ragu, tanyakan sendiri kepada Dewi Kwan Im di Vihara Banten, sebab mantra ini adalah mantera Dewi Kwan Im. Tanyakan apakah anda masih baik untuk meneruskan pembacaan niantra ini.

Sekitar seminggu kemudian, waktu dia datang lagi ke rumah saya, dia bilang bahwa dia telah tanya ke Vihara Banten dan Dewi Kwan Im melarang dia meneruskan pembacaan mantra.

Kasus lain yang saya temukan adalah Andi, berumur sekitar 50 tahun, dia sudah lebih dari 20 tahun setiap hari membaca mantra Maha Karuna Dharani (Ta Pei Cou), tapi tidak merasakan apa-apa, tidak ada yang aneh-aneh. Pengamatan batin saya memang di dalam diri Andi tidak ada kekuatan apa-apa hasil dari pembacaan mantra hebat ini. Saya merasa heran sekali, mengapa dapat terjadi seperti ini. Lalu saya tanya Andi, di Vihara mana dia melakukan ibadah. Dia mengatakan bahwa setiap tahun dia melakukan beberapa kali ibadah di sebuah Vihara di luar pulau Jawa. Secara rutin dia melakukan upacara ritual besar di Vihara itu.

Dari pengamatan batin saya, Vihara tempat Andi beribadah secara rutin setiap tahun sudah tercemar. Yang ada di altar Vihara itu bukan lagi para dewa dan roh suci, melainkan jin yang memalsukan diri sebagai para dewa di altar. Di rumah Andi di Jakarta juga ada altar yang berasal dari Vihara yang tercemar ini. Jin di altar rumah Andi inilah yang menutup dan memblok mantra yang diucapkan Andi agar tidak "naik" dan menjadi kosong. Maka jerih payah Andi selama lebih dari 20 tahun tidak menghasilkan apa apa. Saya juga meminta Andi untuk bertanya sendiri kepada Dewi Kwan Im di Vihara Banten, untuk memperoleh kebenarannya.

Berdoa tidak dapat dipisahkan dari laku spiritual, sebab doa dan spiritual merupakan satu kesatuan. Akan tetapi berdoa yang baik tidaklah sesederhana dan semudah perkiraan banyak orang awam. Berdoa memang mudah tetapi sulit, doa mudah diucapkan tetapi sulit dikabulkan kalau berdoanya kurang tepat dan bertele-tele. Semua diminta dan semua dimintakan, anak- cucunya, saudaranya dan lain-lain. Doa seperti ini tentu berkesan serakah sekali.

Berdoa perlu ada batasannya, terutama doa permohonan yang bersifat duniawi, jangan dilakukan secara terus menerus, sebab dapat menjurus ke sifat pemaksaan.

Dikabulkannya doa permintaan tidak selalu 100% bisa saja hanya 50% sesuai dengan wadah dan nilai amal yang ada pada diri seseorang. Kalau yang dikabulkan berupa rejeki, mudah diketahui, tetapi kalau yang berupa dihindarkan dari penyakit, dari kecelakaan dan lain-lain, tidak mudah diketahui. Oleh sebab itu adalah baik sekali kalau setiap doa permohonan diakhiri dengan kalimat : Hamba memohon sepengasih Tuhan Yang Maha Pengasih.


7. Hukum Sebab Akibat

Hukum sebab-akibat adalah hukum alam semesta, lengkapnya adalah hukum sebab-akibat dan sebab-musabab, karena keduanya memang tidak dapat dipisahkan, keduanya merupakan satu kesatuan. Satu "sebab" yang sama dapat menghasilkan "akibat' yang banyak dan berbeda-beda, dikarenakan "musabab nya juga banyak dan berbeda-beda"

Hukum alam semesta adalah hukum keseimbangan yang menurunkan hukum sebab-akibat dan hukum sebab akibat menurunkan hukum karma, kemudian hukum karma menurunkan reinkarnasi. Ini yang disebut siklus kehidupan manusia.

Hukum sebab-akibat dan sebab-musabab dapat dijelaskan dengan perumpamaan seperti ini : Satu "sebab" yang sama yaitu bola dijatuhkan, akibatnya bola memantul ke atas, musababnya karena jatuhnya di lantai yang rata dan keras.

Akibatnya yang lain bola tidak memantul ke atas, tetapi menggelinding ke samping, musababnya karena jatuhnya di lantai yang miring. Akibatnya yang lain lagi, bola tidak memantul ke atas, juga tidak menggelinding ke samping, melainkan diam di tempat jatuhnya, musababnya karena bola itu jatuh di tanah yang lunak.

Bola, lantai dan pantulan ke atas dan lain-lain dalam perumpamaan di atas dapat dilihat dan dapat dipegang atau diraba. Jadi dengan jelas dapat diketahui "sebabnya", "akibatnya" dan "musababnya". Kalau ketiga unsur ini, sebab, musabab dan akibat dalam bentuk atau dimensi gaib, tentu sulit untuk diketahui, apalagi untuk menjelaskan. Contohnya seseorang yang laku hidupnya baik sekali, hati nuraninya bersih tapi mengalami kesengsaraan hidup yang luar biasa, sangat menderita. Mengapa? Apa "sebabnya" dan apa "musababnya" sehingga "akibatnya" begitu menderita. "Sebabnya' adalah karma buruknya yang masih banyak. "Musababnya' adalah rohaninya yang bersih dan "akibatnya" adalah menjalani hidup yang penuh penderitaan, prilakunya tetap baik dan bersih.

Membayar yang lama, tidak membuat hutang baru, sehingga perjalanan hidupnya yang akan datang menjadi ringan dan lancar.

Masih banyak fenomena kehidupan atau masalah kehidupan kesemuanya berhubungan dengan hukum sebab-musabab dan sebab-akibat, kemudian menjadi hukum karma dan reinkarnasi.

Tentu semua hukum ini tidak mudah dimengerti dan dipahami, butuh waktu yang cukup lama untuk dapat mengerti dan waktu yang lebih lama lagi untuk dapat memahaminya.


8. Patung, Berhala dan Bukan Berhala 

Ada beberapa agama yang dalam ajarannya dengan tegas menyatakan semua patung berhala, ada juga beberapa agama yang tidak menganggap semua patung itu berhala. Seperti umat Katolik ada patung Yesus Kristus dan Bunda Maria, umat Budhis Theravada ada patung Budha Gautama, umat Budhis Mahayana ada patung para Budha dan para Bodhisatva. Pada umat Taois ada banyak patung Dewa, begitu juga umat Hindu ada banyak patung para Bathara dan Dewa.

Menurut pengalaman dan pengamatan batin saya, tidak semua patung adalah berhala. Yang saya maksud patung berhala adalah patung yang "isinya mahluk gaib" seperti jin dan siluman, atau roh jahat lainnya. Kalau "isinya roh suci" , saya tidak menganggap sebagai patung berhala, atau patung itu bukan berhala.

Jadi berhala atau bukan berhalanya sebuah patung bukan ditentukan oleh patungnya sendiri tapi oleh "isi" gaib dari patung itu. Hanya saja, memang tidak banyak orang yang mampu untuk "melihat" atau mengetahui "isi" gaib sebuah patung, apakah berisi roh suci atau berisi roh jahat. Sebab bangsa jin yang memiliki kesaktian, dia dapat memalsukan identitas dan jati diri roh suci, jadi manusia awam mudah sekali tertipu.

Menurut guru roh saya, dari 1000 orang mungkin hanya satu yang dapat melihat dan mengetahui sebuah patung itu "berisi" roh suci atau roh jahat. Yang mampu mengetahui patung "berisi" atau tidak memang banyak, tetapi yang mampu mengetahui bahwa patung itu berisi roh suci yang asli dan bukannya yang palsu, tidak banyak.

Oleh karena itu, walaupun saya tahu bahwa tidak semua patung berhala, tapi saya setuju dengan ajaran yang mengatakan bahwa semua patung berhala, mengapa? Sebab saya lebih baik dicela oleh satu orang yang mampu mengetahui berhala tidaknya sebuah patung, dari pada saya harus membuat 999 orang yang tidak mampu mengetahui berhala tidaknya sebuah patung menjadi beresiko "ditempel" oleh jin atau siluman "isi" patung berhala.

Banyak saya temukan patung yang wujudnya saja para roh suci dan para dewa, tapi "isi" nya palsu, isinya jin yang senang disembah dan menikmati sajian yang diberikan oleh manusia dialtar-altar pemujaan atau altar-altar tempat ibadah.

Sebaiknya anda melakukan evaluasi terhadap altar-altar rumahan, Vihara rumahan dan Vihara umum tempat anda menjalankan ibadah secara rutin. Apakah patumg yang ada ditempat anda beribadah itu masih suci bersih atau sudah tercemar dengan patung-patung berhala.

Evaluasi tempat ibadah dapat dilakukan di Vihara - Vihara di bawah ini :

l. Vihara Dewi Kwan Im di Banten lama, Serang, Jawa Barat

2. Vihara Dewa Hian Thian Siang Tee, Welahan dekat Kudus

3. Vihara Dewa Kwan Kong, di Tuban, Jawa Timur

4. Vihara Dewa Hok Tek Ceng Sin, di Plered, Cirebon

Evaluasi dengan bertanya ke altar pakai sarana pak- pwee, cara dan prosedurnya telah saya jelaskan dalam buku saya berjudul "Ibadah dari Vihara ke Vihara" sampul warna hijau.


9. Hidup Bagaikan Panggung Sandiwara 

Saya sering mendengar dan membaca ungkapan-ungkapan seperti ini :

l. Hidup ini hanya mampir minum saja"

2. Manusia hidup bagaikan anak wayang"

3. Hidup ini bagaikan main sandiwara"

4. Dalam hidup ini semuanya adalah ilusi dan palsu"

Keempat ungkapan ini semuanya benar, hanya yang saya kira lebih cocok adalah "Hidup bagaikan panggung sandiwara" sebab sudah meliputi keempat ungkapan di atas.

Ungkapan ke-1 menjelaskan "waktunya"' hanya singkat, hanya beberapa jam saja.

Ungkapan ke-2 menjelaskan sudah ada "skenarionya'' atau sudah ditentukan jalan ceritanya.

Ungkapan ke-3 menjelaskan manusia hanya sebagai pemain dan 

Ungkapan ke-4 menjelaskan bahwa semua yang dilakukan dan dimiliki dalam perannya di panggung sandiwara bukan yang sebenarnya, bukan menjadi miliknya yang sebenarnya, semuanya hanya ilusi dan palsu.

Bila seorang pemain dapat menjalankan perannya dengan baik dari cerita yang satu ke cerita yang lain, dari tokoh yang satu ke tokoh yang lain, maka namanya akan terkenal dan mempunyai nilai tinggi. Ini semua dalam dunia panggung sandiwara.

Di dalam dunia roh, di dalam perjalanan evolusi roh, roh di turunkan atau di reinkamasikan sebagai manusia di "panggung" kehidupan duniawi. Kalau roh tersebut dapat menjalankan perannya sebagai manusia dengan baik sesuai dengan kehendak Yang Maha Kuasa. Dari reinkarnasinya yang satu ke reinkarnasinya yang lain, maka kualitas roh dan tingkat kesucian rohnya akan meningkat menjadi lebih dekat Sang Pencipta, Tuhan Yang Maha Kuasa.

Walaupun "skenario atau jalan hidup manusia ditentukan, tetapi manusia diberi "sisi bebas" oleh Tuhan, karena sisi bebas inilah manusia dapat memilih sendiri, dapat menentukan sendiri sikapnya dalam menjalankan "perannya".

Agar dapat mempergunakan sisi bebas ini dengan baik dan benar. Tuhan membekali manusia dengan akal pikiran dan kecerdasan. Sesuatu yang tidak dimiliki oleh mahluk hidup lain. Akal pikiran dan kecerdasan untuk dapat melihat dan menentukan mana yang baik dan yang jahat, yang "bersih" dan yang "kotor", yang asli dan yang palsu dan lain-lain.

Kebencian, keserakahan dan kebodohan batin adalah 3 racun dunia yang dapat menutup mata batin manusia, menutup akal pikiran dan kecerdasan manusia untuk dapat melihat dengan jelas mana yang baik dan mana yang jahat, mana yang asli dan mana yang palsu dan lain-lain. Maka perlu untuk dapat menyingkirkan kebencian, keserakahan dan kebodohan batin agar dapat mempergunakan sisi bebas ini dengan baik dan benar.


10. Pencerahan

Pencerahan telah banyak ditulis dalam buku-buku, di-diskusikan, diceramahkan dan diseminarkan. Banyak penjelasan dan tafsiran dibuat, kesemuanya itu belum dapat membuat pencerahan itu menjadi cerah dan jelas, setidak-tidaknya bagi saya.

Oleh karena itu didalam meditasi menghadap guru roh saya, beberapa kali saya memohon penjelasan mengenai pencerahan itu apa dan bagaimana?

Berikut ini adalah beberapa penjelasan singkat yang dapat saya tangkap.

Pencerahan berhubungan dengan kehidupan dan perjalanan hidup serta semua fenomena hidup dalam menjalani laku spiritual. Seseorang mencapai pencerahan tingkat awal kalau dia telah mengetahui, mengerti, memahami dan menjalankan kebenaran Tuhan dan kehendak Tuhan secara baik dan benar, yang tertuang dalam apa yang disebut sebagai hukum alam semesta. Seberapa jauh dia dapat memahami dan menjalankan kebenaran Tuhan dan kehendak Tuhan, itulah yang menentukan tingkat pencerahan yang dicapai.

Pencerahan tidak dapat dicapai hanya dengan mengetahui dan mengerti dari membaca, dari cerita, dari diskusi atau dari penjelasan guru. Tetapi harus dengan melaksanakan, menjalani dan mengalami sendiri. Sulit untuk dapat mengetahui dan merasakan kapan seseorang telah mencapai gerbang pencerahan tingkat awal tadi.

Dalam perjalanan spiritual, menuju pencerahan dapat diumpamakan sebagai orang yang melakukan perjalanan dari Jakarta menuju Puncak-Cipanas dengan mata tertutup. Dia tidak tahu sudah sampai dimana perjalanan yang telah di tempuh, tapi dia dapat merasakan bahwa kondisi dan udaranya makin lama makin sejuk dan nyaman. Dia tidak tahu apakah sudah sampai di Bogor atau di kebon teh. Dia hanya dapat merasakan adanya tingkat kesejukan dan kenyamanan yang semakin tinggi.

Sesampai di Puncak Pass, tutup matanya dibuka, maka dia baru tahu Puncak Pass itu seperti apa dan bagaimana perasaan yang dia peroleh. Perasaan yang dia peroleh inilah yang sulit dijelaskan dengan kata-kata.

Guru Roh saya memberitahu : "Yang sudah mencapai pencerahan saja masih sulit untuk menjelaskan pencerahan itu seperti apa dan bagaimana, apalagi yang belum! Jadi tidak perlu ngotot untuk mencari tahu pencerahan itu apa. Jalani saja laku spiritual kalian, maka kalian akan sampai disana."

Pencerahan hanya ada pada manusia di alam kehidupan dunia ini. Sang Budha dan Yesus Kristus pada waktu dilahirkan dan masih balita, pencerahannya masih sama dengan nol. Walaupun keduanya telah memiliki strata roh yang sangat tinggi. Baru kemudian menjalani laku spiritual, belajar tahap demi tahap sampai mencapai pencerahan tingkat tinggi.

Semua yang dijelaskan, ditafsirkan dan yang diumpamakan tentang pencerahan, sebenarnya belum dapat dikatakan sebagai pencerahan itu sendiri. Semuanya hanya PERKIRAAN saja. Manusia yang belum mencapai pencerahan, tidak mungkin dapat membimbing manusia lain mencapai pencerahan. 

Penulis : Herman Utomo & Silvie Utomo
Sumber : spiritualuniversal.blogspot.com

No comments :

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.

close