-->

Tuesday 1 November 2016

Ibadah Dari Vihara Ke Vihara Bagian Kelima

ALTAR PAJANGAN


Budi berusia menjelang 70 tahun, datang ke rumah untuk sekedar diskusi mengenai laku spiritual dan altar rumahnya. Budi mempunyai ruangan khusus untuk ibadah dengan 5 meja altar dengan berbagai roh suci buddhis dan tao.


Budi bercerita tentang perjalanan dan pengalaman-pengalaman "hebat" yang telah dia dapatkan. perjalanan ke nepal dan tibet, mendapatkan abhiseka/inisiasi dari berbagai lama dan rinphoce tibet,dll.

Budi rupanya sangat terpesona oleh pengalaman-pengalaman "hebat" nya tersebut. Sehingga dia dihadapi oleh kekaguman terhadap diri sendiri, merasa dirinya istimewa sekali. hal inilah yang menyebabkan penjelasan dan jawaban saya atas pertanyaan-pertanyaan budi menjadi terputus-putus sebelum menjadi penjelasan yang utuh. Penjelasan baru 2-3 kalimat sudah dipotong oleh cerita-cerita hebat budi lagi.

Budi sangat bersemangat untuk cerita apa saja yang telah dia alami, yang dianggapnya luar biasa.

Beberapa kali saya pernah bertemu orang seperti budi.


Dari pengamatan batin saya budi memang mempunyai strata roh yang lebih tinggi dari rata-rata spiritualis yang saya temui, jalur spiritual yang ditempuh pun sudah sesuai dengan garis inkarnasi nya dulu yaitu garis buddhisme dan guru roh nya dalam laku spiritual adalah sang buddha gautama, bukan yang lain seperti anggapan budi selama ini, yaitu berguru kepada banyak guru termasuk manusia.

Kesemuanya ini saya jelaskan kepada budi, walaupun secara terputus-putus karena selalu dipotong
oleh cerita hebatnya. termasuk urusan altar di rumahnya yang perlu diatur dengan benar dievaluasi secara benar.

Suatu hari saya dan istri saya berkunjung ke rumah budi untuk melihat altar yang ada di rumahnya. secara fisik altar di rumah budi dapat dikatakan sebagai meja pajangan barang antik, banyak patung, banyak lukisan, banyak medali, lambang-lambang dan lain-lain.

Pengamatan batin saya, altar di rumah budi ini kacau balau seperti pasar, auranya bercampur aduk antara yang bersih dan yang tercemar. Banyak diantara barang antik itu yang kosong.

Utusan dewi kwan im dan utusan sang buddha gautama yang berada di kedua altar itu meminta saya dan istri mau menolong budi agar budi dapat  menjalankan laku spiritual nya dengan baik dan benar. Salah satunya adalah agar altarnya dibenahi menjadi altar yang bersih dan benar,

Bukan seperti sekarang ini, yang lebih menyerupai seperti meja pajangan barang antik.

Dari pengalaman yang serupa yang telah saya temukan,sangat sulit mengarahkan orang untuk mengubah cara dan pemahaman ibadah yang telah bertahun-tahun ditekuni nya.

Apalagi seperti budi yang telah bertahun-tahun dibuai oleh kekaguman terhadap dirinya sendiri.

Saya hanya dapat memberikan saran kepada budi untuk meng evaluasi altarnya di vihara dewi kwan im di banten, dan sekalian memohon nasehat dan petunjuk mengenai perjalanan spiritual yang telah ditempuhnya. Semua prosedur dan caranya telah saya berikan.

Semoga budi berhasil memperoleh jalan yang baik dan benar.


Sedikit tambahan untuk penjelasan posisi patung di altar.

Banyak altar rumahan dari umat tri dharma atau umat buddhis mahayana berisi lebih dari satu patung roh suci.

Bagi umat yang mengetahui dan mengerti tingkat kedudukan/strata roh suci, maka posisi patung-patung yang dialtarkan disesuaikan dengan tingkat/strata roh suci yang bersangkutan.

Hal ini baik dan benar untuk mereka yang tidak atau belum memiliki guru roh atau mereka yang belum menemukan roh suci yang menjadi idolanya.

Tetapi bagi orang yang telah memiliki guru roh atau roh suci idola, maka susunan dan posisi patung di altar perlu disesuaikan. Sebab altar yang didirikan itu adalah altar dari sang guru atau roh suci idola, yang namanya dipakai untuk nama altar tersebut.

Seperti altar sang buddha gautama atau altar dewi kwan im.

Jadi posisi utama atau posisi tertinggi di altar tersebut ditempati oleh patung dari guru atau roh suci idola. Patung-patung yang lain menduduki posisi pendamping. walaupun roh suci pendamping ini mempunyai tingkat/strata lebih tinggi dari sang guru atau roh suci idola.

Misalnya seseorang mendirikan altar dewi kwan im yang mempunyai strata bodhisatva, maka patung dewi kwan im harus didudukkan pada posisi tertinggi/utama di altar. walaupun di altar itu ada patung sang buddha gautama yang mempunyai strata buddha yang lebih tinggi.

Mengapa begitu?

Sebab yang duduk di altar tersebut adalah utusan dewi kwan im dan utusan sang buddha yang mempunyai tingkat strata yang akan disesuaikan dengan posisinya di altar tersebut.

Penulis : Herman Utomo & Silvie Utomo
Sumber : spiritualuniversal.blogspot.com

No comments :

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.

close