-->

Thursday 24 November 2016

Membuka Kebenaran Spiritual (Bagian Keduabelas)

BAB XII. KEJAHATAN DITIMBUNI KASIH SAYANG


Ajaran Budhis, "Kejahatan dapat dihilangkan dengan memberikan kasih sayang" mungkin benar. "Kejahatan ditimbuni dengan kasih sayang agar tidak tumbuh dan berkembang". Kelihatannya benar, tapi tidak untuk semua peristiwa. "Karma buruk dapat ditimbuni dengan karma baik agar karma buruknya tidak muncul atau berbuah". Tidak mungkin, karma buruk tetap berbuah sebagai penderitaan.


Ada yang memberikan analogi atau perumpamaan bahwa karma buruk seperti minum satu gelas air pahit dan karma baik minum satu gelas air tawar. Misalnya kalau seseorang membuat karma buruk satu kali dia harus minum satu gelas air pahit, maka dia perlu membuat karma baik beberapa kali, misalnya 10 kali, agar satu gelas air pahitnya tidak begitu berasa pahit karena ada 10 gelas air tawar hasil 10 kali karma baiknya. Ini berarti satu gelas air pahit dicampur 10 gelas air tawar sehingga rasa pahitnya jauh berkurang. Apalagi kalau dicampur 100 gelas air tawar, pasti rasa pahitnya hampir tidak terasa. Kelihatannya benar, dulu saya juga setuju dengan analogi / perumpamaan seperti ini. Tapi setelah saya mengerti dan memahami mekanisme bekerjanya karma, maka saya tahu bahwa perumpamaan seperti itu tidak benar. Hanya untuk kasus istimewa perumpamaan seperti ini dapat terjadi. Mengapa?

Karma buruk dan karma baik berdiri sendiri-sendiri dan tidak dapat dikompensasikan, artinya tidak dapat dipakai untuk membayar karma buruk. Karma buruk menghasilkan hukuman dan karma baik menghasilkan pahala.

Dalam contoh perumpamaan di atas tadi, karma baik (air tawar) dan karma buruk (air pahit) jadwal waktu berbuah masaknya karma belum tentu bersamaan waktu, jadi bisa saja air pahitnya sudah harus diminum sekarang tapi air tawarnya baru datang satu minggu atau satu bulan kemudian. Bahkan bisa satu tahun depan. Jadi perumpamaan tadi tidak tepat. Siapa yang dapat mencampur air pahit dan air tawar tadi? Siapa yang dapat mengatur jadwal datangnya air pahit dan air tawar tadi?

Tidak ada satu manusia pun yang dapat mengatur dan menentukan. Hanya guru roh dari tingkat nirvana yang sangat tinggi mampu mengatur dan mengelola karma dari manusia bimbingannya. Guru spiritual manusia tidak mampu melakukan pengaturan karma.

Moto kejahatan dapat ditimbuni kasih sayang agar tidak tumbuh dan berkembang adalah baik untuk memberikan motivasi para umat beragama. Agar di dalam hati nuraninya muncul rasa kasih sayang terhadap sesama makhluk hidup.


Kasus di bawah ini adalah contoh peristiwa dimana kasih sayang gagal mengatasi kejahatan.

Cory berusia sekitar 30 tahun, mempunyai kelompok meditasi Buddhis. Beberapa orang diantaranya sudah memiliki kemampuan supranatural alami, ada yang dapat melihat gaib, juga ada yang mempunyai telinga gaib. Cory mempunyai kemampuan tulang renggang, yaitu tubuhnya dapat digunakan oleh makhluk gaib, dan dapat kontak lewat roso.

Kelompok Cory ini beberapa kali datang ke rumah saya untuk diskusi mengenai ajaran Buddhis dan makhluk gaib. Suatu hari Cory datang menceritakan gangguan gaib di rumahnya yang baru ditempati beberapa bulan. Yang mengganggu adalah makhluk gaib dengan sosok perempuan tua.

Saya menganjurkan agar kelompok anak muda yang sudah mempunyai kemampuan supranatural ini beramai-ramai mengusir makhluk gaib ini, tapi mereka mau mengatasinya dengan memberikan kasih sayang melalui mantra Buddhis agar tidak mengganggu lagi. Hidup damai, hidup bersama di alamnya masing-masing. Sesuai dengan ajaran Buddhis yang mereka anut. Saya langsung setuju dengan ide mereka. Saya minta mereka memberitahu saya bagaimana hasil kerja kelompok mereka, agar saya pun dapat menambah wawasan saya.

Sekitar dua minggu kemudian Cory memberitahu saya bahwa mereka gagal mengatasi makhluk gaib dengan cara memberikan kasih sayang melalui mantra Buddhis. Makhluk gaib ini malahan mendatangkan teman-temannya untuk menteror seisi rumah, mereka malahan melunjak dan bertingkah macam-macam.

Saya jelaskan kepada Cory dan teman-temannya bahwa memberikan kasih sayang kepada semua makhluk melalui mantra Buddhis adalah baik. Akan tetapi cara ini tidak berlaku untuk semua kasus atau kejadian. Yang jahat asli sangat sulit untuk ditolong maupun diajak baik, untuk hidup berdampingan dengan baik dan damai.

Pengalaman saya bertahun-tahun membersihkan rumah dengan penunggu makhluk gaib jahat, belum pernah sekalipun menemukan makhluk gaib jahat itu mau baik-baik diajak kompromi untuk pindah. Mereka malahan menantang dan melecehkan saya. Maka setiap membersihkan rumah dari penunggu gaib yang jahat, saya selalu harus dengan kekerasan mengusir mereka.

Melimpahkan kasih sayang dengan mantra Buddhis kepada arwah gentayangan yang memang membutuhkan pertolongan sangat baik dilakukan. Dan kemungkinan besar berhasil. Tapi untuk makhluk gaib jenis jin yang jahat, cara pelimpahan kasih sayang itu akan sia-sia saja.

Akhirnya saya perlu datang ke rumah Cory untuk mengusir makhluk gaib jahat yang mengganggu penghuni rumah ini. Dengan kekerasan, dengan berantem, bukan dengan kasih sayang. Dan saya telah memberikan kesempatan kepada Cory dan ternan-temannya untuk mendapatkan bukti bahwa keyakinan atas ajaran-ajaran yang mereka peroleh tidak selalu dapat dipakai atau diterapkan begitu saja. Ajaran-ajaran itu memang baik, menumbuhkan rasa kasih sayang di dalam hati nurani dan hal ini dibutuhkan dalam menjalani laku spiritual.

Penulis : Herman Utomo & Silvie Utomo
Sumber : spiritualuniversal.blogspot.com

No comments :

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.

close