-->

Monday 31 October 2016

Ibadah Dari Vihara Ke Vihara Bagian Ketiga

BAGIAN KETIGA : NASEHAT PARA DEWA


1. 20 Tahun terikat di altar

Saya dan istri bersama 7 teman berkunjung ke sebuah vihara yang terletak di kaki bukit dengan panorama yang indah sekali. Altar utama vihara ini adalah sang buddha maitreya atau bie liek hud.


Saya bersujud memberi hormat dari altar atu ke altar yang lain. tiba di satu altar pendamping yang letaknya agak dibelakang. Saya melihat banyak arwah laki-laki di altar ini. Saya tanya pada mereka,

"Apakah kalian berkumpul disini atas kemauan kalian?"
"Ya betul. "Apakah kalian memang senang tinggal disini?"
"Ya",  jawab mereka.

Tiba di sisi lain altar pendamping , saya melihat lagi satu arwah perempuan, arwah ini belum saya tanya sudah minta tolong pada saya agar dia dibebaskan dari altar ini untuk dapat "naik" melanjutkan perjalanan arwahnya.

Saya panggil istri saya untuk melakukan cross check, saya minta istri saya untuk berdialog dengan arwah perempuan ini, apa benar dia terikat di altar ini dan apa benar dia minta tolong untuk "dinaikkan""atau "diseberangkan", saya juga minta istri saya untuk menanyakan kebenaran cerita arwah perempuan ini ke sang dewa di altar utama, dan hasilnya positif, semuanya benar.

Timbul pertanyaan, mengapa arwah-arwah ini menjadi terikat di altar sebuah vihara?

Ada yang senang dan ada yang ingin lepas dari ikatan itu. Dari pengamatan kami berdua, arwah-arwah ini terikat di altar karena pada waktu masa hidupnya mempelajari dan berdoa dengan mantra yang diajarkan oleh guru mereka, seorang bhiksu senior di vihara ini.

Isi dari mantra itu mempunyai tujuan agar setelah meninggal arwah mereka dapat dimulyakan oleh keturunan nya dan oleh orang-orang yang berkunjung ke altar vihara ini sepanjang jaman.

Pada waktu hidupnya orang-orang ini menganggap bahwa arwah yang dapat duduk di altar dan dihormati banyak orang adalah hal yang mulia.

Hanya arwah perempuan itulah yang menyadari bahwa apa yang dilakukan dulu dan yang sekarang dialami arwahnya adalah salah.

Istri saya dengan dibimbing oleh guru rohnya menolong menyeberangkan arwah perempuan itu agar dia dapat menempuh perjalanan arwahnya.

Telah sekitar 20 tahun arwah-arwah di vihara ini terikat di altar, ada yang masih senang dihormati dan dipuja oleh manusia, ada yang telah sadar akan kesalahan nya dan minta tolong dilepaskan dari keterikatan dengan altar untuk memulai perjalanan arwahnya.

Dalam ajaran buddhis selalu diingatkan untuk tidak melekat atau terikat pada keduniawian agar dapat mencapai penerangan sempurna.

Oleh karena itu selalu waspada, hati-hati dan teliti, pakai akal pikiran dan kecerdasan untuk menentukan keputusan yang akan diambil yang berhubungan dengan dimensi gaib.

Pakai prosedur cross check di vihara untuk mengetahui kebenaran ''sejati''. Jangan tanya kepada manusia, walaupun dia seorang spiritualis, bhikhu, suhu maupun pendeta.,dll.


2. Medium di depan altar

Pada suatu hari saya dan istri berkunjung ke sebuah vihara terkenal, saat bersujud memberi hormat di altar utama, di sebelah saya ada seorang medium yang dikelilingi banyak pengikutnya. Karena dekat, maka saya dapat mendengar kata-kata yang keluar dari mulut medium ini. Yang saya tangkap kata-katanya menunjukkan bahwa yang sedang berbicara lewat medium ini adalah sang dewa di altar utama.

Seusai saya menancapkan hio, saya menoleh ke arah medium yang sedang memberikan wejangan kepada pengikut-pengikutnya dengan mengatasnamakan sang dewa. Saya terkejut sekali mengetahui bahwa yang berbicara melalui mulut tersebut bukan sang  dewa, tetapi sebangsa jin yang memalsukan diri sebagai sang dewa.

Saya terkejut dan ragu, apa yang saya ketahui ini benar atau salah, sebab di depan altar sang dewa dan sang dewa juga ada di altar utama ini, bagaimana mungkin ada jin berani memalsukan sang dewa tanpa sang dewa bertindak mencegahnya.

Setelah cross check dengan istri saya, apa yang saya lihat semuanya benar, tetapi bagaimana ini bisa terjadi? Setelah ruang di depan altar longgar, saya meminta penjelasan kepada sang dewa.

Inilah penjelasan nya :

Di alam dewa ada peraturan hukum yang harus ditaati oleh para dewa, para dewa tidak boleh melakukan hal-hal yang menurut "kebenaran duniawi", yang menurut manusia seharusnya dapat dilakukan oleh para dewa. Jadi ada batasan-batasan yang tidak boleh dilanggar.

Pada kejadian ini, sang medium mempunyai vihara rumahan yang mengaltarkan sang dewa yang sama dengan dewa di altar vihara ini, sayang bahwa altar di vihara rumahan ini sudah tercemar tanpa diketahui oleh sang medium.

Sebangsa jin telah memalsukan jati diri sang dewa dan duduk di altar. Bertahun-tahun altar ini milik sang medium, yang berarti jin inipun "menjadi milik" sang medium.

Sang dewa tidak mempunyai wewenang untuk mengambil dan menyingkirkan milik manusia tanpa manusia itu memintanya. Oleh karena itu jin dapat leluasa menempel medium itu di hadapan sang dewa.

Kalau sang medium itu mau memohon kepada sang dewa agar membersihkan dan menyingkirkan kekuatan gaib dan mahluk gaib yang ada di dalam badan nya maupun yang ada di disekeliling dirinya, yang sang dewa tidak berkenan semua itu ada pada dirinya, maka sang dewa akan mengusir dan menyingkirkan jin tersebut, dan kejadian nya tentu akan lain dari yang saya lihat.

Sekali lagi, perlu waspada, hati-hati dan teliti dalam memasuki dimensi gaib.


3. Medium palsu di vihara rumahan 

Tidak semua vihara rumahan sudah tercemar, ada beberapa yang saya temukan masih "putih", hanya saja perbandingan yang  masih "putih", dengan yang sudah "tercemar" sangat jauh. Dari 10 vihara rumahan yang saya temukan, ada 9 yang sudah tercemar.

Suatu hari teman saya yang mempunyai kelompok meditasi, sebut saja namanya rudy datang ke rumah mengajak saya untuk mendampingi dia untuk berkunjung ke sebuah  vihara rumahan yang terletak di pinggir kota. Pada vihara rumahan ini ada medium perempuan yang " menurunkan " dewi kwan im, memberkian pertolongan dan penyembuhan kepada tamu- tamunya.

Rudy mengajak saya sebab pada kunjungan pertamanya bersama teman-teman meditasinya melihat gejala aneh, salah satu teman rudy yang mempunyai kemampuan melihat gaib, melihat pada diri medium ini dari depan terlihat sebagai sosok dewi kwan im versi india, tapi dari belakang tampak bayangan hitam pekat.

Medium ini adalah ibu rumah tangga yang masih muda, mengelola vihara rumahan bersama suaminya, setelah acara dimulai, sang medium keluar dari kamar mengelilingi ruang altar  dan duduk di tengah ruangan. dari pengamatan batin saya, yang masuk ke medium ini memang bukan dewi kwan im, melainkan jin laki-laki yang memakai jati diri dewi kwan im versi india. Jin ini mempunyai kesaktian dan mampu menolong tamu-tamu yang datang.

Jin ini tidak jahat, hanya dalam menolong tamu yang datang mempunyai pamrih, suatu pamrih didapat dari mediumnya tanpa si medium tahu. Sang medium juga tidak tahu kalau yang "turun" pada dirinya bukan dewi kwan im.

Saya beritahu rudy semua yang saya lihat dan ketahui, yang dilihat teman nya benar, sosok dengan wajah dewi kwan im versi india. Maksud hari saya ingin sekali menolong medium ini dari cengkraman jin, tapi dari pengalaman-pengalaman yang saya temukan, saya tahu saya tidak berhasil menolong. Sang medium dan suaminya serta orang-orang terdekatnya tidak akan percaya, salah-salah saya dianggap orang yang tidak waras.

Maka perlu selalu waspada, hati-hati dan teliti, baik anda sebagai medium ataupun sebagai pengikut atau penggunjung. lakukanlah evaluasi dan check kebenaran nya pada vihara "ASLI" bukan vihara rumahan. dan tanyakan langsung kepada sang dewa dengan sarana pak-pwee, bukan kepada suhu atau petugas vihara.


4. Menyusup ke sekte sesat buddhis

Sepupu saya tiki (bukan nama yang sebenarnya) mendapat undangan pertemuan untuk upacara inisiasi salah satu aliran sekte buddhis di jakarta. Tiki mengajak kami berdua mendampingi dia. Sebenarnya yang boleh hadir hanyalah orang-orang yang akan/mau menerima inisiasi saja, dan atas rekomendasi salah satu anggota lamanya.

Tiki mengatakan pada teman nya yang memberikan rekomendasi bahwa kami bertiga mau ikut upacara inisiasi, tapi tolong diberi kesempatan untuk mengikuti ceramah dan upacara ritualnya dulu, agar kami mengetahui dan mengenal ajaran-ajaran nya.

Akhirnya saya dan istri saya diijinkan untuk mengikuti ceramah dan upacara-upacara ritual yang diadakan di sekte ini.

Ajaran-ajaran yang diceramahkan memang berisi ajaran yang baik sekali, sebab ajaran itu memang ajaran dari sanghyang buddha. Akan tetapi janji-janji, mantra dan upacara ritualnya menyimpang dari ajaran buddha. Hal ini hanya dapat dirasakan dan diketahui oleh orang yang telah mengenal dan memahami ajaran sanghyang buddha.

Saya dan istri saya mengikuti jalan nya ritual dengan gerakan-gerakan fisik saja, menirukan gerakan umat yang lain, sedangkan batin kami, kami konsentrasikan untuk melihat dan meneliti gaib yang ada di dalam ruang ritual itu. Ternyata para buddha dan roh suci yang patungnya ada di meja altar tidak ada satupun yang hadir.

Memasuki tahap ritual yang sakral, dimana ada 2 gadis remaja yang masih perawan akan dipakai tubuhnya oleh sang "dewa" (kesurupan) menyampaikan pesan-pesan dan perintah-perintahnya.

Kami melihat munculnya beberapa sosok mahluk gaib yang berkepala serigala, menyeringai terlihat taringnya dan air liur nya yang menetes. Kedua mahluk inilah yang mempergunakan tangan 2 remaja putri itu untuk menulis dan menyampaikan pesan-pesan dan perintahnya.

Saya dan istri saya merinding menyaksikan peristiwa ini , cepat-cepat kami "menutup diri" agar tidak terdeteksi oleh mahluk-mahluk gaib itu.

Waktu istirahat makan siang , setelah makan dan mengambil beberapa buku ajaran yang disediakan bagi umat sekte ini, kami bertiga dengan tiki menyusup keluar meninggalkan acara selanjutnya.

Dalam perjalanan pulang, kami ceritakan pada tiki apa yang telah kami lihat dalam acara yang berlangsung tadi, dan menyarankan tiki untuk tidak masuk sekte sesat ini.

Buku-buku yang saya bawa dari sekte ini semuanya berisi ajaran-ajaran yang baik, jadi kalau hanya melihat ajaran sekte ini dari buku yang disebarkan, sekte ini adalah sekte yang baik, tapi dibalik ajaran sanghyang buddha yang baik ini, ditanggungi mahluk gaib yang jahat.

Dari deteksi yang kami lakukan,bahwa semua barang di sekte ini untuk para umatnya telah diisi/ di inisiasi dengan kekuatan pemikat dan pengikat. buku yang saya bawa pulang terpaksa saya foto copy dan aslinya saya bakar.


Sedikit tambahan untuk penjelasan :

- Pada jaman sekarang, ada banyak sekte-sekte sesat seperti tersebut diatas bermunculan, bukan hanya aliran buddhis saja, tapi juga ada pada aliran lain seperti aliran hindu, kristen, tao,dll

Seperti yang tertulis di dalam injil bahwa akan datang jaman dimana bermunculan nabi-nabi palsu dengan ajaran-ajaran palsu. Oleh karena itu berhati-hatilah sebab " tidak tahu bukan berarti tidak apa-apa" juga " tidak tahu bukan berarti tidak salah dan tidak menerima hukuman".

- Dalam menjalankan ibadah juga dalam menjalani laku spiritual, sebaiknya setiap tahun melakukan evaluasi dan checking terhadap apa yang dijalani. Apakah sudah benar dan apakah masih tetap berada pada jalur ketuhanan ?

- Bagaimana melakukan evaluasi dan bagaimana cara checking nya? Kepada siapa kita harus bertanya?

Untuk menjawab pertanyaan ini tentu membutuhkan penjelasan yang panjang, tetapi secara garis besarnya saya dapat menjelaskan seperti ini:

Evaluasi pertama untuk diri sendiri sebagai pelaku spiritual dan evaluasi yang kedua kepada keluarga.

Pada diri sendiri diteliti dan dirasakan  apakah kontrol diri anda menjadi lebih baik, lebih tidak emosi, lebih sabar dan kasih sayangnya meningkat ?

Kemudian apakah suasana keluarga menjadi bertambah harmonis atau tidak ?

Semuanya merupakan indikator yang menunjukkan apakah jalan spiritual yang anda tempuh sudah benar atau tidak.

- Kemudian bagaimana dan kemana kita harus checking / memeriksa atau kepada siapa kita harus bertanya ?

Saya tidak menganjurkan anda bertanya kepada orang-orang pintar atau guru-guru spiritual, walaupun saya tahu ada diantara mereka yang dapat melihat dan mengetahui.

Masalahnya adalah anda tidak dapat membedakan apakah orang dimana anda bertanya itu memiliki ilmu ke-ilahian (ketuhanan) atau bukan.

- Untuk umat tao-isme dan konghucu, saya anjurkan untuk bertanya langsung pada roh suci atau dewa yang berada di altar vihara atau kelenteng. Sebab di vihara itu tersedia sarana untuk bertanya dan mendapat jawaban yaitu sarana " pak-pwee" "sio-pwee" dan "jiam-sie".

- Untuk bertanya dan mendapatkan jawaban yang benar, perlu ditempuh suatu prosedur yang benar, dan juga perlu dilakukan di vihara yang benar-benar masih "bersih", jadi tidak sembarangan vihara.

Banyak vihara di pulau jawa ini kami kunjungi, vihara -vihara dibawah ini dapat anda pakai untuk bertanya:

- Vihara dewi kwan im di banten-serang.

- Vihara dewi kwan im di petak sembilan jakarta-kota.

- Vihara hok keng tong-plered, cirebon.

- Vihara dewi kwan im thai kak sie di semarang.

- Vihara hian thian siang tee di welahan, dekat kudus, jawa tengah.

- Vihara kwan seng tek koen di tuban, jawa timur.


Prosedur yang perlu dilakukan adalah:

--> Sembahyang dengan membawa 7 batang bunga sedap malam, 3 macam buah, hio cendana, kertas sembahyang dan lilin.

-->  Berdoa di altar utama , kepada dewa / roh suci yang duduk di altar utama itu, memohon (dengan penuh kesujudan dan konsentrasi):

1. Agar semua gaib yang ada di dalam badan dan yang ada di sekeliling anda dan tuhan tidak kehendaki yang ada pada diri anda, minta semuanya disingkirkan dan dibersihkan.

2. Pakai sarana " pak-pwee" atau "sio-pwee" untuk bertanya:

Apakah anda sudah boleh menanyakan masalah laku spiritual yang anda jalani sekarang ini, kalau belum boleh, ulangi permohonan pertama tadi. 

Kalau sudah boleh lanjutkan dengan:

3. Ajukan pertanyaan-pertanyaan:

Apakah aliran dan tempat anda ikut dan belajar spiritual ini baik ?

Apakah cocok untuk anda?

Apakah anda sudah mengikuti / menempuhnya dengan benar ?

dan lain-lain. (silahkan ajukan pertanyaan anda sendiri).


Penulis : Herman Utomo & Silvie Utomo
Sumber : spiritualuniversal.blogspot.com

No comments :

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.

close