-->

Friday 2 December 2016

Pertanyaan dan Komentar Tentang Spiritual (Bagian Ketiga)

SPIRITUAL ILAHI 


l. Apakah setiap orang memiliki guru roh?

Beberapa kali saya menerima pertanyaan seperti diatas, saya katakan tidak. Setiap orang tidak memiliki guru roh, dalam arti memiliki adalah sudah ada di dalam dirinya.

Guru roh tidak pernah datang sendiri, kecuali anda orang istimewa. Guru roh perlu dicari dan ditemukan.
Dan sebelum anda mencari, perlu tahu terlebih dahulu siapa sebenarnya guru roh anda. Jadi Jangan mulai mencari sebelum tahu siapa yang anda cari. Kalau tidak anda akan salah menemukannya. Setelah tahu baru mencari, dan setelah ditemukan anda masih perlu memenuhi beberapa syarat agar dapat diterima mengangkat guru.

Persyaratan itu adalah :

a. Memiliki motivasi yang benar.
b. Memiliki pendekatan yang cukup.
c. Memiliki pemahaman yang cukup.
d. Memiliki RPH tidak angka mati dan SKKB tidak lebih dari skala 70.
e. Bersedia menjalani penderitaan.

Kalau ke-5 syarat ini telah dipenuhi, guru roh akan memberikan signal / petunjuk bahwa anda sudah dapat diterima mengangkat guru. Cara mengangkat guru roh sudah saya jelaskan di buku ke-3 halaman 72.


2. Bagaimana menemukan guru roh?

Ada 2 macam siklus kehidupan manusia, yang satu mengikuti siklus karma dan reinkarnasi.
Manusia meninggal menjadi arwah dan memasuki alam arwah untuk membayar karma. Karena ada karma yang belum lunas dan perlu dilanjutkan pembayarannya di kehidupan dunia, maka arwah ini dilahirkan kembali. Tugasnya adalah membayar karma yang lama. Sayangnya di dalam membayar yang lama, dia juga membuat karma yang baru. sehingga terjadilah lingkaran karma dan reinkarnasi Untuk orang yang dilahirkan mengikuti siklus ini.

Tujuan hidupnya adalah dapat lepas dari siklus ini, yaitu lingkaran karma dan reinkarnasi. Ajaran Sang Buddha Gautama adalah untuk memutuskan rantai lingkaran ini. Ajarannya diberi nama 4 Kebenaran Utama dan 8 Jalan Kebenaran. Inti ajaran Sang Buddha ini juga ada di ajaran agama yang lain, hanya penyampaian dan kalimatnya yang berbeda.

Orang yang siklus hidupnya mengikuti siklus karma dan reinkarnasi seperti ini saya sebut sebagai orang yang rohnya belum memiliki strata langit atau strata nirwana. Dan orang-orang ini dapat bebas memilih roh suci yang sudah mantap untuk dijadikan guru rohnya.

Apakah keinginan mengangkat guru roh ini bisa diterima atau tidak, tergantung dari beberapa persyaratan tadi, seberapa banyak yang telah dapat dipenuhi. Tapi dia dapat bebas memilih guru rohnya.

Siklus kehidupan yang kedua adalah siklus tugas dan reinkarnasi. Apa itu siklus tugas dan reinkarnasi?

Pengertian dan pemahaman mengenai siklus ini memang banyak yang belum tahu dan yang tahu pun belum berani mengungkapkan sebab Sang Buddha Gautama saja belum mau menjelaskan, karena penjelasan dan pemahamannya memang lebih sulit dan rumit, yaitu mengenai perjalanan roh.

Di sini saya hanya ingin memberikan sedikit gambaran sebagai dasar pengertiannya. Dan saya juga tidak berani meminta anda untuk percaya penjelasan saya ini. Di dalam menempuh perjalanan roh yang panjang berkalpa tahun ini, waktu yang berkalpa tahun ini panjangnya atau lamanya di luar jangkauan waktu manusia.

Tujuan roh menempuh perjalanan roh ini untuk mencapai "kesempurnaan total".

Di dalam perjalanan menuju kesempurnaan total ini dapat saya analogikan atau saya umpamakan sebuah perjalanan hidup manusia. Tujuannya untuk memperoleh tingkat kehidupan yang lebih baik dan lebih tinggi.

Untuk tujuan itu orang perlu dari kecil menempuh pendidikan agar dapat mencapai pendidikan yang tinggi dan pemahaman hidup yang tinggi yang akan menunjang tingkat kehidupan yang lebih baik dan lebih tinggi. Jadi roh yang direinkanasikan dari siklus ini, tujuannya berbeda dengan siklus yang pertama tadi.

Di sini tujuannya bukan membayar karma, melainkan menjalankan tugas di dunia kehidupan manusia supaya tugasnya dapat dikerjakan dan diselesaikan dengan baik dan dia dapat memperoleh kenaikan tingkat roh-nya.

Seperti murid naik kelas karena sudah dapat menyelesaikan tugas-tugasnya. Maka dari itu siklus ini disebut siklus tugas dan reinkarnasi.

Beda dengan siklus karma dan reinkarnasi tadi. Orang yang sudah berhasil memasuki siklus ini. setiap reinkarnasi selalu membawa tugas yang harus dikerjakan dan diselesaikan. Waktu roh reinkarnasi sebagai manusia, dia"sudah" dilengkapi semacam SPK (Surat Perintah Kerja")" dan "tercantum di dalam kehidupan kali" ini di bawah bimbingan roh suci, siapa Roh suci inilah yang akan menjadi guru roh-nya. Jadi dia sudah tidak bebas untuk memilih sendiri guru roh-nya.

Sayangnya tidak semua orang tahu bahwa dia membawa "SPK dari atas", apalagi untuk "membaca- nya". Jadi perlu usaha yang serius untuk dapat mencari dan menemukan guru roh-nya.

Untuk keperluan ini, waktu dia dilahirkan, dia sudah dibekali roh pendamping yang tugasnya mendampingi orang ini supaya dia dapat menemukan guru roh-nya sesuai dengan yang tertulis di "SPK" tadi.

Sayangnya lagi, usaha roh pendamping untuk mempertemukan dia dengan sang guru dapat dikalahkan oleh sisi bebas yang dimiliki orang tersebut. Itulah sebabnya tidak mudah untuk tahu dan menemukan guru roh.

Mengenai guru roh sudah banyak saya tulis dalam buku ke-3 dengan judul "Menelusuri Jalan Spiritual" halaman 71.


3. Mengapa sekarang saya tidak mudah mendampingi orang mengangkat guru?

Sepuluh tahun lebih yang lalu, saya masih diperbolehkan mendampingi orang yang ingin mengangkat guru roh, baik bagi yang masih di siklus kehidupan karma dan reinkarnasi (siklus karma) maupun yang sudah masuk ke siklus tugas dan reinkarnasi (siklus tugas).

Kemudian saya dibatasi hanya boleh mendampingi orang yang sudah masuk dalam "siklus tugas". Sekitar 2-3 tahun yang lalu saya sudah diperketat lagi, saya hanya boleh mendampingi mereka yang sudah masuk "siklus tugas" ditambah sudah memenuhi 5 syarat yang telah saya tulis di depan tadi.

Yang menentukan sudah lulus dari 5 syarat ini bukan saya, tetapi guru roh yang bersangkutan. Misalnya Dewi Kwan Im atau Sang Hyang Buddha atau Yesus Kristus dan lain-lain.
Oleh karena itu beberapa tahun ini terkesan bahwa saya makin jarang dan makin tidak mudah mendampingi orang mengangkat guru.

Waktu dulu masih gampang, sudah banyak orang yang saya dampingi mengangkat guru, baik yang masih di "siklus karma" maupun yang sudah di "siklus tugas". Sering saya mendampingi 3-6 orang sekaligus. Setelah berlangsung 2-3 tahun ternyata 90% lebih diantaranya gagal atau drop-out. Semuanya gagal melanjutkan laku spiritualnya.

Saya baru menyadari bahwa dulu saya diberi kebebasan mendampingi orang mengangkat guru tanpa diseleksi dan tanpa memenuhi 5 syarat tadi, hanya untuk memberi pelajaran dan pengalaman kepada saya, bahwa mengangkat guru bukan hal yang boleh main-main dan iseng saja.

Mengangkat guru roh adalah ritual yang serius, perlu diseleksi dan dipilih yang betul-betul serius dan sudah memenuhi 5 syarat tersebut, baru diperbolehkan melakukan mengangkat guru. Dan itulah perintah yang harus saya jalankan.


4. Apakah ilmu spiritual ada yang putih dan ada yang hitam?

Ilmu spiritual adalah ilmu yang hanya dapat disentuh atau dijangkau dengan roh, dan roh berada di alam roh. Alam roh adalah alam gaib. Jadi ilmu spiritual adalah ilmu gaib, dan yang gaib ada yang putih dan ada yang hitam.

Akan tetapi banyak orang pintar yang mengatakan bahwa ilmu tidak ada yang hitam maupun yang putih, ilmu adalah netral. Ilmu adalah alat seperti pisau, mau dipakai untuk kejahatan atau untuk kebaikan ditentukan oleh pemakainya. Jadi yang ada hitam putihnya adalah orang yang memiliki pisau itu, mau untuk kebaikan (putih) atau untuk kejahatan (hitam). Penjelasan lebih lanjut telah saya tulis dalam buku ke-3 "menelusuri jalan spiritual" halaman 41.


5. Apakah ada hubungan antara energi dan alam gaib?

Sudah sejak tahun 1990 saya mulai sering mendengar dan melihat kata energi dipakai beberapa orang untuk berbicara masalah gaib. Energi adalah bidang fisika, dan gaib ada dalam bidang metafisika. Jadi orang yang mengaitkan energi dengan alam gaib adalah orang yang mau mengilmiahkan gaib. Metafisika tidak dapat dibawa ke fisika. Di saat metafisika dapat dibawa masuk ke bidang fisika, maka dia tidak lagi disebut metafisika, ini berarti kalau yang gaib dapat dibawa masuk ke dalam bidang ilmiah, ke dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, maka dia tidak dapat disebut gaib lagi. Jadi apakah ada hubungan energi dengan alam gaib?

Dilihat dari sudut spiritual tidak ada hubungan sama sekali. Tapi kalau mau numpang ilmu fisika dengan memakai rumus Einstein E=mc2 maka semuanya dicocok-cocokkan agar seolah - olah ada hubungannya.

Mengenai energi dan alam gaib ini telah saya bahas di buku ke-3 "menelusuri jalan spiritual" halaman 42.


6. Bagaimana cara belajar channeling?

Channeling adalah saluran komunikasi dengan alam gaib. Jadi channeling adalah bagian dari perjalanan laku spiritual.

Seorang pelaku spiritual perlu memiliki kemampuan channeling, yaitu kemampuan untuk dapat kontak dan komunikasi dengan sang guru. Tetapi seseorang yang punya kemampuan channeling, belum tentu seorang pelaku spiritual.

Mengenai channeling saya sudah banyak menulis di buku ke-3 "menelusuri jalan spiritual" halaman 46. Di sini saya hanya menjelaskan secara singkat bagaimana cara belajar untuk memperoleh kemampuan kontak dengan guru roh.

Langkah pertama adalah mendekatkan diri, dilakukan dengan setiap hari membaca doa harian. Jangan sering bolong. Juga perlu sering beribadah sembahyang di altar atau tempat ibadah dimana roh suci tersebut dipuja.

Langkah kedua, setelah pendekatan cukup, dilandai dengan bangunnya roh anda, dimana tangan yang semula dalam posisi menyembah sujud dapat bergerak perlahan-lahan diluar kemauan kita. Ikuti terus gerakan ini, jangan ditahan. Tapi kalau anda mau berhenti, gerakan ini harus dapat dihentikan, kalau perlu harus dipaksa berhenti. Dan besok harinya kalau masih seperti itu. maka jangan diteruskan lagi, sebab langkah pendekatan anda telah gagal.

Langkah ketiga. Kalau langkah kedua berhasil anda jalani, maka gerakan tangan tersebut akan berkembang menjadi gerakan yang memiliki makna atau arti. Sampai di sini anda sudah boleh mencoba dengan sebuah pertanyaan. Misalnya sebut nama guru, kemudian tanyakan apakah gerakan ini kehendak guru. Lalu perhatikan apakah ada perubahan gerakan tangan anda. Kalau ada tanyakan lagi. apakah gerakan ini berarti "ya" atau berarti "tidak". Semoga kondisi ini berkembang dan dapat membentuk rangkaian arti "ya" dan "tidak" yang merupakan suatu informasi untuk anda.

Ini adalah sarana awal dan sangat sederhana dalam kontak dengan guru, yaitu informasi satu arah. bertanya dan dijawab hanya dengan "ya" dan tidak'

Sarana komunikasi sederhana ini juga sering dilakukan dengan media pendulum, yaitu gerakan pendulum, yang mirip gerakan tangan tadi.

Sejalan dengan kemajuan laku spiritual yang anda jalani, kontak dan komunikasi dengan guru roh ini dapat berkembang menjadi bisikan, penglihatan atau roso di hati anda.

Bagi orang yang sudah memiliki kemampuan supranatural, bisa mendengar bisikan dan dapat melihat gaib, tentu tidak perlu mengikuti langkah- langkah ini.

Hanya perlu sangat hati-hati, sebab orang yang telah memiliki kemampuan supranatural sebelum di-bimbing oleh guru roh, sangat rawan terhadap intervensi makhluk gaib non Ilahi maupun orang-orang pintar yang ingin memanfaatkan kemampuan tersebut untuk kepentingan mereka. Perlu selalu waspada, hati-hati dan teliti menghadapinya.


7. Apa yang perlu diperhatikan dalam melatih meditasi?

Dalam buku ke-3 "menelusuri jalan spiritual" halaman 48 saya telah menjelaskan mengenai mekanisme meditasi dan lain-lain. Di sini saya hanya memberikan sedikit tambahan untuk menjawab pertanyaan di atas.

Dulu sebelum saya banyak tahu mengenai liku-liku meditasi dilihat dengan "kaca mata gaib", saya sangat menganjurkan dan mendukung orang-orang yang mau melatih meditasi di rumah. Karena meditasi memiliki nilai plus dapat menenangkan pikiran, meredam emosi dan lain-lain. Akan tetapi setelah saya dapat melihat gaib dan mengetahui resiko dan bahaya nya melatih meditasi sendiri di rumah tanpa bimbingan dan perlindungan yang baik, inisiatif sendiri dan reka-reka sendiri caranya, belajar dari buku atau meniru "kata orang" dan lain-lain,sekarang saya tidak lagi berani menganjurkan orang melatih meditasi sendiri. Mengapa?

Karena meditasi apapun tujuannya, disadari atau tidak, akan otomatis membentuk jalur menuju alam gaib.

Kalau ada orang yang melatih meditasi sendiri dan sudah bertahun-tahun tanpa masalah apa-apa, dia sangat beruntung atau sangat sial.

Bertahun-tahun tanpa masalah dan tanpa merasa apa-apa berarti meditasinya gagal.

Yang dilakukan bertahun-tahun hanya melepas lelah sambil teler atau ngantuk, bukan meditasi.
Kalau meditasinya benar dan berhasil, yaitu membuat dirinya tidur tetapi sadar, kemudian roh-nya bangun sehingga terjadi interaksi antara jiwa dan roh, maka dia mulai melangkahkan kaki ke jalur alam gaib yang terbentuk, disadari maupun tidak disadari.

Melangkah ke dalam alam gaib yang penuh makhluk gaib. Ada bangsa jin, arwah orang berilmu dan juga para dewa dan roh suci. Sayangnya para makhluk gaib yang punya niat tinggi untuk mendekati orang yang baru memasuki alam gaib ini adalah jenis jin dan arwah orang berilmu non Ilahi.

Para dewa dan roh suci jarang sekali mendekati orang yang baru belajar masuk ke alam gaib, kecuali orang tersebut memiliki keistimewaan.

Kalau keadaan "di-intervensi" makhluk gaib non Ilahi ini berlanjut, maka banyak masalah dapat muncul. Sulit untuk memprediksi atau memperkirakan akibat selanjutnya.

Jadi yang perlu diperhatikan dalam melatih meditasi adalah melakukan evaluasi hasil meditasi tersebut dengan bertanya kepada para dewa dan roh suci di altar klenteng Tridharma mempergunakan sarana pak-pwee. Perlu dicari klenteng yang bersih dan Ilahi untuk melakukan evaluasi.

Jangan tanya kepada loktung atau medium di klenteng atau vihara rumahan dan ruko.

Bagi mereka yang sudah memiliki guru roh perlu bertanya dan minta ijin kepada guru, jangan inisiatif sendiri, belajar menurut metode meditasi dari seorang guru meditasi atau dari seorang rohaniawan walaupun mereka sudah senior. Sebab kemungkinan caranya atau garisnya tidak sejajar atau tidak sama dengan program guru roh anda.


8. Apa yang perlu diperhatikan dalam berdoa dan membaca mantra?

Mengenai mantra dan doa saya sudah menjelaskan dalam buku ke-3 dengan judul "Menelusuri Jalan Spiritual" halaman 50 dan di buku ke-7 dengan judul "Tercecer Dari Dialog Dengan Alam Spiritual" halaman 57. Di sini saya hanya menambahkan bagian yang belum dituliskan.

Berdoa dan membaca mantra termasuk komunikasi roh, yaitu anda memohon sesuatu kepada "dewa atau roh suci". Oleh karena itu jangan membaca mantra yang anda tidak tahu atau tidak mengenai arti kata-kata mantra tersebut. Melakukan komunikasi yang anda sendiri tidak mengerti artinya adalah hal yang salah.

Membaca mantra bukan dengan kata-kata di mulut, tapi perlu dengan hati nurani. Jadi perlu diikuti dengan konsentrasi dan visualisasi, agar memperoleh hasil yang baik.

Membaca doa adalah melakukan permohonan kepada para dewa dan roh suci, jadi jangan meminta yang "tidak-tidak" dan yang "aneh-aneh". Sebab para dewa dan roh suci tidak melayani yang "tidak-tidak" dan yang "aneh-aneh".

Para dewa memiliki kewenangan masing-masing dan memiliki batasan-batasan "di atas" sana. Jadi jagalah jangan sampai ditinggal oleh para dewa atau guru roh hanya karena anda disadari atau tidak telah memohon yang "tidak-tidak" tadi.

Bagi mereka yang telah memiliki guru roh, setiap mantra yang dibaca perlu ditanyakan dan mendapat ijin dari guru roh. Jangan berinisiatif sendiri, karena hal ini dapat membuat anda tidak dibimbing lagi oleh guru.


9. Rambu penting apa saja yang perlu diketahui dalam laku spiritual?

Di buku ke-3, "menelusuri jalan spiritual" bab VI, halaman 92. telah saya rambu laku spiritual. Sebaiknya anda baca kembali, di sini saya hanya menjelaskan 7 rambu saja untuk menjawab pertanyaan di atas, pertanyaan yang lumayan sering saya terima dari mereka yang serius menjalani laku spiritualnya.

Seperti layaknya rambu di jalan raya, di jalan spiritual juga ada rambu yang perlu diketahui dan dijaga jangan sampai dilanggar agar perjalanan spiritual anda tidak terhambat. Ada rambu larangan, rambu peringatan dan rambu petunjuk yang perlu ditaati.


A. Jangan membuat target, jangan inisiatif sendiri dan terima sepengasihnya.

Rambu ini sangat penting sebab umumnya orang selalu menentukan tujuan dan membuat target sebelum memulai suatu pekerjaan. Kebiasaan ini dibawa di dalam menjalani laku spiritual.

Dunia spiritual sangat berbeda dengan duniawi dan manusiawi.
Inisiatif dan target di dalam duniawi dapat memperlancar pekerjaan dan usaha.

Di dunia spiritual justru menghambat perjalanan spiritual anda. Mengapa begitu?

Karena adanya target yang perlu dicapai, maka perlu ada inisiatif untuk mencari terobosan. Di dalam dunia spiritual Ilahi, terobosan inilah yang sangat berbahaya.

Kalau anda sudah memiliki guru roh, maka guru roh sudah menyiapkan program bimbingan untuk anda.

Inisiatif terobosan anda seperti pelatihan meditasi, mempraktekkan metode pelatihan dari buku yang anda baca, menjalankan anjuran dan pelajaran rohani dari guru-guru rohani anda yang manusia dan lain-lain, hampir dapat dipastikan tidak sejalan dengan program bimbingan dari guru roh anda.

Kalau sudah begini, maka anda sudah berpotensi untuk tidak dibimbing lagi oleh guru anda, Kalau sampai terjadi ditinggal guru roh, maka perjalanan spiritual anda benar-benar sudah terhambat berat.

Guru roh yang begitu sulit didapat, hanya karena tidak tahu dan ingin cepat-cepat maju, lalu membuat target dan inisiatif sendiri, berakibat kegagalan. Jadi sebaiknya terima sepengasihnya saja.


B. Hambatan paling besar dalam laku spiritual adalah MATERI dan NAMA BESAR, jauhilah keduanya.

Kalau seseorang telah berhasil meraih banyak materi / kekayaan, maka dia akan berusaha meraih nama besar, dan kalau dia sudah berhasil meraih nama besar, dia akan berusaha meraih kekuasaan yang besar atau menjadi yang berkuasa.

Berbekal kekuasaan ini dia mulai bisa melakukan "benarnya sendiri", "enaknya sendiri dan "menangnya sendiri".

Ketiganya ini adalah sumber SKKB yang tinggi karena RPH-nya pasti merah angka mati. Maka jauhilah materi dan nama besar agar perjalanan spiritual anda berhasil.


C. Selalu ingat bahwa keputusan akhir ada pada guru roh-mu.

Di dalam pendidikan sekolah, satu sekolah memiliki satu kepala sekolah. Dalam satu kelas memiliki satu wali kelas dan beberapa guru kelas.Wali kelas dibantu beberapa guru kelas menjalankan di kelas tersebut.

Begitupun di dalam program bimbingan laku spiritual. Guru roh utama dibantu beberapa guru roh.
Guru roh utama saya sebut sebagai guru sejati. Guru roh sejati inilah yang memiliki garis guru dengan sang murid dan bertanggung jawab terhadap program bimbingan spiritualnya.

Semua guru roh yang lain yang ikut membantu membimbing adalah atas undangan guru sejati. Jadi yang punya wewenang tertinggi terhadap perintah dan petunjuk adalah yang datangnya dari guru sejati.

Kalau seseorang memiliki garis guru sejati Dewi Kwan Im, maka perintah dan petunjuk dari Dewi Kwan Im adalah keputusan akhir yang harus diikuti.

Dalam laku spiritual Ilahi, seseorang hanya bisa memiliki satu guru sejati dibantu beberapa guru roh. Oleh karena itu di dalam buku-buku yang saya tulis, guru sejati saya sebut sebagai guru roh saya, dan para guru roh yang ikut membantu tidak saya sebutkan.

Ada beberapa orang yang tidak sepaham dengan apa yang saya jelaskan.

Dia bilang Dewi Kwan Im tingkatnya baru Bodhisatva, jadi kalau ada petunjuk dan perintah dari Sang Hyang Buddha Gautama yang sudah  punya tingkatan Buddha, maka yang harus dijalankan adalah yang dari Buddha Gautama.

Pemahaman seperti ini boleh-boleh saja, toh tidak melanggar hukum, karena dia belum tahu liku-liku perjalanan Spiritual Ilahi.

Kalau misalnya anda menempuh jenjang pendidikan anda masih dikelas" 5 SD, dengan guru kelas dan wali kelas lulusan sekolah guru atas (belum sarjana), kemudian ada'guru SMP yang lulusan sarjana SI di sekolah yang sama dengar anda, petunjuk siapa yang harus anda ikuti? guru kelas dan wali kelas anda yang belum sarjana atau yang sudah sarjana SI tapi bukan guru kelas atau wali kelas anda? Itulah kira-kira analoginya.


D. Petunjuk dari guru roh tidak selalu yang sebenarnya, tapi selalu yang terbaik.

Rambu yang satu ini yang paling sering saya terima, baik untuk diri sendiri maupun waktu menolong tamu saya. Kalau saya diberitahu yang sebenarnya tapi tidak boleh disampaikan, saya harus menjaga untuk tidak bocor. Kalau saya diberitahu tidak yang sebenarnya tapi yang terbaik untuk saat itu, dikemudian hari harus siap menerima protes atau teguran atau complain tamu saya.

Mengapa dulu dan sekarang petunjuk saya berubah atau tidak sama. Banyak kasus yang berhubungan dengan rambu ini.

Di bawah ini saya berikan beberapa kasus.

• Ira dan Rio datang menanyakan masalah perjodoh-an mereka. Petunjuk yang saya terima, Ira dan Rio keduanya memiliki jatah jodoh. Jadi boleh melakukan pernikahannya tanpa persyaratan apa-apa.
Setelah lama tidak muncul. Ira dan Rio bersama orang tua Rio datang ke rumah saya untuk menanyakan hari baik pernikahan mereka.

Petunjuk yang saya terima. pernikahan Ira dan Rio tidak perlu mencari hari baik sebab mereka tidak boleh melakukan upacara ritual apapun di dalam pernikahannya, kecuali di catatan sipil dan menikah tamasya saja.

Mereka semua protes karena dulu saya bilang mereka berdua memiliki jatah jodoh dan boleh merayakan pernikahannya tanpa syarat apa-apa.

Saya terkejut mendengar protes mereka, bahwa dulu saya pernah memberitahu kalau mereka berdua punya jatah jodoh. Saya konsentrasi untuk menanyakan masalah ini kepada guru roh saya.

Inilah penjelasan guru roh saya :

Petunjuk pertama bahwa Ira dan Rio masing- masing punya jatah jodoh adalah petunjuk terbaik pada saat itu.

Kedua orang tua Rio tidak tahu bahwa hubungan Rio dan Ira dalam pacaran sudah mendalam bagaikan suami istri. Kalau diberitahu yang sebenarnya bahwa hubungan Rio dan Ira tidak punya jatah jodoh, maka orang tua Rio akan memaksa Rio memutuskan hubungan dengan Ira. Kalau hal ini sampai terjadi, maka akan terjadi malapetaka besar di kedua belah pihak. Jadi jangan diberitahu yang sebenarnya dulu. Ini yang terbaik pada saat itu.

Kalau sudah ada kepastian dari kedua belah pihak untuk melangsungkan pernikahannya, baru diberi tahu yang sebenarnya. Toh semuanya belum di-pesan, sebab mereka baru tahap mencari hari baik untuk pernikahan.

-Agus datang untuk menanyakan laku spiritualnya dan apakah dia memiliki strata. Petunjuk yang saya terima, Agus memiliki strata langit. Jadi kalau angkat guru harus ada yang mendampingi, tidak dapat meminta sendiri. Sekitar satu tahun kemudian, Agus datang untuk meminta mendampingi mengangkat guru roh.

Waktu saya periksa, Agus tidak memiliki strata langit, jadi beritahu bahwa dia dapat mengangkat guru roh sendiri, tidak perlu saya mendampingi dia.

Agus protes ke saya, sebab dulu saya bilang kalau dia memiliki strata langit, mengapa sekarang dibilang tidak. Kembali saya dibuat terkejut, apa iya dulu saya bilang kalau dia punya strata. Saya konsentrasi menghadap guru roh saya. Inilah penjelasan guru roh saya. Agus adalah orang yang mengagungkan strata roh, dia sangat mendambakan dan "tergila-gila" terhadap orang yang memiliki strata roh. Maka petunjuk yang terbaik pada saat itu adalah diberitahu bahwa dia memiliki strata roh supaya dia terpicu niat dan minatnya untuk menjalani laku spiritual agar strata roh-nya makin tinggi. Kalau pada saat itu diberitahu yang sebenarnya, kemungkinan besar dia sudah tidak menerus-kan laku spiritualnya, sebab dorongan niat dan minat tidak muncul di hatinya.

• Masih banyak beberapa kasus mengenai ketidak harmonisan suami istri atau masalah keluarga yang tidak boleh diberitahukan yang sebenarnya. Setelah melewati masa "kritis" baru dibuka kebenarannya.


E. Dalam hidup jangan takut menderita, sebab penderitaan itu akan meringankan dan melancarkan perjalananmu nanti.

Secara alami semua makhluk hidup menghindari dan menjauhi penderitaan. Seorang pelaku spiritual dituntut untuk dapat melawan sifat alami ini, yaitu jangan takut menderita.

Sang Buddha mengatakan: "Hidup adalah penderitaan"

Yesus Kristus mengatakan: "Berbahagialah orang yang menderita".

Dan saya mengatakan, hidup perlu menderita. Oleh karena itu kepada setiap orang yang datang dengan tujuan konsultasi menjalani spiritual, yang pertama saya tanya, "Apakah anda sudah siap menderita?"Jadi saya suguhkan pil pahit dulu.

Berbeda dengan ajaran-ajaran spiritual yang selama ini diinformasikan dan dipromosikan dengan menyuguhkan "kue manis" dulu.

Penjelasan lebih lanjut perlunya menjalani penderitaan di dalam kehidupan ini telah banyak saya tulis dalam buku-buku saya.

Di sini saya hanya memberikan sedikit catatan agar anda dapat mudah mencarinya di dalam buku-buku yang telah diterbitkan.

-Di buku ke-3. "menelusuri jalan spiritual"
• Halaman 98, rambu no.9.

-Di buku ke-6. "hidup dalam teropong spiritual"
• Halaman 7, SKKB dan RPH.
• Halaman 71, orang jahat kaya, orang baik menderita.

- Di buku ke-7. "tercecer dari dialog dengan alam spiritual"
• Halaman 90, wejangan dari Jambe 7, Cilacap
• Halaman 91, wejangan dari Eyang Semar

-Di buku ke-8. "membuka kebenaran spiritual"
• Halaman 45, hidup perlu menderita.
• Halaman 78, duniawi = penderitaan.

-Di buku ke-10. "spiritual universal"
• Halaman 46, saling mengisi dan melengkapi (tentang penderitaan).

-Di buku ke-11. "pelangi ilmu spiritual"
• Halaman 67, orang kaya perlu belajar ilmu spiritual.


F. Tuhan menentukan apa yang akan kau lewati, engkau menentukan bagaimana melewatinya.

Rambu petunjuk ini bertentangan dengan ungkapan terkenal yang sudah banyak dikenal, yaitu :
"Manusia berusaha. Tuhan menentukan".Ungkapan terkenal yang dibuat manusia ini tentu saja tujuannya baik, tapi akibat sampingnya tidak baik.

Sangat banyak orang yang telah meyakini dan membenarkan ungkapan kalimat ini menjadi orang yang telah mendiskreditkan atau memojokkanTuhan.

Bagaimana tidak, kalimat yang awalnya untuk penghiburan, bagi orang yang terkena musibah dan penderitaan ini, menjadi memojokkan Tuhan. Dan untung belum sampai berani menyalahkan Tuhan, tapi hampir.

Begitu banyak kejadian tidak baik, kejahatan dan lain-lain, lalu dikatakan "Itu sudah ditentukan oleh Tuhan, itu sudah kehendak Tuhan". Bahkan kecelakaan menubruk orang sampai meninggal pun si pengemudi masih bisa bilang, "Itu sudah kehendak Tuhan" (bukan salahku).

Maka guru roh saya mengingatkan supaya hati- hati mengeluarkan kata-kata yang secara tidak disadari telah membuat kesalahan dan dosa. Mendiskreditkan dan memojokkan atau melemparkan kesalahan kepada Tuhan adalah dosa besar. Maka pahamilah baik-baik rambu di atas tadi.

Penjelasan lebih lanjut ada di buku ke-3 "menelusuri jalan spiritual" halaman 100, rambu no. 10.


G. Jangan menolong tanpa diminta, jangan menawarkan jasa, dan jangan menolong pihak yang salah.

Rambu ini paling banyak dilanggar oleh pelaku spiritual atau orang-orang yang baru tahap awal memiliki kemampuan supranatural.

Pemahaman dan pengalaman belum cukup, modal kemampuan belum cukup, sudah ingin unjuk kebolehan menolong orang, sehingga dia menolong orang tanpa diminta, bahkan berani menawarkan jasa dan menolong pihak yang salah.

Semuanya ini saya sudah jelaskan dalam buku ke-3 "menelusuri jalan spiritual" halaman 105, rambu no. 14. Di sini saya hanya ingin memberikan cerita lucu yang memiliki hubungan dengan rambu di atas.

Pada suatu petang hari. Tony pulang kantor. Setibanya di rumah, ditanya oleh istrinya, "Kamu habis berantem dengan siapa?

Mengapa kedua pipi kamu merah bengkak seperti itu?" Sambil duduk lemas Tony mulai cerita pada istrinya.

"Tadi waktu pulang kantor, di atas bus. depan saya ada perempuan yang resleting dada nya lupa dinaikkan. Saya tolong untuk menaikkan resleting dadanya. Ehh, dia malah marah dan pipi kiri saya ditampar. Saya berpikir, wah, saya salah, maka saya cepat-cepat turunkan kembali resleting dadanya. Ehh, dia malah menampar pipi kanan saya."

(Diambil dari buku kumpulan cerita lucu terbitan Taiwan)

Kalau anda berperan sebagai Tony, apa yang akan anda lakukan?

- Melakukan seperti Tony.
- Cuekin saja, memangnya gue pikirin.
- Dinikmati saja, mumpung gratis.
- Menjauh menjaga jarak aman.

Jawaban anda dapat dipakai untuk mengetahui bakat anda. Silahkan dijawab dalam hati saja.

Penulis : Herman Utomo & Silvie Utomo
Sumber : spiritualuniversal.blogspot.com

No comments :

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.

close