-->

Friday 2 December 2016

Pertanyaan dan Komentar Tentang Spiritual (Bagian Kedua)

PENYAKIT NON MEDIS 


l. Mengapa proses penyembuhan spiritual perlu bertahap?

Proses penyembuhan spiritual memang berbeda dengan penyembuhan medis. Kalau penyakit medis, orang yang sakit flu, diare dan sakit pinggang, dokter dapat sekaligus memberikan obat flu, obat diare dan obat sakit pinggang, dan orang tersebut dapat sembuh dari berbagai sakit yang dideritanya tadi dalam waktu bersamaan atau hampir bersamaan.
Pada penyakit non medis, misalnya orang ini sakit berkepanjangan, sudah berbagai pengobatan dokter dilakukan dan kurang berhasil, maka seorang penyembuh spiritual garis Ilahi perlu mencari tahu, penyebab sakit ini apa? Berasal dari mana? Motivasinya apa?

Misalnya penyebab sakit adalah adanya benda-benda gaib seperti potongan kawat, pecahan kaca atau paku kecil dan lain-lain. Atau adanya binatang-binatang gaib seperti lintah, belatung, ular kecil atau ulat bulu dan lain-lain. Atau adanya makhluk-makhluk halus jenis jin yang menempel di badan si sakit.

Berasal dari mana dan apa motivasinya? Bisa dari gangguan santet yang dikirim dengan berbagai motivasi, bisa juga dari makhluk halus yang jahat karena dia terganggu, juga bisa dari upaya mencari solusi ke orang pintar yang ilmunya non Ilahi sehingga ditempel oleh makhluk-makhluk halus.

Kesemuanya ini perlu diselesaikan satu per satu secara bertahap. Pertama kekuatan gangguan di dalam badan perlu dibersihkan. Kedua, pengirim atau sumber gangguan perlu disingkirkan, dan ketiga memberikan "pagar pelindung diri" kepada si sakit. Kalau perlu diberikan pengobatan dan pararel dengan pengobatan dokter untuk mempercepat sisa-sisa penyakitnya yang sudah menjadi penyakit medis.


2. Apakah ada persyaratan khusus bagi yang menjalani penyembuhan spiritual?

Penyembuhan spiritual Ilahi adalah penyembuhan melalui jalur rohani, jadi melalui keberadaan para dewa dan roh suci dan kedekatan roh kita dengan para roh suci tersebut. Di sini yang pegang peranan adalah hati nurani kita. Kalau hati nuraninya bersih dan serius memohon dan dapat ikhlas menerima pertolongan para dewa dan roh suci, maka penyembuhan spiritual Ilahi tersebut dapat berlangsung dengan baik. Tidak boleh ada keragu-raguan apalagi penolakan di dalam hati nuraninya. Ini adalah syarat terpenting penyembuhan spiritual Ilahi.

Kalau gangguan dan penyakit tersebut datangnya dari makhluk gaib yang ada di sebuah aliran kepercayaan non Ilahi, maka syaratnya orang tersebut perlu keluar dari keanggotaan / umat aliran tersebut.


3. Apa pengaruh RPH dan SKKB pada penyembuhan spiritual Ilahi?

Pada buku saya yang ke-7 dengan judul "Tercecer Dari Dialog Dengan Alam Spiritual" halaman 45 saya telah menjelaskan mengapa ada penyakit yang jangan disembuhkan. Hal ini erat hubungannya dengan RPH (Rapor Perjalanan Hidup) dan SKKB (Skala Kadar Karma Buruk) pada diri seseorang atau pada diri si sakit.

Saya membagi penyakit menjadi beberapa macam :

    Penyakit medis.
    Penyakit non medis.
    Penyakit proses usia tua.
    Penyakit proses pembayaran karma.

Pada penyakit pembayaran karma inilah penyakit tersebut jangan disembuhkan sampai tuntas. Karena kalau sampai berhasil disembuhkan, akan pindah ke penyakit lain yang lebih tidak enak atau lebih berat. Umumnya proses pembayaran karma dimulai dengan penderitaan yang ringan dulu, tetapi butuh waktu yang panjang. Kalau hal ini dihindari atau ditolak, maka kadar penderitaannya akan bertambah berat, sebab waktunya sudah menjadi lebih pendek. Diumpamakan orang memiliki hutang Rp 100, diberi waktu 10 bulan untuk melunasinya. Kalau diangsur Rp 10 tiap bulan, maka dalam 10 bulan akan lunas. Tetapi kalau angsurannya ditunda-tunda atau dihindari pembayarannya, dan waktu pelunasan nya tinggal 5 bulan, maka tiap bulan dia harus mengangsur Rp 20. Dua kali lebih berat. Maka lebih baik jangan disembuhkan sampai tuntas. Bertahan pada kondisi masih bisa beraktivitas walaupun masih merasakan ada gangguan penyakit. Pengobatan perlu dilakukan untuk menjaga agar kondisi tubuh tidak bertambah parah. Jadi jangan ngotot untuk menyembuhkan sampai tuntas, sampai hilang penyakit karena bisa pindah ke penyakit yang lebih tidak nyaman.

RPH yang merah angka mati akan menghasilkan karma buruk (SKKB) yang tinggi, yaitu karma prilaku, amal dan ibadahnya mendapat angka merah. Maka dia akan membuat karma buruk atau dosanya bertambah banyak, dan yang harus dibayar lunas menjadi lebih banyak.


4. Mengapa perlu menjaga agar SKKB jangan mentok?

SKKB adalah Skala Kadar Karma Buruk yang saya beri skala dari O sampai 99. Skala ini menunjukkan seberapa besar karma buruk yang ada pada diri seseorang.

Karma buruk adalah sikap dan perbuatan yang dapat membuat orang lain atau makhluk lain menderita. Jadi bagi orang yang akan menurunkan kadar karma buruknya, perlu membayarnya dengan mengalami penderitaan. Penderitaan ini dapat berupa kesehatan atau penyakit, dapat berupa masalah keluarga, juga dapat berupa materi dan"pekerjaan yang kesemuanya dapat membuat seseorang menjalani hidup menderita.

Hati-hati dengan karma buruk, jangan anggap remeh terhadap karma buruk atau dosa ini. Sebab sekali dosa atau karma buruk dibuat, maka tidak ada cara lain untuk menghilangkannya, kecuali dengan membayarnya dengan penderitaan.

Karma buruk tidak dapat dibayar dengan perbuatan baik atau karma baik. Perbuatan baik menghasilkan karma baik, dan karma baik dapat memperoleh pahala. Dari begitu banyak orang yang datang untuk konsultasi penyakit atau kesehatannya, atau untuk konsultasi masalah-masalah penderitaan dalam kehidupan ini, kalau sudah menyangkut proses pembayaran karma, maka masalah penderitaan ini hanya dapat diatasi oleh yang bersangkutan. Orang lain atau orang pintar garis Ilahi tidak ada yang dapat mengatasi dan menghilangkan penderitaannya.

Perlu dijaga jangan sampai SKKB ini mentok di skala 99. Sebab karma buruk ini seperti kerucut terbalik atau seperti piramid terbalik, besar di atas dan kecil di bawah. Kalau sudah mentok berarti sudah luber, maka sudah tidak dapat di-stop, masalah dan penderitaannya sudah tidak dapat ditolong lagi. Kalau belum luber, masih ada kesempatan untuk mencegah agar tidak sampai luber. Maka gunakan kesempatan ini baik-baik dengan cara bayar yang lama dan jangan buat yang baru. Bayar yang lama dengan tidak lari dan menghindar dari penderitaan dan jangan karma buruk yang baru.

Kasus di bawah ini mungkin dapat lebih menjelaskan :

Datang lima bersaudara kandung ke rumah saya, mereka berlima membentuk usaha dagang. Karena kurang mengerti atau kurang percaya masalah karma, maka dalam menjalankan usahanya menggunakan cara-cara yang dapat membuat orang lain menderita, seperti menggunakan kesempatan dalam kesempitan orang lain, sampai ke hal yang melanggar hukum. Mereka berlima kena masalah hukum.

Saudara yang tertua diselamatkan oleh 4 adik-adiknya melarikan diri, ke-4 adiknya terjerat hukum dan dipenjara.

Beberapa lama setelah menjalani hukuman penjara dan keadaan sudah mereda, mereka berlima datang ke saya untuk keperluan konsultasi penyakit yang sudah lama diderita kakak tertuanya yang berhasil lari tidak masuk penjara. Sudah berobat kemana-mana belum juga berhasil sembuh.

Waktu saya memeriksa data pribadi saudara tertua ini, RPH-nya merah angka mati, SKKB-nya sudah mentok. Sedangkan data pribadi dari ke-4 adiknya, SKKB-nya cukup tinggi tapi belum mentok. SKKB mereka dapat turun tidak sampai mentok karena mereka ber-4 tidak bisa lari dari penderitaan, penderitaan di dalam penjara. Kalau tidak dipenjara, kemungkinan mereka ber-4 juga bisa mentok SKKB nya. Jadi untuk menurunkan SKKB agar tidak mentok, perlu mau menjalani penderitaan. Bayar yang lama, jangan buat yang baru.


5. Bagaimana cara mengelola RPH dan SKKB?

Banyak tamu saya setelah saya jelaskan bahwa semua masalah yang menimpa dirinya disebabkan oleh dirinya sendiri, datangnya dari dirinya sendiri yaitu RPH-nya merah angka mati dan SKKB tinggi, umumnya mereka protes ke saya. Mereka mengatakan tidak pernah berbuat jahat, tidak melarikan uang orang lain, malahan sering dijahati orang dan ditipu orang.

Saya bilang, "Ya, saya percaya anda sering dijahati orang dan sering ditipu orang. Karena inilah maka anda masih dapat datang ke rumah saya, kalau tidak mungkin anda sudah sakit berat."

Yang bisa tahu baik tidaknya seseorang bukan dari dirinya sendiri, tapi orang lain yang tahu atau "yang di atas" yang tahu persis. Banyak orang yang secara tidak disadari setiap hari membuat dosa atau karma buruk. Walaupun kesalahan itu tergolong dosa yang kecil saja, tapi kalau dilakukan setiap hari, dalam satu tahun sudah 365 kali dan dalam 10 tahun menjadi terkumpul 3650 kali berdosa. Jumlah ini tidak kecil lagi.

Contoh kasus berikut ini dapat menjelaskan lebih baik :

Seseorang yang pekerjaannya jual beli mobil bekas. Dia tidak mungkin tidak bohong kepada para pembeli atau para tamunya. Kalau satu hari berbohong 10 kali dan dalam satu tahun kerja 300 hari saja, maka satu tahun telah mengumpulkan 3000 kebohongan. Walaupun kebohongan ini dosa kecil, tapi jumlahnya sangat banyak, menghasilkan dosa atau karma buruk yang besar.

Kasus yang lain, seorang ibu direktris datang ke rumah saya untuk konsultasi masalah keluarga dan kesehatan. Data pribadi RPH-nya merah semua tapi tidak angka mati, masih wajar, tapi SKKB-nya sudah tinggi. Waktu saya katakan kalau semua masalah ini datangnya dari dirinya sendiri, dari karma buruknya yang sudah tinggi, dia langsung protes, bahwa dia tidak pemah berbuat jahat terhadap orang lain, tidak pernah makan duit orang dan lain-lain. Akan tetapi setelah saya beri beberapa contoh perbuatan dosa dan karma buruk yang sering tidak disadari tapi tiap hari dilakukan, baru dia berpikir dan meneliti kegiatannya sehari-hari. Langsung dia berkata, Ya, saya secara tidak sadar telah melakukan apa yang Pak Herman sebutkan tadi.Saya menghargai sportivitasnya, dia mengakui mempersulit pengeluaran-pengeluaran cek untuk pembayaran pengobatan karyawan, cek untuk pembayaran sub-kontraktor dan lain-lain.

Dari kedua kasus tersebut dapat disimpulkan bahwa RPH dan SKKB perlu dapat dikelola dengan baik. Jangan sampai RPH mendapat nilai merah angka mati dan SKKB-nya tinggi, bahkan bisa hampir mentok tanpa disadari.

Mengenai bagaimana mengelola karma, saya sudah menjelaskan di dalam buku pertama dengan "Ibadah Dari Vihara ke Vihara" halaman 65. Di sini saya hanya memberikan sedikit tambahan.

Untuk memperbaiki RPH, patokan atau dasarnya adalah 10 Perintah Allah di kitab Injil, atau di ajaran Buddhis ada di Panca Sila Dharma dan 8 Jalan Kebenaran. Seberapa banyak yang dapat dijalani dan seberapa banyak yang dilanggar itulah yang menentukan RPH seseorang. Terutama dalam hal prilaku. Prilaku yang baik akan mencegah terjadinya karma buruk baru. Jadi kalau karma buruk baru tidak muncul, sedangkan dalam menjalani kehidupan ini tidak lari dari penderitaan, yang berarti mau mengangsur karma buruk yang lama, maka SKKB pasti akan turun. Bayar yang lama dan jangan buat yang baru, inilah kuncinya. Mengelola karma perlu dilakukan jauh sebelum masalah datang, sebab mengelola karma perlu modal hati nurani yang bersih. Sebab tanpa hati nurani yang bersih, seseorang tidak mungkin dapat berprilaku baik. Sedangkan untuk dapat membersihkan hati nurani perlu waktu yang panjang. Lima sampai sepuluh tahun belum tentu berhasil. Lebih baik siapkan payung sebelum hujan turun.


6. Mengapa orang takut biopsi, kemoterapi dan operasi?

Banyak penderita sakit kanker yang takut terhadap terapi biopsi, kemoterapi atau operasi disebabkan isu dari mulut ke mulut bahwa kalau penyakit kanker dibiopsi dan dioperasi akan tambah parah dan cepat menjalar atau menyebar kemana-mana. Isu seperti ini tidak sepenuhnya salah, tapi penyebabnya sehingga penyakitnya bertambah parah.

Seperti telah saya jelaskan dalam buku ke-2 dengan judul "Penyakit Non Medis Dan Penyembuhan Spiritual", menurut guru roh saya, 70% penyakit kanker dan leukemia bermula dari penyakit non medis, kemudian berkembang menjadi penyakit medis. Jadi walaupun penyakit medisnya, kankernya telah dikemoterapi dan dioperasi, penyebabnya yang non medis berupa gangguan gaib belum tersentuh, masih ada di dalam badan si sakit. Akibat pengobatan kemoterapi dan operasi, ketahanan tubuh menjadi lemah sekali, maka gangguan gaibnya menjadi lebih leluasa dan lebih cepat berkembang.

Maka pada kasus penyakit kanker atau penyakit apa saja yang akan menjalani terapi operasi, sebaiknya gangguan gaib yang ada di dalam badan dibersihkan dulu atau disingkirkan dulu. Kalau tidak maka penyakitnya akan berlarut-larut dan bertambah parah. Maka dikatakan atau diisukan biopsi, kemoterapi dan operasi membuat penyakitnya bertambah parah atau cepat menyebar. Agar lebih aman sebelum menjalani kemoterapi atau operasi, diperiksa dulu apakah ada unsur non medisnya. Toh memeriksa ada tidaknya unsur non medis tidak sesusah dan semahal pemeriksaan medis. Biopsi, kemoterapi, operasi, terapi pembekuan dan lain-lain masih sangat efektif untuk penyembuhan penyakit kanker. Jadi jangan dihindari atau ditakuti.

Asal unsur non medisnya tidak ada, dan belum terlambat. kemungkinan sembuhnya cukup besar.

Obat menurut resep no. 17 klenteng Banten, kunyit putih dan temu mangga adalah kombinasi obat untuk kanker dan leukemia yang ampuh.


7. Apa benar penyakit akibat kiriman santet ada?

Santet adalah kekuatan gaib, tidak real / nyata. Jadi untuk orang modern, orang berpendidikan tinggi atau orang fanatik agama Kristen atau Katolik, kebanyakan tidak percaya adanya santet.

Yang satu mengutamakan logika dan yang satu lagi percaya kuasa Tuhan. Malahan ada pendeta yang mengatakan orang Kristen tidak bisa disantet.

Penyakit akibat santet memang ada, tapi bagaimana caranya memasukkan paku dan potongan kawat dan lain-lain ke dalam badan orang yang disantet? Sedangkan dukun santet dan orang yang disantet belum pernah bertemu dan jaraknya berjauhan.

Kalau anda pernah melihat acara sulap dan mentalist mempertontonkan kebolehannya di acara TV. dimana seorang tukang sulap atau disebut juga dengan mentalist, dia meminjam cincin dari salah satu penontonnya. Kemudian cincin itu ditiup hilang, lalu si empunya cincin diajak jalan-jalan, mendekati toko buah segar. Pemilik cincin diminta mengambil salah satu jeruk diantara banyak tumpukan buah jeruk, Setelah jeruknya dibuka, cincinnya bisa berada di dalam jeruk tersebut, padahal si mentalist tidak pernah menyentuh buah jeruk tersebut.

Mekanisme santet mirip seperti itu, sekarang yang dimasukkan bukan cincin ke dalam jeruk, tetapi paku ke dalam tubuh orang yang disantet. Caranya bagaimana? Caranya dengan ilmu gaib melalui perantaraan makhluk gaib.

Yang dimasukkan ke dalam badan bisa benda mati seperti paku dan kawat tadi, juga bisa makhluk hidup seperti lintah, belatung, ular kecil, ulat bulu dan lain-lain.

Semua makhluk hidup yang gaib ini untuk jangka waktu yang lama, 3-10 tahun, menyebabkan gangguan pada organ-organ di dalam tubuh seseorang. Salah satunya yang paling sering menimbulkan penyakit kanker, gagal ginjal dan lain-lain. Maka sebaiknya kalau anda tiap tahun check up medis, di check up pula non medisnya.


8. Bagaimana bisa mengetahui adanya penyakit non medis?

Untuk memeriksa non medis tidak dibutuhkan pemeriksaan laboratorium klinik, tidak butuh scaning dan foto. Waktu yang dibutuhkan juga lebih singkat dan yang jelas dan penting adalah biayanya jauh lebih murah.

Caranya dengan membawa persembahan lengkap dan sembahyang di klenteng Tridharma, tanyakan memohon pemeriksaan ada tidaknya unsur non medis di dalam badan anda dengan memakai sarana pak-pwee. Klentengnya harus yang masih "bersih" dan Ilahi.

Cara bertanya di altar klenteng untuk pemeriksaan kesehatan dan penyakit sudah saya tulis di buku ke-5 dengan judul "Dialog Dengan Alam Dewa" halaman 69.


9. Apakah kalau non medis sudah dibersihkan, dapat muncul non medis lagi?

Proses dan mekanisme penyakit non medis ada yang sama dengan penyakit medis, juga ada yang sama sekali berbeda.

Misalnya penyakit flu-nya sembuh, ganti sakit tifus datang. Orang gampang membedakan sakit flu dan sakit tifus, walaupun ada gejala yang sama yaitu suhu badan yang naik. Akan tetapi kalau gangguan non medis, misalnya sakit kepala-nya sembuh dan ganti sesak nafasnya datang. Bisa saja dianggap penyebabnya sama, gangguan gaibnya datang lagi, karena tidak dapat membedakan bentuk gangguan gaibnya. Padahal penyebabnya berbeda, sakit kepalanya akibat disantet dan sesak nafasnya akibat gangguan penunggu rumah yang jahat.

Jadi penyakit non medis yang sudah sembuh bukan berarti sembuh abadi. Dan yang sudah bersih dari non medis bukan berarti tidak dapat "kotor" lagi.

Oleh karena itu kalau diagnosa dokter berbeda-beda atau dokter belum menemukan penyebab sakitnya, lebih baik ditempuh jalan paralel. Pemeriksaan secara medis diikuti pemeriksaan secara non medis.


10. Mengapa gangguan ilmu warisan susah disembuhkan?

Mengenai asal usul gangguan ilmu warisan telah saya tulis dalam buku ke-7 dengan judul "Tercecer Dari Dialog Dengan Alam Spiritual" halaman 30. Di sini saya hanya menambahkan sedikit. mengapa gangguan ilmu warisan ini sulit disembuhkan.

Penyembuh alternatif seperti paranormal, orang pintar atau suhu umumnya bisa mengetahui adanya makhluk halus yang menempel dan mengganggu si sakit. Maka dia akan berusaha dengan berbagai cara untuk menyingkirkan makhluk halus ini. Tapi umum-nya kurang berhasil, artinya hanya sebentar gangguannya reda atau hilang, kemudian muncul lagi, kambuh lagi. Makhluk halus ini tetap datang lagi dan menempel lagi. Ini bukan berarti si makhluk halus ini bandel dan ngotot untuk mengganggu lagi. Bukan, makhluk halus ini tidak dapat melepaskan diri dari si sakit sebab telah diikat oleh tali ikatan perjanjian gaib yang dibuat oleh leluhur si sakit dengan penguasa gaib dimana dia dulu pernah memintanya. Makhluk halus ini telah diperintahkan untuk mengikuti ahli warisnya sampai ke anak cucunya.

Dari pengalaman saya, orang pintar atau suhu yang ingin menyingkirkan makhluk halus ini harus mampu memutuskan ikatan tali perjanjian gaib yang ada di badan makhluk halus ini, baru dia dapat lepas dari si sakit dan pulang ke masyarakatnya.

Saya selalu meminta keluarga si sakit untuk mengadakan ritual jajan pasar beberapa kali untuk menghargai dan sebagai ungkapan terima kasih kepada si gaib yang dulu pernah diminta secara baik-baik oleh almarhum leluhur keluarga ini untuk melindungi dan membantu usahanya. Baru setelah ritual jajan pasar terakhir, dipakai sebagai acara perpisahan. Saya putuskan tali ikatan perjanjian gaib yang ada di tubuh makhluk halus ini dan saya kirim ke masyarakat asalnya. Jadi perlu punya kemampuan untuk memutuskan tali ikatan gaib tersebut agar si gaib dapat pulang ke masyarakatnya.


11. Obat no.17 dari klenteng Banten. Untuk menyembuhkan penyakit apa saja?

Banyak tamu saya yang konsultasi mengenai penyakit kanker. Baik kanker di payudara, di rahim, di usus, di lever, di paru-paru dan lain-lain. Obat yang ditunjuk oleh guru roh saya adalah sama, yaitu menurut resep no. 17 dari klenteng Banten, yang berarti obat no. 17 dari Dewi Kwan Im di altar klenteng Banten lama. Mengenai obat no. 17 ini telah saya tulis dalam buku ke-2 dengan judul "Penyakit Non Medis Dan Penyembuhan Spiritual" halaman 100. Di sini saya ingin memberikan sedikit tambahan sebagai penjelasan.

Ada beberapa tamu yang memberitahu atau telpon saya bahwa dia telah minum obat no. 17 beberapa lama, apakah masih perlu diteruskan?

Ada juga yang memberitahu saya bahwa menurut shinse toko obatnya, obat no. 17 ini tidak dapat menyembuhkan penyakit, tidak ada unsur obat yang dapat menyembuhkan penyakit, hanya untuk menguatkan badan saja. Memang benar, toko obat itu tidak bohong, hanya dia tidak tahu bahwa obat no. 17 , hanya merupakan sarana pembawa prana penyembuhan Ilahi untuk menyembuhkan si sakit. Maka dari itu minum obat ini perlu tanya dulu ke altar Dewi Kwan lm, apakah dia diperbolehkan minum obat ini untuk sakit yang dideritanya.

Kalau boleh, baru beli dan dimintakan pengisian prana di altar utama Dewi Kwan Im di klenteng Tri-dharma, bukan di altar pendamping atau altar rumahan dan ruko. Juga perlu mencari klenteng yang masih bersih dan Ilahi.

"Obat no. 17 dapat menyembuhkan bermacam-macam penyakit, sebab "isi prana yang dimasukkan juga bermacam-macam sesuai dengan permintaan si sakit waktu sembahyang di altar. Jadi jangan asal beli obat no. 17, direbus, lalu diminum dengan tujuan untuk menyembuhkan penyakit anda. Shinse toko obat benar bahwa obat no. 17 ini tidak dapat menyembuhkan penyakit. Tapi obat no. 17 yang telah diisi prana, telah banyak menolong dan menyembuhkan berbagai penyakit berat.

Penulis : Herman Utomo & Silvie Utomo
Sumber : spiritualuniversal.blogspot.com

No comments :

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.

close