-->

Thursday 10 December 2015

DUTIYABODHI SUTTA

DUTIYABODHI SUTTA


Demikianlah yang Ku dengar.

Pada suatu ketika Bhagava sedang berada di hutan Uruvela, di tepi sungai Neranjara, di bawah pohon Bodhi, beberapa saat setelah Bhagava mencapai Penerangan Sempurna.

Pada saat itu Bhagava duduk bermeditasi selama tujuh hari sedang menikmati kebahagian dari Kebebasan. Kemudian pada akhir hari ketujuh itu, Bhagava berhenti bermeditasi, dan dengan pandanganNya yang terang selama pengamatan pada pertengahan malam hari, memperhatikan sebab musabab yang saling bergantungan dalam urutan balik, demikian,


"Karena ini tidak ada, itu tidak ada.
Dari berhentinya ini, maka itu berhenti. 

Yaitu, dari berhentinya ketidak tahuan, bentuk- bentuk pemikiran berhenti.
Dari berhentinya bentuk- bentuk pemikiran, kesadaran berhenti.
Dari berhentinya kesadaran, batin dan jasmani berhenti.
Dari berhentinya batin dan jasmani, enam landasan indria berhenti.
Dari berhentinya enam landasan indria, kesan- kesan berhenti.
Dari berhentinya kesan- kesan, perasaan berhenti.
Dari berhentinya perasaan, nafsu keinginan berhenti.
Dari berhentinya nafsu keinginan, noda batin berhenti.
Dari berhentinya noda batin, penjelmaan berhenti.
Dari berhentinya penjelmaan, kelahiran berhenti.
Dari berhentinya kelahiran, usia tua dan kematian, duka cita, keluh kesah, rasa sakit, kesedihan, dan keputusasaan berhenti. 
Ini merupakan berhentinya seluruh rangkaian penderitaan."

Kemudian, karena menyadari pentingnya hal itu, Bhagava pada saat itu mengungkapkan khotbah inspirasi ini,

"Bilamana Dhammā (Kebenaran) tertampak
oleh brahmana yang penuh semangat dan Jhana,
saat itu keraguan tiada lagi padanya,
karena mengetahui jelas kemusnahan asal mula Dhammā (Kebenaran) itu."

Sutta Pitaka, Khuddaka Nikaya, Udana, Bodhi Vagga, Dutiyabodhi Sutta (Ud 1. 2)

No comments :

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.

close