-->

Thursday 17 December 2015

Mahasiswa Perguruan Tinggi Agama Buddha Setelah Lulus Didorong untuk Kembali ke Daerah Asal

Minggu (13/12), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Sekolah Tinggi Agama Buddha (STAB) Nalanda mengadakan Sangha Dana. Selain mahasiswa Nalanda, acara ini juga dihadiri oleh mahasiswa dari STAB Maha Prajna, mahasiwa STABN Sriwijaya, Kesatuan Mahasiswa Hindu Buddha (KMHB) Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Himpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia (HIKMAHBUDHI), Ikatan Alumni Nalanda (ILUNA), dan juga umat Buddha dari berbagai wilayah di Jakarta Timur.

Tak heran jika Sangha Dana kali ini terbilang istimewa. “Meskipun sudah agak terlambat dan dilaksanakan dengan penuh kesahajaan, saya rasa ini adalah perayaan Sangha Dana yang paling elit, karena apa? Karena acara ini dihadiri oleh para cendekiawan Buddhis,” ujar Sutrisno, pembantu ketua 1 bidang akademik Sekolah Tinggi Agama Buddha (STAB) Nalanda merujuk pada banyaknya mahasiswa dari berbagai kampus atau organisasi.



Sangha Dana ini dihadiri oleh bhikkhu Sangha dari tradisi Theravada dan Mahayana, di antaranya Bhikkhu Gunaseno, Bhiksu Duta Prajna, Bhiksu Duta Prabha, dan tiga samaneri dari Vihara Lalitavistara, Cilincing, Jakarta Utara.

Citra Agustin Gautama, salah satu panitia menjelaskan bahwa Sangha Dana penting dilaksanakan oleh mahasiswa perguruan tinggi agama Buddha (PTAB), khususnya mahasiswa Nalanda. “Selain mempelajari ajaran Buddha, mahasiswa Buddhis juga harus belajar mempraktikkan ajaran Buddha, salah satunya melalui kegiatan Sangha Dana ini,” jelasnya.

Sementara itu, Bhikkhu Gunaseno dalam pesan Dhammanya berpesan agar mahasiswa Buddhis juga mempunyai tanggung jawab untuk membina umat Buddha di daerah-daerah, terutama daerah tempatnya berasal. Kebanyakan mahasiswa PTAB memang berasal dari daerah di luar Jakarta.

“Sebagai mahasiswa yang tinggal di daerah perkotaan setelah lulus pasti Anda akan mudah untuk mendapatkan pekerjaan di kota. Tapi ketika Anda kembali ke desa untuk membangun desa Anda, di situlah letak kesukarelaan Anda dalam melakukan dana yang sesungguhnya, menjadi Dhammaduta-dhammaduta yang dapat bersinergi dengan bhikkhu Sangha supaya dapat membina umat Buddha di desa-desa tempat kelahiran Anda.”

Bhikkhu Gunaseno mendorong agar mahasiswa Buddhis ketika sudah lulus untuk kembali ke desa masing-masing dan membangun daerahnya.

“Dana tidak harus selalu diberikan kepada bhikkhu. Dalam Kuwanorama Sutta, Angutara Nikaya Kelompok 1, Buddha mengajarkan cara berdana yang dapat memberi hasil sepanjang masa. Yang pertama adalah dana kebun atau lahan untuk kepentingan masyarakat luas, yang kedua merawat alam atau dana reboisasi hutan, yang ketiga dana membangun infrasrtuktur, memperbaiki jalan desa yang rusak dan lain-lain, yang keempat adalah dana menyediakan air minum untuk masyarakat umum, dan yang terakhir dana membuat tempat tinggal, vihara, sekolah, rumah sakit, dan lain-lain,” lanjut Bhante.

Selain itu Bhante juga mengajak para mahasiswa agar ketika libur sekolah kembali ke daerahnya untuk memanfaatkan ilmu yang didapat untuk membangun masyarakat daerah asalnya.

“Melakukan Sangha Dana tidak ada yang telat. Anda bisa melakukan Sangha Dana di mana saja, Anda bisa melakukan Sangha Dana di daerah-daerah Anda dengan membangkitkan kembali agama Buddha di Nusantara,” pungkasnya

Sumber : buddhazine.com

No comments :

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.

close