-->

Sunday 27 December 2015

Indahnya Borobudur di Thailand

bodhi-prajna.blogspot.com

Kemasyuran akan kemegahan Candi Borobudur sebagai warisan budaya Buddhis Indonesia tidak diragukan lagi. Hingga ke mancanegara, keindahan arsitekturnya yang menakjubkan membuat berbagai kalangan terkesan dan terinspirasi olehnya.

Terletak di dalam kompleks Vihara Prachakomwanaram (Wat Prachakomwanaram) atau Vihara Pa Kung (Wat Pa Kung) di Distrik (Amphoe) Si Somdet, Provinsi Roi Et, Thailand Utara, 25 km dari Distrik Muang, Provinsi Roi Et, sebuah kompleks stupa berjenjang yang besar yang disebut Cetiya Hin Sai, berdiri dengan kokoh.

Cetiya Hin Sai, disebut-sebut sebagai “Borobudur dari Thailand” karena bentuknya yang memang menyerupai Candi Borobudur yang ada di Magelang, Jawa Tengah, Indonesia.


Seperti namanya Hin Sai (Thailand: หินทราย) yang berarti batu pasir, bahan konstruksi cetiya ini adalah batu pasir alami dan dibangun pada tanggal 5 Maret 2004 dalam rangka menghormati Y. M. Sri Mahavira (Thailand: ศรี มหาวีโร – Si Mahaveero) atau yang dikenal dengan Luang Pu Sri Mahavira (Phra Thep Wisuttimongkol – Visuddhi Mangala), salah seorang bhikkhu hutan terkemuka dari tradisi Dhammayutika, yang berulang tahun ke-90.

Cetiya yang dibangun dengan dana sumbangan sekitar 100 juta bath tersebut berukuran sekitar 49 x 49 meter dan tinggi sekitar 19 meter.

Terdapat empat pintu gerbang untuk mendaki Cetiya Hin Sai. Saat mendaki pada salah satu gerbang, pengunjung akan menaiki tangga dan melewati gapura dengan relief Kala-Makara di atasnya. Selanjutnya pengunjung akan menemukan sebuah rupaka Y. M. Sri Mahavira di atas sebuah pintu menuju ruangan di dalam cetiya tersebut.

Seperti Borobudur, Cetiya Hin Sai juga memiliki stupa induk yang berwarna kuning dan dikelilingi dengan delapan buah stupa berongga yang juga memiliki warna yang senada. Pada puncak stupa induk dilapisi dengan lempengan emas seberat 101 baht (dalam ukuran Thailand, 1 baht emas sama dengan 15.2 gram).

Cetiya Hin Sai terdiri dari tiga tingkatan dan memiliki selasar dengan dinding yang berhiaskan relief dari batu pasir. Pada dinding selasar pada tingkatan pertama terdapat relief yang menceritakan riwayat kehidupan lampau Sri Buddha yang tercantum dalam Vessantara Jataka. Selasar tingkat kedua tedapat relief yang mengisahkan riwayat hidup Sri Buddha. Dan pada selasar tingkat ketiga terdapat kisah dari delapan kemenangan Sri Buddha yang terdapat dalam Jaya Mangala Gatha.

Meskipun eksteriornya menyerupai Candi Borobudur dalam skala lebih kecil, namun cetiya ini memiliki ruangan yang terletak di dalam pusat dari bangunannya.

Ruangan pada cetiya tersebut memiliki 3 lantai berfungsi sebagai tempat puja bakti dan praktik Dhamma bagi para bhikkhu dan umat awam. Lantai pertama digunakan untuk ruang puja bakti bersama dan ruang pertemuan, lantai ke-2 digunakan sebagai ruang museum yang berisi mengenai sejarah cetiya tersebut, dan lantai ke-3 untuk aktivitas lainnya. Beberapa dinding ruangan dihiasi dengan reliar batu pasir yang mengisahkan kehidupan Luang Pu Sri Mahavira dan beberapa bhikkhu terhormat lainnya.

Cetiya Hin Sai dibangun dalam bentuk replika Candi Borobudur sebagai bentuk penghormatan kepada Luang Pu Sri Mahavira yang sangat terkesan terhadap Candi Borobudur saat beliau mengunjunginya pada tahun 1988.

Cetiya Hin Sai dibuka untuk umum setiap hari pada pukul 8.00-18.00 waktu setempat. Para pengunjung dapat masuk secara gratis, dan diharapkan para pengunjung berkunjung secara santun.

 












Sumber : berita.bhagavant.com

No comments :

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.

close