-->

Thursday 10 December 2015

NAVA SUTTA

NAVA SUTTA


Orang yang bijak sepatutnya menghormat seseorang yang darinya dia belajar Dhamma, bagaikan para dewa menghormat Indra.

Orang terpelajar yang dihormati itu, karena memiliki keyakinan pada muridnya, akan memperliahtkan Dhamma dengan jelas.

Setelah memperhatikan dan mempertimbangkannya, orang bijak itu pun mempraktekkan Dhamma, dan dengan demikian menjadi terpelajar, berpikiran murni dan bijak.

Dan karena waspada, dia bergaul dengan guru seperti itu.


Orang yang mengikuti guru yang bodoh dan rendah, yang belum menyadari makna Dhamma, dan yang iri hati, akan mendekati kematian tanpa mencapai tujuan, memahami Dhamma dan tidak terbebas dari keraguan.

Bagaikan orang yang terjatuh ke sungai yang airnya meluap dan mengalir deras, akan terseret oleh arus yang cepat itu, bagaimanakah ia dapat membantu orang lain menyeberang?

Terlebih lagi, orang yang belum menyadari Dhamma, yang belum memperhatikan maknanya sebagaimana dijelaskan oleh yang berpengetahuan, yang belum terlepas dari keraguan, bagaimanakah dia dapat membuat yang lain menyadari?

Bagaikan orang yang menaiki perahu kokoh yang dilengkapi dengan dayung dan kemudi, yang memiliki pengetahuan tentang cara mengemudikannya, yang terampil serta bijaksana, dengan perahu itu dia dapat membawa banyak orang menyeberang sungai.

Orang yang telah memiliki pengetahuan dan mempunyai pikiran yang terlatih baik, yang terpelajar dan tidak goyah.

Dengan jelas dia mengetahui bahwa dia dapat membantu orang lain untuk mengerti, yaitu mereka yang penuh perhatian untuk mendengarkan dan telah siap untuk memahami.

Jadi, orang- orang sepatutnya bergaul dengan orang yang baik, yang bijaksana dan terpelajar.

Dia sepatutnya mengetahui makna Dhamma dan mempraktekkan sesuai dengannya. Dan karena memperoleh pemahaman Dhamma, dia akan mencapai kebahagiaan.

Sutta Pitaka, Khuddaka Nikaya, Sutta Nipata, Culla Vagga, Nava Sutta (Sn II. 8)

No comments :

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.

close