-->

Thursday 10 December 2015

TATIYABODHI SUTTA

TATIYABODHI SUTTA


Demikianlah yang Ku dengar.

Pada suatu ketika Bhagava sedang berada di hutan Uruvela, di tepi sungai Neranjara, di bawah pohon Bodhi, beberapa saat setelah Bhagava mencapai Penerangan Sempurna.

Pada saat itu Bhagava duduk bermeditasi selama tujuh hari sedang menikmati kebahagian dari Kebebasan. Kemudian pada akhir hari ketujuh itu, Bhagava berhenti bermeditasi, dan dengan pandanganNya yang terang selama pengamatan pada akhir malam hari, memperhatikan sebab musabab yang saling bergantungan dalam urutan maju dan balik, demikian,

"Karena ini ada, itu ada.
Dari timbulnya ini, timbullah itu.
Karena tidak ada ini, itu tidak ada.
Dari berhentinya ini, itu berhenti. 


Yaitu, dengan adanya ketidak tahuan sebagai sebab, bentuk- bentuk pemikiran muncul.
Dengan adanya bentuk- bentuk pemikiran sebagai sebab, kesadaran muncul.
Dengan adanya kesadaran sebagai sebab, batin dan jasmani muncul.
Dengan adanya batin dan jasmani sebagai sebab, enam landasan indria muncul.
Dengan adanya enam landasan indria sebagai sebab, kesan- kesan muncul.
Dengan adanya kesan- kesan sebagai sebab, perasaan muncul.
Dengan adanya perasaan sebagai sebab, nafsu keinginan muncul.
Dengan adanya nafsu keinginan sebagai sebab, noda batin muncul.Dengan adanya noda batin sebagai sebab, penjelmaan muncul.
Dengan adanya penjelmaan sebagai sebab, kelahiran muncul,
Dengan adanya kelahiran sebagai sebab, umur tua dan kematian, duka cita, keluh kesah, rasa sakit, kesedihan dan keputusasaan muncul.
Ini merupakan asal mula seluruh rangkaian penderitaan.

Tapi dari lenyap dan berhentinya sama sekali berhentinya ketidak tahuan secara keseluruhan, maka bentuk- bentuk pemikiran berhenti.
Dari berhentinya bentuk- bentuk pemikiran, maka kesadaran berhenti.
Dari berhentinya kesadaran, maka batin dan jasmani berhenti.
Dari berhentinya batin dan jasmani, maka enam landasan indria berhenti.
Dari berhentinya enam landasan indria, maka kesan- kesan berhenti.
Dari berhentinya kesan- kesan, maka perasaan berhenti.
Dari berhentinya perasaan, maka nafsu keinginan berhenti.
Dari berhentinya nafsu keinginan, maka noda batin berhenti.
Dari berhentinya noda batin, maka penjelmaan berhenti.
Dari berhentinya penjelmaan, maka kelahiran berhenti.
Dari berhentinya kelahiran, maka usia tua dan kematian, duka cita, keluh kesah, rasa sakit, kesedihan, dan keputusasaan berhenti.
Ini merupakan berhentinya seluruh rangkaian penderitaan."

Kemudian, karena menyadari pentingnya hal itu, Bhagava pada saat itu mengungkapkan khotbah inspirasi ini:

"Bilamana Dhammā (Kebenaran)tertampak
oleh brahmana yang penuh semangat dan Jhana,
saat itu ia membinasakan mara beserta bala tentaranya,
bagaikan matahari membinasakan kegelapan, bersinar terang di angkasa."

Sutta Pitaka, Khuddaka Nikaya, Udana, Bodhi Vagga, Tatiyabodhi Sutta (Ud 1. 3)

No comments :

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.

close