-->

Friday 11 December 2015

MUCCALINDA SUTTA

MUCCALINDA SUTTA


Demikianlah yang Ku dengar.

Pada suatu saat Bhagava sedang tinggal di hutan Uruvela, di dekat sungai Neranjara, di bawah pohon Mucalinda, sesaat setelah beliau mencapai Penerangan Sempurna.

Pada saat itu Bhagava duduk bermeditasi selama tujuh hari menikmati kebahagiaan dari Kebebasan. Saat itu walaupun bukan masanya, terjadilah hujan badai yang besar, dan selama tujuh hari terdapat awan- awan hitam, angin dingin dan cuaca yang tidak menentu. Waktu itu Mucalinda, Raja Naga, meninggalkan tempat tinggalnya dan sesudah melingkari tubuh Bhagava tujuh kali dengan tubuhnya, dia berdiri dengan sayap kepalanya yang terbentang di atas kepala Sang Bhagava, sambil berpikir untuk melindungi Bhagava dari dingin dan panas, dari pengganggu, nyamuk, angin, matahari, dan sentuhan makhluk- makhluk yang menjalar.


Pada akhir tujuh hari itu, Bhagava berhenti dari meditasiNya. Saat itu Mucalinda, Raja Naga, melihat bahwa langit telah cerah dan awan- awan hujan telah berlalu, melepas lingkaran tubuhnya dari tubuh Bhagava. Dengan merubah penampilannya dan membentuk penampilan sebagai seorang pemuda, dia berdiri di depan Bhagava, dengan tangan dirangkapkan, untuk menghormat beliau.

Kemudian karena menyadari pentingnya hal itu, Bhagava pada saat itu mengungkapkan kotbah inspirasi ini,

“Berbahagia adalah ketidakterikatan bagi seseorang yang puas hati,
bagi seseorang yang sudah belajar Dhamma dan yang melihat,
berbahagia adalah tidak adanya penderitaan di dunia ini,
mengendalikan diri terhadap makhluk- makhluk hidup,
Berbahagia adalah tidak adanya nafsu di dunia ini,
mengalahkan nafsu- nafsu indria,
tetapi menghilangkan kesombongan ‘aku’,
itu adalah benar- benar kebahagiaan tertinggi.”

Sutta Pitaka, Khuddaka Nikaya, Udana, Muccalinda Vagga, Muccalinda Sutta (Ud 2. 1)

No comments :

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.

close