-->

Saturday 19 December 2015

Somdet Phra Nyanasamvara Suvaddhana Mahathera


bodhi-prajna.blogspot.com

Somdet Sangharaja Thailand (Suvaddhana Mahathera, Charurn Gajavatra) (3 October 1913-24 October 2013)

Yang dipermuliakan Somdet Phra Nyanasamvara (Suvaddhana Mahathera) mempunyai nama asal 'Caroen', dan nama keluarga 'Khocchawat', dilahirkan di Propinsi Kancanaburi pada tanggal 3 Oktober 1913, bertahbis menjadi samanera ketika berusia 14 tahun di Wat Thevasangkharam, Kancanaburi, lalu belajar pendidikan Dhamma di Wat Bovornnisvesviharn hingga genap usia berupasampada. Beliau berupasampada di Wat Bovornnivesviharn pada tanggal 15 februari 1936 dengan Yang Dipermuliakan Royal Somdet Sangharaja Kromluang Vajiranyanavong bertindak sebagai upajjahaya. Beliau lalu berdiam dan melanjutkan pendidikan di Wat Bovornnisviharn hingga menuntaskan pendidikan dhamma media bahasa pali tingkat sembilan pada tahun 1941.


Beliau menerima penghargaan gelar kebiaraan dari Yang Dipertuan Agung Raja secara berturut sebagai berikut : gelar rachakhana tingkat umum, rachakhana tingkat rahj, dan rachakhana tingkat thep berturut-turut dengan anugerah nama yang sama yaitu Phra Sophonkhanaphorn, berikutnya menerima penghargaan gelar rachakhana tingkat tham dengan anugerah nama Phra Thamvaraphorn, gelar rachakhana tingkat caokhanarong dengan anugerah nama Phra Sasanasophon, gelar rachakhana tingkat somdet phrarachakhana dengan anugerah nama Somdet Phra Nyanasamvara, dan menerima pengukuhan sebagai somdet phrasangharaj (Sangharaja) dengan anugerah nama Somdet Phra Nyanasamvara Somdet Phra Sangharaja Sakolnmahasanghaparinayok pada tanggal 21 April 1989 yang merupakan gelar somdet phra Sangharaja urutan ke 19 dalam dinast Ratanakosin.

Beliau memiliki minat yang besar dalam hal belajar, berkebiasaan gemar belajat sejak sebagai pelajar, khususnya dalam bidang bahasa. Beliau mempelajari berbagai macam bahasa, antara lain : Bahasa Inggris, Bahasa Perancis, Bahasa Jerman, Bahasa Cina, dan Bahasa Sansekerta hingga mempu menggunakan bahasa yang beliau pelajari dengan baik. Yang Dipermuliakan Royal Somdet Phra Sangharaja Kromluang Vajiranyanavong, upajjhaya beliau, sehingga meniliknya sebagai sikap berlebihan dalam hal pendidikan. Suatu hari beliau mengingatkan bahwa pencarian pengetahuan semestinya juga dibarengi dengan pelaksanaan pengembangan batin. Sejak itu beliau mulai menekuni pelaksanan pengembangan batin dan melaksanakan secara berkelanjutan sehingga kini menjadi seorang mahathera (sesepuh) yang piawai dalam hal pendidikan dan pelaksanaan Dhamma.

Sehubungan dengan kepiawaian beliau dalam mengetahui bahasa asing, terutama Bahasa Inggris, dengan baik, beliau lalu mempelajari pengetahuan modern dengan menbaca buku-buku berbahasa Inggris, baik buku pengetahuan umum maupun buku keagamaan. Hal ini membuat wawasan beliau menjadi luas dan bersesuaian dengan kejadian-kejadian yang muncul di masyarakat. Pengetahuan yang telah beliau peroleh sangat berguna bagi pengajaran, pembabaran Agama Buddha, dan penulisan buku-buku Agama Buddha modern yang cocok untuk orang dan situasi kini, serta pengajaran Agama Buddha kepada masyarakat Thai dan orang-orang luar negeri.

Beliau sebagai seorang mahathera (sesepuh) pertama yang menjalankan tugas ke-dhammaduta-an ke luar negeri secara nyata dengan menjadi kepada komisaris pusat pelatihan dhammaduta ke luar negeri yang pertama, sebagai pemimpin rombongan para bhikkhu yang melakukan perjalanan untuk membuka vihara Thai pertama di Benua Eropa, yaitu Wat Buddhaprathip, London, Kerajaan Serikat Inggris, membawa ajaran Agama Buddha Theravada ke Benua Australia untuk yang pertama kali dengan membangun Wat Buddharangsi di kota Sydney, melahirkan perhimpunan bhikkhu Sangha Theravada Indonesia, membantu membangkitkan Agama Buddha Theravada di Negara Nepal dengan memberikan penahbisan kepada turunan Sakya di negeri tersebut untuk pertama kali sehingga dapat membangkitkan tradisi bertahbis untuk pertama kali disana kini, mengembangkan keeratan persahabatan dengan Yang Dipermuliakan Dalai Lama sehingga menjadi sebuah keakraban dan saling berkunjung sambut beberapa kali, dan sebagai pemimpin keagamaan pertama yang mendapat undangan berkunjung ke Negara Republik Rakyat Cina secara resmi dalam sejarah Cina.

bodhi-prajna.blogspot.com
Somdet Phra Nyanasamvara melaksanakan berbagai tugas keagamaan di dalam maupun di luar negeri. Beliau adalah seorang cendekiawan dan memberikan penelaahan Dhamma berlandasankan dasar-dasar Agama Buddha atau Dhammavicaya untuk menegaskan bahwa Buddhadhamma dapat diaplikasikan ke dalam setiap tingkat kehidupan, mulai dari tingkat paling bawa hingga tingkat paling tinggi. Tidak kurang dari seratus judul buku berbahasa Thai dan Inggris telah beliau susun sebagai buah karya beliau, terdiri dari tulisan tentang ajaran Agama Buddha di tingkat dasarm menengah, dan tinggi, termasuk cerita-cerita gubahan bernuansa keagamaan yang sart guna dan patut dipelajari. Banyak lembaga pendidikan tingkat nasional menaruh perhatian atas kepiawaian dan kandungan manfaat karya tulis beliaum serta tugas-tugas yang telah beliau emban kemudian mempersembahkan gelar doktor honoral di berbagai bidang sebagai bentuk penghargaan kepada beliau.

Kecuali tugas-tugas yang berkaitan dengan jabatan, Somdet Phra Nyanasamvara masih melakukan tugas-tugas khusus yang sangat penting beberapa kali, beberapanya adalah sebagai pembimbing Yang dipertuan Agung Raja Thai kini ketika beliau bertahbis sebagai bhikkhu pada tahun 1956 dan memberikan pengetahuan Dhammavinaya kepada beliau sepanjang waktu menjadi bhikkhu, dan sebagai guru upasampada (kammavacacariya) bagi Putra Mahkota, Somdet Phrabarom Orasathiraj Caofamahavajiralongkorn Sayammakut Rachakumarn, saat beliau bertahbis sebagai bhikkhu pada tahun 1978.

Somdet Phra Nyanasamvara menduduki berbagai jabatan yang penting di kepengurusan sangha secara berturut-turut yang mengkondisikan beliau dalam melaksanakan berbagai macam tugas yang berguna bagi Agama Buddha, bangsa, negara, dan masyarakat. Terhitung, beliau adalah salah seorang mahathera yang berpelengkap kiprah untuk diri sendiri dan kiprah untuk orang lain, dan sebagai sosok pujaan bangsa, baik dari sisi keagamaan Buddha ataupun kenegaraan.

Yang dipermuliakan Somdet Phra Nyanasamvara sangat dengan hormat diantara negara buddhist luarnegeri seperti pemerintah Myanmar yang menganugerakan "Abhidaja Maharattha Guru" adalah gelar tertinggi dalam Sangha di Myanmar.

Pada Buddhist Summit World Buddhist Supreme Conference, yang dihadiri 40 pemimpin Buddhist dunia pada bulan September 2012, menganugerahkan beliau "Dipermuliakan terhormat Buddhist Dunia ", dirayakan pula menyambut usia 100 tahun yang dipermuliakan pada tanggal 3 Oktober 2013. Hal ini merupakan usia tertua yang dipermuliakan, sepanjang sejarah Thailand. Lebih dari itu, beliau juga pemimpin terlama sebagai dipermuliakan selama 24 tahun dengan posisi yang dipermulaikan negara Thailand. Ha ini merupakan kebanggaan bagi negara Thailand. Sebagai penghormatan atas kesempatan yang berharga dapat merayakan ulang tahun yang ke 100 oleh pemerintah Thailand, Sangha dan seluruh masyarakat Buddhist Thailand. Dirayakan seminggu dari 1-7 Oktober 2013. Perayaan secara nasional tersebut berkat jasa Raya Thailand yang diperhormati, Raja Bhumibol Adulyadej.

Kesehatan yang dipermuliakan mulai memburuk pada tahun 2000, saat beliau berusia 87 tahun. Hal ini menyulitkan beliau menjalankan tugas. Pada 20 Februari dirawat gedung Vajiranyan Samaggibayabarn yang merupakan rumah sakit kerajaan Chulalongkoen. Kadang beliau mengunjungi Vihara Wat Bovoranives dan menghadiri beberapa tugas kenegaraan. Kunjungan umumnya bertepatan saat peringatan berdasarkan penanggalan bulan, terutama saat pengucapan peraturan para bhikkhu (Patimokha), yang jatuh pada bulan penuh setiap bulan. Tahun 2007, Tim kedokteran menyatakan kesehatan beliau sangat menurun, sehingga kunjungan ke Vihara Wat Bovoranives di hentikan.

Pada 13 Oktober 2013, Kondisi kesehatan Yang Dipermuliakan memburuk, Tim kedokteran memutuskan untuk melakukan operasi usus besar dan usus halus. Operasi berjalan baik, dan kesehatan beliau pun membaik.

Pada 21 Oktober, tekanan darah beliau menurun, lalu naik beberapa saat lagi sepanjang hari. Tanggal 24 Oktober, tekanan darah distolik menurun, dan stabil angka 20. Tepat pukul 7.30 malam, tekanan darah anjlok hingga angka 0. lalu 10 menit kemudian para dokter mengumumkan Yang dipermuliakan, Somdet Phra Nyanasamvara, sesepuh ke 19 yang dipermuliakan kerajaan Thailand telah mangkat, pada usia 100 tahun dan 21 hari.

Sumber : www.sammasayambhu.org

No comments :

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.

close