BALISA SUTTA
Di Savatthi. Bhagava
berkata kepada para bhikhu, “Para bhikkhu, perolehan, kehormatan, dan
kemashyuran itu adalah sungguh menakutkan, tidak baik, berbahaya, bagi
mereka yang ingin mencapai akhir dari duka.
Seperti
seorang nelayan melemparkan mata kail berumpan ke dalam danau yang
dalam, dan seekor ikan yang sedang mencari makanan menelannya.
Ikan
itu, setelah menelan mata kail si nelayan, akan menemui kemalangan dan
bencana, dan nelayan itu dapat melakukan apa pun yang ia inginkan atas
ikan itu."
“’Nelayan’, para bhikkhu, ini adalah sebutan untuk Mara Si Jahat.
‘Mata kail dengan umpan’, ini adalah sebutan bagi perolehan, kehormatan, dan kemashyuran.’”
“Bhikkhu
manapun yang menyukai dan menikmati perolehan, kehormatan, dan
kemashyuran yang telah muncul disebut bhikkhu yang telah menelan mata
kail berumpan, yang telah menemui kemalangan dan bencana, dan Mara Si
Jahat dapat melakukan apa pun yang ia inginkan atasnya.”
“Oh,
para bhikkhu, perolehan, kehormatan, dan kemashyuran itu, adalah sungguh
menakutkan, tidak baik, dan berbahaya, bagi mereka yang ingin mancapai
akhir duka.”
"Oleh karena itu, para bhikkhu, kalian harus berlatih sebagai berikut,
‘Kami
akan meninggalkan perolehan, kehormatan, dan kemashyuran yang telah
muncul dan kami tidak akan membiarkan perolehan, kehormatan, dan
kemashyuran yang telah muncul itu bertahan menguasai pikiran kami.’
Demikianlah kalian harus berlatih."
Sutta Pitaka, Samyutta Nikaya, Nidana Vagga, Labhasakkara Samyutta, Daruna Vagga, Balisa Sutta (SN 17. 2)
No comments :
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.