-->

Monday 14 December 2015

ISIGILI SUTTA

ISIGILI SUTTA


Demikianlah yang Ku dengar. 

Pada suatu ketika Yang Terberkahi sedang berdiam di Rajagaha, di Isigili (Kerongkongan Para Penglihat). Di sana Beliau berbicara kepada para bhikkhu demikian,"Para bhikkhu."

“Bhante," jawab mereka.

Yang Terberkahi menyampaikan hal ini,
"Apakah kalian melihat, para bhikkhu, gunung Vebhara itu?”

"Ya, Bhante."

“Dahulu ada nama lain, penunjukan lain, untuk gunung Vebhara itu. Apakah kalian melihat, para bhikkhu, gunung Pandava itu?”

“Ya, Bhante."


"Dahulu ada nama lain, penunjukan lain, untuk gunung Pandava itu. Apakah kalian melihat, para bhikkhu, gunung Vepulla itu?”

“Ya, Bhante.”

"Dahulu ada nama lain, penunjukan lain, untuk gunung Vepula itu. Apakah kalian melihat, para bhikkhu, gunung Gijjhakuta (Puncak Burung Nasar) itu?"

"Ya, Bhante.

"Dahulu ada nama lain, penunjukan lain, untuk gunung Gijjhakuta itu. Apakah kalian melihat, para bhikkhu, gunung Isigili (Kerongkongan Para Penglihat) itu?"

"Ya, Bhante."

"Dahulu ada nama yang sama, penunjukan yang sama, untuk gunung Isigili itu. Karena pada zaman dahulu, lima ratus Paccekabuddha berdiam lama di gunung Isigili ini. Mereka terlihat memasuki bukit ini, namun begitu masuk, mereka tidak lagi terlihat. Orang- orang yang melihat hal ini mengatakan, 'Gunung ini menelan para penglihat tersebut’ (isigilati). Demikianlah maka muncul nama Isigili.”

“Akan kuberitahukan kepadamu, para bhikkhu, nama para paccekabuddha itu, akan kuceritakan kepadamu nama para paccekabuddha itu, akan kuajarkan kepadamu nama para paccekabuddha itu. Dengarkan dan perhatikan dengan seksama apa yang kukatakan."

"Ya, Bhante," jawab para bhikkhu.

Yang Terberkahi menyampaikan hal ini,

"Para bhikkhu, paccekabuddha Arittha berdiam lama di gunung Isigili ini, paccekabuddha Uparittha berdiam lama di gunung Isigili ini, paccekabuddha Tagarasikhin berdiam lama di gunung Isigili ini, paccekabuddha Yasassin berdiam lama di gunung Isigili ini, paccekabuddha Sudassana berdiam lama di gunung Isigili ini, paccekabuddha Piyadassin berdiam lama di gunung Isigili ini, paccekabuddha Gandhara berdiam lama di gunung Isigili ini, paccekabuddha Pindola berdiam lama di gunung Isigili ini, paccekabuddha Upasabha berdiam lama di gunung Isigili ini, paccekabuddha Nitha berdiam lama di gunung Isigili ini. Tatha berdiam lama di gunung Isigili ini, paccekabuddha Sutava berdiam lama di gunung Isigili ini. Bhavitatta, berdiam lama di gunung Isigili ini.”

"Nama dari para makhluk suci, tanpa nafsu, yang bebas dari penderitaan, yang telah mencabut keluar anak panah, masing- masing mencapai pencerahan oleh diri sendiri. Dengarkan aku memberitahukan nama- nama ini, yang teragung di antara manusia,

Arittha, Uparittha, Tagarasikhi, Yasassi, Sudassana, dan Piyadassin yang tercerahkan, Gandhara, Pindola, Upasabha juga, Niitha, Tatha, Sutava, Bhavitatta.”

"Sumbha, Subha, Methula, dan Atthama, kemudian Assumegha, Anigha, Sudatha, para paccekabuddha yang terbebas dari keinginan menjadi. dan Hingu, dan Hinga, yang luar biasa kuatnya.”

“Dua petapa bernama Jali, dan Atthaka, kemudian Kosala yang tercerahkan, kemudian Subahu, Upanemisa, dan Nemisa, Santacitta , Sacca, Tatha, Viraja, dan Pandita.”

“Kala, Upakala, Vijita, dan Jita, Anga, dan Panga, dan Gutijjita juga. Passi menaklukkan kemelekatan, akar penderitaan. Aparajita menaklukkan kekuatan Mara.

“Sattha, Pavatta, Sarabhanga, Lomahamsa, Uccangamaya, Asita, Anasava, Manomaya, dan Bandhuma yang menghancurkan kesombongan, Tadadhimutta, Vimala, dan Ketuma.”

“Ketumbaraga, Matanga, dan Ariya. Kemudian Accuta, Accutagamabyamaka, Sumangala, Dabbila, Supatitthita, Asayha, Khemabhirata, dan Sorata.”

“Durannaya, Sangha, dan Ujjaya, kemudian orang suci lainnya, Sayha, yang usahanya mulia. Dan duabelas di antaranya beberapa Ananda, beberapa Nanda, dan beberapa Upananda, Bharadvaja yang menanggung tubuh terakhirnya.”

“Bodhi, Mahanama dan kemudian Uttara, Kesi, Sikhi, Sundara, dan Bharadvaja. Tissa, Upatissa, Upasidari yang menghancurkan belenggu untuk menjadi, dan Sidari, yang bebas dari nafsu keserakahan.”

“Yang Tercerahkan Mangala, paccekabuddha yang bebas dari nafsu jasmani, Usabha memotong jala, akar penderitaan. Upanita yang mencapai keadaan damai (Nibbana), Uposatha, Sundara, dan Saccanama.”

“Jeta, Jayanta, Paduma, dan Uppala, Padumuttara, Rakkhita, dan Pabbata, Manatthaddha, Sobhita, Vataraga dan paccekabuddha Kanha yang tercerahkan dengan pikiran yang lepas.”

"Semuanya dan juga para paccekabuddha lain yang besar dan kuat, yang telah menghancurkan keinginan untuk menjadi. Hormatilah para mulia ini, yang dengan melampaui nafsu keserakahan, telah mencapai Nibbana akhir, melewati semua ukuran.”

Sutta Pitaka, Majjhima Nikaya, Upari Pannasa, Anupada Vagga, Isigili Sutta (MN 116)

No comments :

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.

close