ALAVAKA SUTTA
Demikian
yang telah Ku dengar. Suatu ketika Sang Buddha berdiam di tempat
kediaman Yakkha Alavaka di dekat kota Alavi. Maka Alavaka datang
mendekati Sang Buddha dan berteriak, ‘Pergilah, pertapa!’
Sang
Buddha pun pergi sambil berkata, ‘Baiklah, sobat.’ Namun kemudian yakkha
itu berteriak, ‘Masuklah, pertapa!’ Dengan mengatakan: ‘Ya, sobat’,
Sang Buddha pun masuk.
Untuk kedua kalinya yakkha itu berteriak
lagi kepada Sang Buddha, ‘Pergilah dari sini, pertapa!’ Sang Buddha pun
sekali lagi pergi sambil mengatakan, ‘Baiklah, sobat.’ Untuk kedua
kalinya yakkha itu berteriak, ‘Masuklah, pertapa!’ Sambil mengatakan,
‘Ya, sobat!’, Sang Buddha pun kembali masuk.
Untuk ketiga
kalinya, yakkha itu berteriak, ‘Pergilah, pertapa!’ Dan untuk ketiga
kalinya pula Sang Buddha pergi sambil berkata, ‘Baiklah, sobat.’ Untuk
ketiga kalinya yakkha itu berteriak, ‘Masuklah, pertapa!’ Sambil
mengatakan, ‘Ya, sobat!’, Sang Buddha pun kembali masuk.
Tetapi
ketika Alavaka untuk keempat kalinya berteriak, ‘Pergilah, pertapa!’,
Sang Buddha berkata, ‘Aku tidak akan pergi, sobat. Lakukanlah apa yang
seharusnya kamu lakukan!’ ‘Kalau demikian, saya akan mengajukan
pertanyaan kepadamu. Jika kamu tidak bisa menjawab, saya akan
menyesatkan pikiranmu atau mencabik- cabik jantungmu atau mencengkeram
kakimu dan melemparmu ke seberang sungai Gangga!’
‘Sobat, Aku
tidak melihat siapapun di dunia ini dengan para dewa, mara, brahma,
bersama para samana dan brahmana, bersama para dewa dan manusia, yang
dapat menyesatkan pikiranku atau mencabik- cabik jantungku atau
mencengkeram kakiku dan melemparnya ke seberang sungai Gangga. Walaupun
demikian, sobat, ajukanlah pertanyaanmu.’
Alavaka
bertanya,”harta apakah yang paling baik di dunia ini? Apakah hal yang
bila dilatih dengan baik membawa kebahagiaan? Apakah yang rasa paling
manis? Hidup yang bagaimanakah yang dikatakan paling mulia?”
Sang
Buddha berkata,”Keyakinan adalah harta yang paling baik di dunia ini.
Dhamma yang dilatih dengan baik akan membawa kebahagiaan yang mulia.
Kebenaran adalah rasa paling manis. Hidup dengan kebijaksanaanlah yang
dikatakan sebagai kehidupan yang paling mulia.”
Alavaka
bertanya,”Bagaimanakah seseorang menyeberang banjir? Bagaimanakah
seseorang menyeberang lautan bergolak? Bagaimanakah seseorang dapat
meninggalkan penderitaan? Bagaimanakah orang disucikan?”
Sang
Buddha berkata,”Seseorang menyeberang banjir dengan keyakinan. Seseorang
menyeberangi lautan bergolak dengan perhatian ketekunan. Seseorang
meninggalkan penderitaan dengan semangat. Seseorang menyucikan diri
dengan kebijaksanaan.
Alavaka bertanya,”Bagaimanakah seseorang
memperoleh kebijaksanaan? Bagaimanakah seseorang memperoleh harta?
Bagaimanakah seseorang memperoleh ketenaran? Bagaimanakah seseorang
menpererat persahabatan? Ketika seseorang meninggalkan dunia ini menuju
dunia berikutnya, bagaimanakah agar seseorang tidak bersedih?
Sang
Buddha berkata,”Seseorang memiliki keyakinan, perhatian dan kepandaian
memperoleh kebijaksanaan dengan mendegarkan Dhamma dari para Arahat yang
membimbing ke pencapaian Nibbana.”
“Seseorang yang melakukan
apa yang patut, tidak goyah, kokoh dan giat berusaha, akan memperoleh
harta. Seseorang memperoleh ketenaran dengan kejujuran. Seseorang
mempererat persahabatan karena kedermawanan, suka memberi.”
“Perumah
tangga yang penuh keyakinan memiliki empat keluhuran di dalam dirinya,
kejujuran, sila yang baik, semangat dan kedermawanan, tidak akan
bersedih setelah meninggalkan dunia ini.”
“Bertanyalah pada
para pertapa dan brahmana lain, apakah ada sifat- sifat lain yang lebih
luhur daripada kejujuran, pengendalian diri, kedermawanan dan
kesabaran.”
Alavaka berkata,”Bagaimana saya bertanya kepada
para pertapa dan brahmana lain? Hari ini telah saya ketahui kebaikan
saya di masa yang akan datang.”
“Untuk kebaikan saya sendiri,
Sang Tathagata telah datang untuk berdiam di Avali. Hari ini saya
mengetahui dimana sebuah jasa menghasilkan buah berlimpah.”
“Mulai
hari ini saya akan berkelana dari desa ke desa, dari kota ke kota,
memberikan penghormatan kepada ‘Yang Tercerahkan’ dan kepada Dhamma
ajaranNya yang sempurna!”
Sutta Pitaka, Khuddaka Nikaya, Sutta Nipata, Uraga Vagga, Alavaka Sutta (Sn I. 10)
Sutta Pitaka, Samyutta Nikaya, Sagatha Vagga, Yakkha Samyutta, Indaka Vagga, Alavaka Sutta (SN 10. 12)
No comments :
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.