-->

Wednesday 9 December 2015

CUNDA SUTTA

CUNDA SUTTA


Si pandai besi Cunda bertanya, “Saya bertanya kepada Sang Bhagava, yang memiliki kebijaksanaan tinggi, Sang Raja Dhamma, yang terbebas dari keserakahan, yang paling mulia di antara manusia, yang paling mulia di antara para pembimbing. Ada berapa macam bhikkhu di dunia ini? Mohon dijelaskan.”

Buddha Gotama berkata, “Cunda, ada empat macam bhikkhu, tidak ada yang kelima. Akan kujelaskan karena kamu menanyakannya, mereka adalah, bhikkhu yang telah memenangkan Sang Jalan, bhikkhu yang menguraikan Sang Jalan secara rinci, bhikkhu yang hidup pada Sang Jalan, dan bhikkhu yang mengotori Sang Jalan.”


Si pandai besi Cunda bertanya, “Siapakah yang Sang Bhagava maksudkan sebagai bhikkhu yang telah memenangkan Sang Jalan? Siapakah bhikkhu yang menguraikan Sang Jalan secara rinci dan tak ada bandingnya? Terangkanlah tentang bhikkhu yang hidup pada Sang Jalan, dan jelaskanlah tentang bhikkhu yang mengotori Sang Jalan.”

Buddha Gotama berkata, “Bhikkhu yang telah mengatasi keraguan, telah terbebas dari penderitaan, bergembira di dalam Nibbana, tidak melekat, pembimbing manusia dan dewa, orang semacam itu dikatakan oleh para Buddha sebagai orang yang telah memenangkan Sang Jalan.”

“Di sini, bhikkhu ini mengetahui Nibbana sebagai keadaan yang termulia dan menguraikan serta menjelaskan Dhamma secara rinci, pertapa yang telah menghancurkan keraguan ini tidak lagi memiliki nafsu keinginan, inilah jenis kedua, yang disebut bhikkhu yang menguraikan Sang Jalan secara rinci.”

“Bhikkhu yang telah mengendalikan dirinya dengan penuh perhatian dan kewaspadaan, yang hidup dengan baik pada Sang Jalan sesuai dengan kata- kata Dhamma yang telah diuraikan dengan baik, yang mempraktekkan prinsip- prinsip yang benar, inilah jenis ketiga, yang disebut bhikkhu yang hidup pada Sang Jalan.”

“Bhikkhu yang menyamar dengan mengenakan jubah yang diperuntukkan orang- orang yang berperilaku baik, bhikkhu yang bepergian demi keuntungan, yang mempermalukan keluarga, yang tidak sopan, penuh tipu muslihat, yang tidak terkendali, seorang penggunjing yang suka membicarakan hal- hal tak berguna, yang berpura- pura sebagai bhikkhu yang sebenarnya, inilah jenis keempat yang disebut bhikkhu yang mengotori Sang Jalan.”

“Setelah memahami sedemikian keempatnya, dia yang berpengetahuan, perumah tangga yang merupakan siswa yang bijak dan suci, yang telah memahami bahwa ‘keempatnya itu tidak sama’, dan setelah melihat hal itu, keyakinannya tidak akan berkurang. Bagaimana mungkin yang tercemar dan yang tidak tercemar, yang murni dan yang tidak murni, dapat dianggap setara?”

Sutta Pitaka, Khuddaka Nikaya, Sutta Nipata, Uraga Vagga, Cunda Sutta (Sn I. 5)

No comments :

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.

close