-->

Wednesday 9 December 2015

SUBHASITA SUTTA

SUBHASITA SUTTA


Demikianlah yang Ku dengar.

Pada suatu kesempatan Yang Terberkahi sedang berdiam di Savatthi di Hutan Jeta, Vihara Anathapindika. Di sanalah Beliau memanggil Para Bhikkhu, "Para Bhikkhu!"
“Ya, Bhagava!" Para Bhikkhu menjawab

Yang Terberkahi berkata, "Para Bhikkhu, Ucapan yang memiliki empat ciri adalah ucapan yang disampaikan dengan baik, tidak salah dan tidak dicela oleh para bijaksana. Apakah keempatnya itu? Yaitu, ucapan seorang bhikkhu yang berbicara hanya yang bermanfaat dan bukan yang tidak bermanfaat, yang berbicara hanya yang adil dan bukan yang tidak adil, yang berbicara hanya yang lembut dan bukan yang kasar, yang berbicara hanya yang benar dan bukan yang tidak benar. Ucapan yang bercirikan empat faktor ini adalah ucapan benar dan bukan ucapan buruk, tidak salah dan tidak dicela oleh para bijaksana.”


Itulah yang dikatakan oleh Yang Terberkahi, setelah membabarkan hal ini, Sang Tathagata, Sang Guru, membabarkan lebih jauh

"Orang yang telah tenang batinnya berkata bahwa ucapan yang bermanfaat adalah yang terbaik,
Yang kedua, seseorang seharusnya berkata apa yang adil, dan bukan yang tidak adil,
Ketiga, katakanlah dengan kelembutan, dan tidak dengan kasar,
Keempat apa yang benar, dan jangan katakan apa yang bukan kebenaran."

Kemudian Yang Arya Vangisa, bangkit dari tempat duduknya, mengatur jubahnya ke salah satu bahunya, menghadap Yang Terberkahi dengan merapatkan kedua telapak tangannya di dadanya serta berkata, "Suatu inspirasi telah muncul padaku, Bhagava! suatu inspirasi telah timbul padaku, Oh Tathagata!"

"Sampaikanlah inspirasimu, Vangisa," Yang Terberkahi berkata.

Kemudian Yang Arya Vangisa memuji Yang Terberkahi di hadapanNya dengan bait-bait berikut ini:

“Marilah kita menggunakan kata- kata yang tidak menyakitkan kita.
Marilah kita menggunakan kata- kata yang tidak saling menyakiti.
Itulah kata- kata yang sungguh-sungguh bermanfaat.

Marilah kita berucap yang menyenangkan, yang kata-katanya membuat orang-orang gembira. Karena memilih tidak berucap jahat, marilah kita berucap yang menyenangkan untuk orang lain.

Kata-kata tentang kebenaran adalah kekal. Demikianlah sifatnya yang abadi. Seperti kata pepatah, kata-kata tentang kebenaran tidak dapat mati. Dan dikatakan bahwa orang- orang yang baik sangat kokoh dalam kebenaran, kesejahteraan, dan keluhuran.

Dan kata-kata yang diucapkan oleh Sang Bhagava, kata-kata yang membuat padamnya penderitaan, menuju akhir penderitaan, merupakan kata-kata yang paling berharga.”

Sutta Pitaka, Khuddaka Nikaya, Sutta Nipata, Maha Vagga, Subhasita Sutta (Sn III. 3)

No comments :

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.

close