-->

Monday 7 December 2015

MAHASUPINA SUTTA

MAHASUPINA SUTTA


Para bhikkhu, ketika Sang Tathagata, Sang Arahat, Yang sepenuhnya tercerahkan dengan usaha sendiri, masih menjadi bodhisatta yang belum sepenuhnya tercerahkan, lima mimpi besar tampak padanya. Apakah kelima mimpi itu?

Ketika Sang Tathagata, Sang Arahat, Yang sepenuhnya tercerahkan dengan usaha sendiri, masih menjadi bodhisatta yang belum sepenuhnya tercerahkan, dia bermimpi bahwa bumi yang besar ini adalah tempat tidurnya yang besar, Himalaya, sang raja gunung, adalah bantalnya, tangan kirinya beristirahat di laut timur, tangan kanannya di laut barat, kedua kakinya di laut selatan.

Para bhikkhu, ketika Sang Tathagata, Sang Arahat, Yang sepenuhnya tercerahkan dengan usaha sendiri, masih menjadi bodhisatta yang belum sepenuhnya tercerahkan, inilah mimpi besar pertama yang tampak padanya.


Kemudian, ketika Sang Tathagata, Sang Arahat, Yang sepenuhnya tercerahkan dengan usaha sendiri, masih menjadi bodhisatta yang belum sepenuhnya tercerahkan, dia bermimpi bahwa dari pusarnya muncul sejenis rumput yang disebut tiriya, yang terus tumbuh sampai akhirnya menyentuh awan.

Para bhikkhu, ketika Sang Tathagata, Sang Arahat, Yang sepenuhnya tercerahkan dengan usaha sendiri, masih menjadi bodhisatta yang belum sepenuhnya tercerahkan, inilah mimpi besar kedua yang tampak padanya.

Kemudian, ketika Sang Tathagata, Sang Arahat, Yang sepenuhnya tercerahkan dengan usaha sendiri, masih menjadi bodhisatta yang belum sepenuhnya tercerahkan, dia bermimpi tentang cacing- cacing putih berkepala hitam yang merayap di telapak kakinya sampai ke lutut, menutupi kakinya.

Para bhikkhu, ketika Sang Tathagata, Sang Arahat, Yang sepenuhnya tercerahkan dengan usaha sendiri, masih menjadi bodhisatta yang belum sepenuhnya tercerahkan, inilah mimpi besar ketiga yang tampak padanya.

Kemudian, ketika Sang Tathagata, Sang Arahat, Yang sepenuhnya tercerahkan dengan usaha sendiri, masih menjadi bodhisatta yang belum sepenuhnya tercerahkan, dia bermimpi bahwa empat burung dengan warna yang berbeda- beda datang dari empat penjuru, jatuh di kakinya dan semuanya berubah menjadi putih.

Para bhikkhu, ketika Sang Tathagata, Sang Arahat, Yang sepenuhnya tercerahkan dengan usaha sendiri, masih menjadi bodhisatta yang belum sepenuhnya tercerahkan, inilah mimpi besar keempat yang tampak padanya.

Kemudian, ketika Sang Tathagata, Sang Arahat, Yang sepenuhnya tercerahkan dengan usaha sendiri, masih menjadi bodhisatta yang belum sepenuhnya tercerahkan, dia bermimpi mendaki gunung kotoran yang besar tanpa dikotori oleh kotoran itu.

Para bhikkhu, ketika Sang Tathagata, Sang Arahat, Yang sepenuhnya tercerahkan dengan usaha sendiri, masih menjadi bodhisatta yang belum sepenuhnya tercerahkan, inilah mimpi besar kelima yang tampak padanya.
Ketika Sang Tathagata, Sang Arahat, Yang sepenuhnya tercerahkan dengan usaha sendiri, masih menjadi bodhisatta yang belum sepenuhnya tercerahkan, dia bermimpi bahwa bumi yang besar ini adalah tempat tidurnya yang besar, Himalaya, sang raja gunung, adalah bantalnya, tangan kirinya beristirahat di laut timur, tangan kanannya di laut barat, kedua kakinya di laut selatan. Mimpi besar pertama ini adalah tanda bahwa dia akan terbangun pada pencerahan sempurna yang tak ada bandingnya.

Ketika Sang Tathagata, Sang Arahat, Yang sepenuhnya tercerahkan dengan usaha sendiri, masih menjadi bodhisatta yang belum sepenuhnya tercerahkan, dia bermimpi bahwa dari pusarnya muncul sejenis rumput yang disebut tiriya, yang terus tumbuh sampai akhirnya menyentuh awan. Mimpi besar kedua ini adalah tanda bahwa dia akan sepenuhnya memahami Jalan Mulia Berunsur Delapan dan akan menyampaikannya dengan baik di antara para dewa dan manusia.

Ketika Sang Tathagata, Sang Arahat, Yang sepenuhnya tercerahkan dengan usaha sendiri, masih menjadi bodhisatta yang belum sepenuhnya tercerahkan, dia bermimpi tentang cacing- cacing putih berkepala hitam yang merayap di telapak kakinya sampai ke lutut, menutupi kakinya. Mimpi besar ketiga itu adalah tanda bahwa banyak perumah tangga berjubah putih yang akan pergi berlindung pada Sang Tathagata sampai akhir hayat mereka.

Ketika Sang Tathagata, Sang Arahat, Yang sepenuhnya tercerahkan dengan usaha sendiri, masih menjadi bodhisatta yang belum sepenuhnya tercerahkan, dia bermimpi bahwa empat burung dengan warna yang berbeda- beda datang dari empat penjuru, jatuh di kakinya dan semuanya berubah menjadi putih. Mimpi besar keempat ini adalah tanda bahwa anggota empat kasta, para bangsawan, brahmana, pedagang dan pekerja, akan pergi menuju kehidupan tak berumah di dalam Ajaran (Dhamma) dan Peraturan- peraturan Latihan (Vinaya) yang diajarkan oleh Sang Tathagata dan akan merealisasikan pembebasan yang tak ada bandingnya.

Ketika ketika Sang Tathagata, Sang Arahat, Yang sepenuhnya tercerahkan dengan usaha sendiri, masih menjadi bodhisatta yang belum sepenuhnya tercerahkan, dia bermimpi mendaki gunung kotoran yang besar tanpa dikotori oleh kotoran itu. Mimpi besar kelima ini adalah tanda bahwa Sang Tathagata akan menerima banyak pemberian jubah, makanan, tempat tinggal, dan obat- obatan, dan beliau akan menggunakannya tanpa terikat kepadanya, tanpa tergila- gila kepadanya, tanpa melekat kepadanya, karena melihat bahayanya dan karena melihat jalan keluarnya.

Ketika Sang Tathagata, Sang Arahat, Yang sepenuhnya tercerahkan dengan usaha sendiri, masih menjadi bodhisatta yang belum sepenuhnya tercerahkan. Lima mimpi besar ini yang tampak padanya.


Sutta Pitaka, Anguttara Nikaya, Pancaka Nipata, Brahmana Vagga, Mahasupina Sutta (AN 5. 196)

No comments :

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.

close