-->

Monday 7 December 2015

KANDARAYANA SUTTA

KANDARAYANA SUTTA


Pada suatu ketika Yang Arya Maha Kaccana sedang berdiam di Madhura, di Hutan Gunda. Kemudian, Brahmana Kandarayana pergi mengunjungi Yang Arya Maha Kaccana. Ketika sampai di sana, ia bertukar sapa dengan beliau. Kemudian ia duduk di suatu sisi, berkata kepada Yang Arya Maha Kaccana, “Saya mendengar demikian, Guru Kaccana, ‘Samana Kaccana tidak mengangkat tangannya untuk menghormat kepada brahmana yang tua yang telah berumur, yang telah hidup lama, telah mencapai tahap akhir dari kehidupan, tidak juga bangkit untuk menyapa mereka, tidak juga menawarkan tempat duduk kepada mereka.’ Jika tidak mengangkat tangannya untuk menghormat kepada brahmana yang tua yang telah berumur, yang telah hidup lama, telah mencapai tahap akhir dari kehidupan, tidak juga bangkit untuk menyapa mereka, tidak juga menawarkan tempat duduk kepada mereka, ini tidaklah benar, Guru Kaccana.”



“Brahmana, Bhagava, yang sempurna dalam pengetahuan, yang sadar, yang mencapai pencerahan sepenuhnya, telah menerangkan bagaimana seseorang dikatakan yang lebih dimuliakan, dan bagaimana seseorang dikatakan lebih junior. Meski seseorang dikatakan tua, berumur 80, 90, 100 tahun, namun ia menggenggam kesenangan indria, hidup dalam kesenangan indria, terbakar oleh nafsu indria, terperangkap nafsu indria, mencari pemuasan dari nafsu indria, seseorang demikian dikatakan sebagai pemuda bodoh, bukanlah tetua."

“Tetapi, seorang pemuda, yang masih muda, berambut hitam, memiliki segala keuntungan usia muda, berada dalam tahap pertama dalam kehidupan, namun ia tidak menggenggam kesenangan indria, tidak hidup dalam kesenangan indria, tidak terbakar oleh nafsu indria, tidak terperangkap dalam nafsu indria, tidak mencari pemuasan dari nasfsu indria, seseorang demikian dikatakan sebagai seorang tetua yang bijak.”

Ketika hal ini dikatakan, Brahmana Kandarayana bangkit dari duduknya, mengatur jubahnya ke satu sisi bahunya, dan bernamakara kepada para bhikkhu yang lebih muda dan berkata, “Para bhikkhu adalah patut dimuliakan, berdiri di tingkatan dari mereka yang terhormat. Kamilah yang merupakan junior, berdiri di tingkatan dari mereka yang junior."

“Luar biasa, Guru Kaccana! Luar Biasa! Bagaikan membalikkan sesuatu yang tadinya terbalik, memperlihatkan sesuatu yang tersembunyi, mengembalikan sesuatu yang tadinya hilang, atau membawa lampu di dalam kegelapan sehingga yang memiliki penglihatan dapat meilhat dengan jelas, demikianlah Guru Kaccana, dengan berbagai cara, menerangkan Dhamma. Saya berlindung kepada Buddha Gotama, Dhamma, dan Sangha. Semoga Guru Kaccana mengingat saya sebagai seorang perumah tangga yang berlindung untuk selamanya."

Sutta Pitaka, Anguttara Nikaya, Duka Nipata, Samacitta Vagga, Kandarayana Sutta (AN 2. 38)

No comments :

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.

close