Ada seorang pemuda yang menyadari bahwa dahan pohon bunga terompet yang ditanam diatas balkon apartemennya menjulur kebawah, dia memutuskan akan menarik dahan tersebut dan menggantungkan dibalkonnya sendiri. Tetapi sebelum dia menggerakkan tangannya, dia mengurungkan niatnya, dia beranggapan berbuat demikian terlihat kekanak-kanakan. Oleh sebab itu dahan pohon bunga akhirnya tetap dibiarkan menjulur ke lantai bawah ke balkon tetangga.
Ia yang mengenal Dhamma akan hidup berbahagia dengan pikiran yang tenang. Orang bijaksana selalu bergembira dalam ajaran yang dibabarkan oleh para Ariya. Dhammapada IV.79
- Home
- Contact Us
- Artikel Buddhis
- Dhamma Talk
- Meditasi
- Dhammapada
- I. YAMAKA VAGGA
- II. APPAMADA VAGGA
- III. CITTA VAGGA
- IV. PUPPHA VAGGA
- V. BALA VAGGA
- VI. PANDITA VAGGA
- VII. ARAHANTA VAGGA
- VIII. SAHASSA VAGGA
- IX. PAPA VAGGA
- X. DANDA VAGGA
- XI. JARA VAGGA
- XII. ATTA VAGGA
- XIII. LOKA VAGGA
- XIV. BUDDHA VAGGA
- XV. SUKHA VAGGA
- XVI. PIYA VAGGA
- XVII. KODHA VAGGA
- XVIII. MALA VAGGA
- XIX. DHAMMATTHA VAGGA
- XX. MAGGA VAGGA
- XXI. PAKINNAKA VAGGA
- XXII. NIRAYA VAGGA
- XXIII. NAGA VAGGA
- XXIV. TANHA VAGGA
- XXV. BHIKKHU VAGGA
- XXVI. BRAHMANA VAGGA
- Sutta
- Paritta
- Gallery
Wednesday, 29 January 2014
Semangkuk Mie
Cerita ini dibawa oleh anak gadis Ny. Hsu yang tinggal di Kao Hsiung. Anak gadisnya pulang dari Amerika pada awal Januari dengan membawa oleh-oleh sebuah sebuah kisah nyata yang menggugah hati.
Kisah ini terjadi pada malam Chu Si (malam menjelang tahun baru imlek) dan tertuang dalam lebih dari 50 halaman. Kisah ini sangat mengharukan banyak orang Jepang. Cerita ini disebut sebagai kisah “Semangkuk Mi Kuah“, yang diterjemahkan oleh Li Kuei Chuen.
Apakah Anda Seperti Seekor Keledai Yang Malang ?
Seekor keledai milik seorang petani, karena tidak berhati-hati, terjatuh ke dalam sumur tua di ladang belakang rumah. Petani telah melakukan segala cara untuk menolong keledai tersebut, tetapi setelah beberapa lama dia sudah kehabisan akal untuk menolong keledainya.
Keledai di dalam sumur tersebut melenguh terus, seolah menangis menahan rasa sakit dan ketakutan.
Binatang Memiliki Perasaan Juga
Kisah yang sangat menyentuh ini terjadi di Hong Kong pada tahun 1988 ketika para pekerja membawa seekor sapi ke pusat pemotongan dimana sapi itu akan dipotong kedalam potongan-potongan dan untuk dijadikan daging rebus.
Ketika mereka semakin dekat dengan tempat pemotongannya, sapinya tiba-tiba berhenti, berlutut dengan air mata yang bercucuran membasahi pipinya. Para penjagal di sana pun tercengang, bagaimana sapi ini tahu bahwa dia akan segera dibunuh di tempat pemotongan sapi ini?
Tuesday, 28 January 2014
Buddhisme Sembuhkan Gaya Hidup Galau
Sebagai agama yang di dalam ajarannya lebih menitikberatkan pada permasalahan pikiran atau batin, Buddhisme terbukti dapat mengatasi dan menyembuhkan gaya hidup galau yang dialami masyarakat dunia, khususnya di era modern saat ini.
Galau atau yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti kacau tidak keruan yang berkaitan dengan pikiran, merupakan keadaan atau kondisi pikiran yang kacau, simpang-siur tidak menentu. Kondisi ini timbul karena tidak mampunya seseorang mengendalikan dan mengatur bentuk-bentuk pikiran yang silih berganti muncul yang dipicu oleh permasalahan yang dihadapinya. Kondisi pikiran yang kacau ini pun akhirnya diikuti dengan munculnya kondisi perasaan yang tidak menentu. Bahkan, dalam kondisi yang parah akan sampai mengakibatkan stres dan depresi.
Dalai Lama
If we human beings rely only on material development, we can’t be sure of a positive outcome. Employing technology motivated by anger and hatred is likely to be destructive. It will only be beneficial if we seek the welfare of all beings. Human beings are the only species with the potential to destroy the world. Because of the risks of unrestrained desire and greed we need to cultivate contentment and simplicity.
Jika kita manusia hanya bergantung pada pengembangan materi, kita tidak bisa yakin dari hasil yang positif. Mempekerjakan Teknologi dimotivasi oleh kemarahan dan kebencian mungkin akan merusak. Ini hanya akan bermanfaat jika kita mencari kesejahteraan semua makhluk. Manusia adalah satu-satunya spesies dengan potensi untuk menghancurkan dunia. Karena risiko keinginan tak terkendali dan keserakahan kita perlu menumbuhkan kepuasan dan kesederhanaan.
Dalai Lama
Jika kita manusia hanya bergantung pada pengembangan materi, kita tidak bisa yakin dari hasil yang positif. Mempekerjakan Teknologi dimotivasi oleh kemarahan dan kebencian mungkin akan merusak. Ini hanya akan bermanfaat jika kita mencari kesejahteraan semua makhluk. Manusia adalah satu-satunya spesies dengan potensi untuk menghancurkan dunia. Karena risiko keinginan tak terkendali dan keserakahan kita perlu menumbuhkan kepuasan dan kesederhanaan.
Dalai Lama
Wednesday, 22 January 2014
Meditasi Dhamma Yang Hidup
Para pencari kebajikan yang telah berkumpul di sini, mohon dengarkanlah dengan tenang. Mendengarkan Dhamma dengan tenang artinya mendengarkan dengan pikiran yang terpusat, memperhatikan apa yang kalian dengar dan kemudian melepaskannya. Mendengarkan Dhamma sangatlah bermanfaat. Ketika mendengarkan Dhamma, kita diajak untuk secara teguh membuat tubuh dan pikiran berada dalam keadaan samadhi, karena ia merupakan salah satu dari praktek Dhamma. Pada zaman Sang Buddha, orang-orang mendengarkan khotbah Dhamma dengan sungguh-sungguh, dengan pikiran yang bertekad untuk memahami segala sesuatu dengan sebenar-benarnya, dan ada di antara mereka yang benar-benar menyadari dan memahami Dhamma ketika sedang mendengarkan.
Siapa Diri Kita Sebenarnya
Dalam pembicaraan berikut Ajahn Sumedho menjelaskan bagaimana, dengan sebuah pemahaman terhadap proses pengkondisian, melalui praktik meditasi dan penerapan keterampilan disiplin spiritual kita mampu untuk menemukan sifat sebenarnya dari pikiran tercerahkan untuk diri kita sendiri.
Saat kita merenungkan Dhamma, ajaran Sang Buddha, adalah sangat baik untuk mempertanyakan apakah sebenarnya sebuah personalitas (kepribadian) itu, yaitu rasa keterpisahan diri kita, individualitas, persepsi diri kita sebagai seseorang yang terpisah dari yang lainnya.
Label:
Dhamma Talk
Buddhisme Satu-Satunya Sains Yang Sejati
Perth, Australia — Saya dulunya seorang ilmuwan. Saya belajar Ilmu Fisika Teoritis di Universitas Cambridge, berada di dalam gedung yang sama dengan seseorang yang kemudian dikenal sebagai Profesor Stephen Hawking. Saya menjadi kecewa dengan sains ketika sebagai orang-dalam, saya melihat betapa menjadi dogmatisnya seorang ilmuwan. Dogma, menurut kamus, merupakan pernyataan arogan dari sebuah opini.[1]
Ini merupakan suatu uraian yang sesuai dari sains yang saya saksikan di laboratorium Cambridge. Sains telah kehilangan rasa malunya. Opini yang bersifat egoistis mengalahkan pencarian Kebenaran yang berimbang. Aforisme (peribahasa) favorit saya pada waktu itu adalah: “Keunggulan seorang ilmuwan besar diukur oleh banyaknya waktu yang mereka gunakan untuk MERINTANGI KEMAJUAN di dalam bidang mereka!”
Label:
Artikel Buddhis
Pentingnya Berpikir Lateral
Kisah sehari-hari untuk direnungkan, meski mungkin oleh sebagian orang tidak dianggap begitu penting, namun bagi sebagian orang dianggap sangat luar biasa, yang sangat bernilai bagi pencapaian tingkatan spiritual seseorang. Pelajaran spiritual tentunya hanya akan didapatkan dari pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari untuk mengasah 'spirit' seseorang, karena spiritual bukanlah dicapai dengan ilmu pengetahuan ciptaan manusia, namun oleh alam semesta, dengan penempaan dan ujian dalam kehidupan sepanjang perjalanan hidup manusia.
Tuesday, 14 January 2014
Ramalan dan Kamma oleh Subalaratano Thera
NAMO TASSA BHAGAVATO ARAHATO SAMMASAMBUDDHASSA
'SUKHO PUÑÑASSA UCCAYO,
"Kebahagiaan seseorang timbul akibat dari menumpuk jasa kebajikan"
Dewasa ini seringkali Umat Buddha masih banyak yang sangat menggantungkan sikapnya kepada ramalan ahli nujum. Apalagi kalau umat Buddha yang masih awam dengan Buddha-Dhamma. Mereka umumnya belum mempunyai pengertian mendalam mengenai apa yang diajarkan oleh Buddha Gotama.
Kisah Devadatta
Suatu ketika kedua murid utama Sang Buddha : Yang Ariya Sariputta dan Yang Ariya Maha Moggallana, pergi dari Savathi menuju Rajagaha. Di sana, orang-orang Rajagaha mengundang mereka bersama seribu pengikut mereka, untuk menerima makan pagi. Pada kesempatan itu seseorang menyerahkan selembar kain, seharga seratus ribu, kepada penyelenggara upacara untuk didanakan. Dia mengharapkan mereka mengatur dan menggunakan pemberiannya untuk upacara itu.
Kata-Kata Bijak
Tekad yang sejalan dengan Ajaran
Tekad yang sejalan dengan Ajaran Dharma, tentunya bisa menampung dan bertoleransi dalam segala pengetahuan, jika tidak demikian, meskipun telah paham segala pengetahuan, hanya akan merupakan bayang-bayangan yang hampa.
Hati yang bimbang
Bila dengan hati yang selalu ragu dan bimbang, sekalipun banyak jalan menuju (Roma) ke kota Chang An, tetap saja tidak akan bisa mencapai tujuan.
Pikiran yang kacau
Ada dua jenis pikiran yang kacau, pikiran yang tenggelam dalam kebingungan dan mengambang. Yang pertama adalah orang yang hidup seenaknya, selalu bermalas-malasan dan tidak ada kemajuan untuk maju. Pikiran yang mengambang adalah orang yang selalu ragu dan bimbang, pikirannya tak pernah tenang, dan hidup tak punya tujuan.
Master Cheng Yen
Tekad yang sejalan dengan Ajaran Dharma, tentunya bisa menampung dan bertoleransi dalam segala pengetahuan, jika tidak demikian, meskipun telah paham segala pengetahuan, hanya akan merupakan bayang-bayangan yang hampa.
Hati yang bimbang
Bila dengan hati yang selalu ragu dan bimbang, sekalipun banyak jalan menuju (Roma) ke kota Chang An, tetap saja tidak akan bisa mencapai tujuan.
Pikiran yang kacau
Ada dua jenis pikiran yang kacau, pikiran yang tenggelam dalam kebingungan dan mengambang. Yang pertama adalah orang yang hidup seenaknya, selalu bermalas-malasan dan tidak ada kemajuan untuk maju. Pikiran yang mengambang adalah orang yang selalu ragu dan bimbang, pikirannya tak pernah tenang, dan hidup tak punya tujuan.
Master Cheng Yen
Kata-Kata Perenungan
Hati bagaikan bulan purnama
Hati kita hendaknya seperti bulan yang terang, terlihat jelas di permukaan air. Hati juga seperti langit yang luas tanpa awan, terlihatlah langit yang cerah.
Melihat dan mendengar dengan hati nurani
Dengan hati yang tenang dan jernih melihat kehidupan serta mendengar suara alam semesta bersama segala isinya.
Keadaan boleh berubah tetapi hati tetap teguh
Hati bagaikan sebuah cermin yang jernih, kendati fenomena di luar selalu bergerak dan berubah, permukaan cermin tetap tidak bergerak, tidak ikut terpengaruh. Artinya, sekalipun kondisi di luar berubah, tapi hati dan pendirian kita tetap teguh. Sebab kalau hati kita juga ikut berubah, maka kita akan kehilangan pendirian, akibatnya sulit membedakan mana yang benar dan mana yang salah.
Surga dan neraka
Surga dan neraka sepenuhnya diciptakan oleh pikiran dan perbuatan manusia itu sendiri. Jangan takut dengan neraka, yang harus ditakuti adalah pikiran dan perbuatan yang tidak benar.
Hati yang murni tak terkalahkan oleh kejahatan Dengan hati yang suci dan pikiran yang jernih, bisa mengalahkan segala bentuk kejahatan, sekaligus bisa menikmati kehidupan yang bebas tanpa beban.
Setiap saat berbaik hati setiap waktu menjadi balk Bila setiap saat kita melakukan kebajikan, maka setiap hari merupakan hari terbaik bagi kita. Dengan niat baik dan pikiran positif, setiap waktu dan tempat dimanapun menjadi baik.
Master Cheng Yen
Hati kita hendaknya seperti bulan yang terang, terlihat jelas di permukaan air. Hati juga seperti langit yang luas tanpa awan, terlihatlah langit yang cerah.
Melihat dan mendengar dengan hati nurani
Dengan hati yang tenang dan jernih melihat kehidupan serta mendengar suara alam semesta bersama segala isinya.
Keadaan boleh berubah tetapi hati tetap teguh
Hati bagaikan sebuah cermin yang jernih, kendati fenomena di luar selalu bergerak dan berubah, permukaan cermin tetap tidak bergerak, tidak ikut terpengaruh. Artinya, sekalipun kondisi di luar berubah, tapi hati dan pendirian kita tetap teguh. Sebab kalau hati kita juga ikut berubah, maka kita akan kehilangan pendirian, akibatnya sulit membedakan mana yang benar dan mana yang salah.
Surga dan neraka
Surga dan neraka sepenuhnya diciptakan oleh pikiran dan perbuatan manusia itu sendiri. Jangan takut dengan neraka, yang harus ditakuti adalah pikiran dan perbuatan yang tidak benar.
Hati yang murni tak terkalahkan oleh kejahatan Dengan hati yang suci dan pikiran yang jernih, bisa mengalahkan segala bentuk kejahatan, sekaligus bisa menikmati kehidupan yang bebas tanpa beban.
Setiap saat berbaik hati setiap waktu menjadi balk Bila setiap saat kita melakukan kebajikan, maka setiap hari merupakan hari terbaik bagi kita. Dengan niat baik dan pikiran positif, setiap waktu dan tempat dimanapun menjadi baik.
Master Cheng Yen
Kisah Sariputta Thera
Upatissa dan Kolita adalah dua orang pemuda dari dusun Upatissa dan dusun Kolita, dua dusun di dekat Rajagaha. Ketika melihat suatu pertunjukan, mereka menyadari ketanpaintian dari segala sesuatu. Lama mereka berdua mendiskusikan hal itu, tetapi hasilnya tidak memuaskan. Akhirnya mereka bersama-sama memutuskan untuk mencari jalan keluarnya. Pertama-tama, mereka berguru kepada Sanjaya, petapa pengembara di Rajagaha.
Kata-Kata Perenungan
Lapang dada dan welas asih
Welas asih adalah rasa simpati yang dalam. Bisa saling memaafkan, saling bertoleransi, yang diwujudkan dengan berlapang dada dan kasih sayang. Itulah welas asih sesungguhnya. Orang yang bahagia adalah, apabila ia bisa berlapang dada dan memberi kasih sayang pada semua makhluk.
Welas asih mendapatkan bahagia
Imbalan yang tak dapat dihitung dengan angka-angka disebut tak terhingga. Pemberian tanpa mengingat jerih payah disebut welas asih. Menyumbangkan tenaga dan melayani dengan suka cita disebut pemberian tanpa pamrih.
Memberi kebahagiaan melenyapkan penderitaan
Kata-kata cinta kasih dan welas asih mempunyai makna masing-masing. Cinta kasih adalah memberi kegembiraan agar orang hidup bahagia dan membina yang mampu agar menanam kebajikan. Welas asih adalah melenyapkan akar penderitaan serta memberi bantuan pada orang miskin.
Hati Buddha suci dan jernih
Tiada perbedaan antara Buddha, manusia dan makhluk, mereka sama-sama memiliki sepasang kaki dan tangan. Bedanya adalah hati Buddha selalu suci dan jernih, hidup bebas dan bahagia, batin manusia penuh noda yang sifat duniawi, sehingga tidak dapat melihat keadaan yang sesungguhnya. Batin Buddha bagaikan ‘safety box’ yang menyimpan barang berharga, batin orang awam bagikan gudang sampah, tempat menampung barang-barang yang tak berguna, sehingga membuat kita menderita.
Batin yang penuh noda
Yang disebut batin semua makhluk adalah batin orang awam yang telah ternoda. Bila mampu melenyapkan noda tersebut, maka akan timbul sifat ke-Budhaan.
Master Cheng Yen
Welas asih adalah rasa simpati yang dalam. Bisa saling memaafkan, saling bertoleransi, yang diwujudkan dengan berlapang dada dan kasih sayang. Itulah welas asih sesungguhnya. Orang yang bahagia adalah, apabila ia bisa berlapang dada dan memberi kasih sayang pada semua makhluk.
Welas asih mendapatkan bahagia
Imbalan yang tak dapat dihitung dengan angka-angka disebut tak terhingga. Pemberian tanpa mengingat jerih payah disebut welas asih. Menyumbangkan tenaga dan melayani dengan suka cita disebut pemberian tanpa pamrih.
Memberi kebahagiaan melenyapkan penderitaan
Kata-kata cinta kasih dan welas asih mempunyai makna masing-masing. Cinta kasih adalah memberi kegembiraan agar orang hidup bahagia dan membina yang mampu agar menanam kebajikan. Welas asih adalah melenyapkan akar penderitaan serta memberi bantuan pada orang miskin.
Hati Buddha suci dan jernih
Tiada perbedaan antara Buddha, manusia dan makhluk, mereka sama-sama memiliki sepasang kaki dan tangan. Bedanya adalah hati Buddha selalu suci dan jernih, hidup bebas dan bahagia, batin manusia penuh noda yang sifat duniawi, sehingga tidak dapat melihat keadaan yang sesungguhnya. Batin Buddha bagaikan ‘safety box’ yang menyimpan barang berharga, batin orang awam bagikan gudang sampah, tempat menampung barang-barang yang tak berguna, sehingga membuat kita menderita.
Batin yang penuh noda
Yang disebut batin semua makhluk adalah batin orang awam yang telah ternoda. Bila mampu melenyapkan noda tersebut, maka akan timbul sifat ke-Budhaan.
Master Cheng Yen
Kegelapan Batin oleh YM. SRI PANNAVARO MAHATHERA
Bukan hanya kebencian dan keserakahan yang silih berganti mempengaruhi manusia, tetapi sumber keserakahan dan kebencian itu sendiri menampakkan dirinya dengan amat jelas menguasai banyak orang. Sumber itu adalah kegelapan batin. Tidak ada lagi cahaya terang dalam berpikir, berkata, dan berbuat. Kegelapan batin membuat manusia tidak bisa lagi membedakan antara yang baik don berguna, juga antara yang jahat dan merugikan. Kegelapan batin membutakan banyak orang dari kebajikan kemudian menganggap kejahatan sebagai kelaziman.
Monday, 13 January 2014
III.Citta Vagga - Pikiran
III.Citta Vagga - Pikiran
1. Orang Yang Bijak Meluruskan Pikirannya
Pikiran itu mudah goyah dan tidak tetap;
pikiran susah dikendalikan dan dikuasai.
Orang bijaksana meluruskannya bagaikan seorang pembuat panah meluruskan anak panah.
Penjelasan : Dalam Dhammapada ada beberapa referensi untuk pengerjaan dari pembuat panah tersebut. Sang Buddha tampaknya telah mengamati proses melalui mana pembuat panah yang mengubah sebuah tongkat biasa menjadi panah efisien. Mendisiplinkan pikiran dipandang sebagai proses paralel. Dalam bait ini Sang Buddha mengatakan bahwa yang bijaksana meluruskan dan memantapkan pikiran bimbang yang sulit untuk penjaga, seperti pembuat panah meluruskan poros anak panah.
2. Pikiran Yang Menggelepar
Bagaikan ikan yang dikeluarkan dari air dan dilemparkan ke atas tanah,
pikiran itu selalu menggelepar.
Karena itu cengkeraman dari Mara harus ditaklukkan.
Penjelasan : Ketika membuat upaya untuk meninggalkan ranah Mara (kejahatan), pikiran mulai bergetar seperti ikan yang diambil keluar dari air dan dibuang di darat.
3. Mengendalikan Pikiran Untuk Kebahagiaan
Sukar mengendalikan pikiran yang binal dan senang mengembara sesuka hatinya.
Adalah baik untuk mengendalikan pikiran,
suatu pengendalian pikiran yang baik akan membawa kebahagiaan.
Penjelasan: Pikiran adalah sangat halus dan sulit untuk dilihat. Itu menempel pada sasaran apa pun keinginan. Orang bijak menjaga pikiran. Pikiran dijaga membawa kebahagiaan.
4. Menjaga Pikiran Untuk Kebahagiaan
Pikiran sangat sulit untuk dilihat, amat lembut dan halus,
pikiran bergerak sesuka hatinya.
Orang bijaksana selalu menjaga pikirannya,
seseorang yang menjaga pikirannya akan berbahagia.
Penjelasan: Pikiran bergerak sekitar begitu cepat sulit untuk mendapatkan itu sepenuhnya. Hal ini cepat. Ia memiliki cara untuk berfokus pada apa pun yang ia suka. Hal ini baik dan keuntungan besar untuk menjinakkan pikiran. Pikiran jinak membawa kebahagiaan.
5. Mengendalikan Pikiran Dari Jeratan Mara
Pikiran itu selalu mengembara jauh,
tidak berwujud, dan terletak jauh di lubuk hati.
Mereka yang dapat mengendalikannya,
akan bebas dari jeratan Mara.
Penjelasan : Pikiran adalah mampu melakukan perjalanan jarak luas - atas atau bawah, utara atau selatan, timur atau barat - ke segala arah. Hal ini dapat melakukan perjalanan ke masa lalu atau masa depan. Ini menjelajah tentang sendirian. Ini adalah tanpa bentuk jelas. Jika seorang individu adalah untuk menahan pikiran sepenuhnya, ia akan mencapai kebebasan dari belenggu kematian.
6. Kebijaksanaan Tidak Akan Tumbuh Jika Pikiran Goyah
Orang yang pikirannya tidak teguh,
yang tidak mengenal ajaran yang benar,
yang keyakinannya selalu goyah,
orang seperti itu tidak akan sempurna kebijaksanaannya.
Penjelasan : Jika pikiran seseorang terus goyah, dan jika seseorang tidak tahu ajaran, jika antusiasme seseorang terus berfluktuasi atau lesu,, kebijaksanaan orang tersebut tidak tumbuh.
7. Pikiran Terjaga Tidak Ada Rasa Ketakutan
Orang yang pikirannya tidak dikuasai oleh nafsu dan kebencian,
yang telah mengatasi keadaan baik dan buruk,
di dalam diri orang yang selalu sadar seperti itu tidak ada lagi ketakutan.
8. Senjata Untuk Mengalahkan Kematian
Dengan mengetahui bahwa tubuh ini rapuh bagaikan tempayan,
hendaknya seseorang memperkokoh pikirannya bagaikan benteng kota,
dan melenyapkan Mara dengan senjata kebijaksanaan.
Ia harus menjaga apa yang telah dicapainya,
dan hidup tanpa ikatan lagi.
Penjelasan : Ini adalah realistis untuk berpikir tentang tubuh sebagai rentan, rapuh, rapuh dan mudah hancur. Bahkan, kita harus mempertimbangkan itu sebagai wadah tanah liat. Pikiran harus dianggap sebagai sebuah kota. Orang harus terus-menerus sadar untuk melindungi kota. Kekuatan jahat harus dilawan dengan senjata kebijaksanaan. Setelah pertempuran, setelah Anda telah mencapai kemenangan, hidup tanpa melekat pada diri manusia.
9. Tanpa Pikiran, Tubuh ini Tidak Ada Gunanya
Aduh, tak lama lagi tubuh ini akan terbujur di atas tanah,dibiarkan saja, tanpa kesadaran,
bagaikan sebatang kayu yang tidak berguna.
Penjelasan: Segera, tubuh ini, tanpa kesadaran, dibuang tidak berharga seperti membusuk, akan berbaring di atas bumi.
10. Semua Kesalahan Persoalan Muncul dari Pikiran Jahat
Luka dan kesakitan macam apa pun,
dapat dibuat oleh orang yang saling bermusuhan atau saling membenci.
Namun pikiran yang diarahkan secara salah,
akan melukai seseorang jauh lebih berat.
Penjelasan : Ketika salah satu bandit yang melihat lainnya, ia menyerang bandit kedua. Dengan cara yang sama, satu orang melihat seseorang yang dia benci, ia juga membahayakan orang yang dibenci. Tapi pikiran buruk dikerahkan halnya untuk otak pikiran yang jauh lebih buruk daripada bandit yang akan lakukan untuk bandit yang lain atau yang pembenci akan lakukan untuk pembenci lain.
11. Pikiran Yang Terlatih Baik Mengungguli Orang
Bukan dengan pertolongan ibu, ayah, ataupun sanak keluarga;
namun pikiran yang diarahkan dengan baik,
yang akan membantu dan mengangkat derajat seseorang.
Penjelasan : Baik diarahkan pikiran dapat membantu orang yang lebih baik daripada ayah seseorang atau ibu seseorang.
1. Orang Yang Bijak Meluruskan Pikirannya
Pikiran itu mudah goyah dan tidak tetap;
pikiran susah dikendalikan dan dikuasai.
Orang bijaksana meluruskannya bagaikan seorang pembuat panah meluruskan anak panah.
Penjelasan : Dalam Dhammapada ada beberapa referensi untuk pengerjaan dari pembuat panah tersebut. Sang Buddha tampaknya telah mengamati proses melalui mana pembuat panah yang mengubah sebuah tongkat biasa menjadi panah efisien. Mendisiplinkan pikiran dipandang sebagai proses paralel. Dalam bait ini Sang Buddha mengatakan bahwa yang bijaksana meluruskan dan memantapkan pikiran bimbang yang sulit untuk penjaga, seperti pembuat panah meluruskan poros anak panah.
2. Pikiran Yang Menggelepar
Bagaikan ikan yang dikeluarkan dari air dan dilemparkan ke atas tanah,
pikiran itu selalu menggelepar.
Karena itu cengkeraman dari Mara harus ditaklukkan.
Penjelasan : Ketika membuat upaya untuk meninggalkan ranah Mara (kejahatan), pikiran mulai bergetar seperti ikan yang diambil keluar dari air dan dibuang di darat.
3. Mengendalikan Pikiran Untuk Kebahagiaan
Sukar mengendalikan pikiran yang binal dan senang mengembara sesuka hatinya.
Adalah baik untuk mengendalikan pikiran,
suatu pengendalian pikiran yang baik akan membawa kebahagiaan.
Penjelasan: Pikiran adalah sangat halus dan sulit untuk dilihat. Itu menempel pada sasaran apa pun keinginan. Orang bijak menjaga pikiran. Pikiran dijaga membawa kebahagiaan.
4. Menjaga Pikiran Untuk Kebahagiaan
Pikiran sangat sulit untuk dilihat, amat lembut dan halus,
pikiran bergerak sesuka hatinya.
Orang bijaksana selalu menjaga pikirannya,
seseorang yang menjaga pikirannya akan berbahagia.
Penjelasan: Pikiran bergerak sekitar begitu cepat sulit untuk mendapatkan itu sepenuhnya. Hal ini cepat. Ia memiliki cara untuk berfokus pada apa pun yang ia suka. Hal ini baik dan keuntungan besar untuk menjinakkan pikiran. Pikiran jinak membawa kebahagiaan.
5. Mengendalikan Pikiran Dari Jeratan Mara
Pikiran itu selalu mengembara jauh,
tidak berwujud, dan terletak jauh di lubuk hati.
Mereka yang dapat mengendalikannya,
akan bebas dari jeratan Mara.
Penjelasan : Pikiran adalah mampu melakukan perjalanan jarak luas - atas atau bawah, utara atau selatan, timur atau barat - ke segala arah. Hal ini dapat melakukan perjalanan ke masa lalu atau masa depan. Ini menjelajah tentang sendirian. Ini adalah tanpa bentuk jelas. Jika seorang individu adalah untuk menahan pikiran sepenuhnya, ia akan mencapai kebebasan dari belenggu kematian.
6. Kebijaksanaan Tidak Akan Tumbuh Jika Pikiran Goyah
Orang yang pikirannya tidak teguh,
yang tidak mengenal ajaran yang benar,
yang keyakinannya selalu goyah,
orang seperti itu tidak akan sempurna kebijaksanaannya.
Penjelasan : Jika pikiran seseorang terus goyah, dan jika seseorang tidak tahu ajaran, jika antusiasme seseorang terus berfluktuasi atau lesu,, kebijaksanaan orang tersebut tidak tumbuh.
7. Pikiran Terjaga Tidak Ada Rasa Ketakutan
Orang yang pikirannya tidak dikuasai oleh nafsu dan kebencian,
yang telah mengatasi keadaan baik dan buruk,
di dalam diri orang yang selalu sadar seperti itu tidak ada lagi ketakutan.
Penjelasan: Bagi orang yang yang pikiran tidak dibasahi oleh semangat, tidak terpengaruh oleh permusuhan dan yang telah bangkit di atas baik dan yang jahat, tidak ada rasa takut karena dia terjaga.
8. Senjata Untuk Mengalahkan Kematian
Dengan mengetahui bahwa tubuh ini rapuh bagaikan tempayan,
hendaknya seseorang memperkokoh pikirannya bagaikan benteng kota,
dan melenyapkan Mara dengan senjata kebijaksanaan.
Ia harus menjaga apa yang telah dicapainya,
dan hidup tanpa ikatan lagi.
Penjelasan : Ini adalah realistis untuk berpikir tentang tubuh sebagai rentan, rapuh, rapuh dan mudah hancur. Bahkan, kita harus mempertimbangkan itu sebagai wadah tanah liat. Pikiran harus dianggap sebagai sebuah kota. Orang harus terus-menerus sadar untuk melindungi kota. Kekuatan jahat harus dilawan dengan senjata kebijaksanaan. Setelah pertempuran, setelah Anda telah mencapai kemenangan, hidup tanpa melekat pada diri manusia.
9. Tanpa Pikiran, Tubuh ini Tidak Ada Gunanya
Aduh, tak lama lagi tubuh ini akan terbujur di atas tanah,dibiarkan saja, tanpa kesadaran,
bagaikan sebatang kayu yang tidak berguna.
Penjelasan: Segera, tubuh ini, tanpa kesadaran, dibuang tidak berharga seperti membusuk, akan berbaring di atas bumi.
10. Semua Kesalahan Persoalan Muncul dari Pikiran Jahat
Luka dan kesakitan macam apa pun,
dapat dibuat oleh orang yang saling bermusuhan atau saling membenci.
Namun pikiran yang diarahkan secara salah,
akan melukai seseorang jauh lebih berat.
Penjelasan : Ketika salah satu bandit yang melihat lainnya, ia menyerang bandit kedua. Dengan cara yang sama, satu orang melihat seseorang yang dia benci, ia juga membahayakan orang yang dibenci. Tapi pikiran buruk dikerahkan halnya untuk otak pikiran yang jauh lebih buruk daripada bandit yang akan lakukan untuk bandit yang lain atau yang pembenci akan lakukan untuk pembenci lain.
11. Pikiran Yang Terlatih Baik Mengungguli Orang
Bukan dengan pertolongan ibu, ayah, ataupun sanak keluarga;
namun pikiran yang diarahkan dengan baik,
yang akan membantu dan mengangkat derajat seseorang.
Penjelasan : Baik diarahkan pikiran dapat membantu orang yang lebih baik daripada ayah seseorang atau ibu seseorang.
Master Chin Kung
Daily life then I would be preaching silk age indefinitely, focusing reciting amithuofo. My goal is to natural born Sukhavati, releasing all attachments. I hope that you guys can do that the next generation so that I can retire. I hope you learn seriously, later continuing spread the teachings of Buddha.
Sunday, 12 January 2014
Bukalah Pintu Hatimu
Moore adalah seorang dokter terkenal dan dihormati, melalui tangannya sudah tak terhitung nyawa yang diselamatkan. Dia tinggal disebuah kota tua di Prancis. 20 tahun yang lalu dia adalah seorang narapidana, kekasihnya mengkhianatinya dan lari ke pelukan lelaki lain.
Oleh karena emosi, dia melukai lelaki itu yang akhirnya menyeretnya ke penjara selama 3 tahun. Dari seorang mahasiswa di universitas ternama lalu menjadi seorang narapidana.
Bodhidharma
Untuk menemukan seorang Buddha, Anda harus melihat sifat Anda.
Siapa saja yang melihat sifat-Nya adalah seorang Buddha. Jika Anda tidak melihat sifat anda, memohon buddha, membaca sutra, memberikan persembahan dan menjaga sila semuanya berguna.
Siapa saja yang melihat sifat-Nya adalah seorang Buddha. Jika Anda tidak melihat sifat anda, memohon buddha, membaca sutra, memberikan persembahan dan menjaga sila semuanya berguna.
Dua Bata Jelek oleh Ajahn Brahm
Setelah kami membeli tanah untuk vihara kami pada tahun 1983, kami jatuh bangkrut. Kami terjerat hutang. Tidak ada bangungan diatas tanah itu, pun tidak sebuah gubuk. Pada minggu-minggu pertama kami tidur diatas pintu-pintu tua yang kami beli murah dari pasar loak. Kami mengganjalkan dengan batu bata pada setiap sudutnya untuk meninggikannya dari tanah (tak ada matras--tentu saja, kami kan bhikkhu hutan).
Taman Kuil oleh Ajahn Brahm
Kuil-kuil Buddhis di Jepang terkenal akan taman-tamannya.
Beberapa tahun yang lampau, terdapatlah sebuah kuil
yang membanggakan tamannya sebagai taman tercantik, diantara semuanya.
Para pelancong berdatangan dari pelbagai penjuru negeri
hanya untuk mengagumi penataannya yang elok,
yang begitu indah dalam kesederhanaannya.
Manfaat Pelimpahan Jasa oleh Bhikkhu Uttamo Thera
Di dalam tradisi kita sebagai umat Buddha, memperingati upacara kematian atau memperingati saat-saat kematian orang yang kita sayangi, saat-saat wafat orang yang kita cintai sesungguhnya telah dimulai sejak jaman Sang Buddha. Tentu saja bukan hanya dengan mengirim makanan, mengirim pakaian kepada orang tua atau almarhum. Ada beberapa hal yang memang diajarkan oleh Sang Buddha dalam upacara peringatan kematian seperti hari ini. Ada dua cerita yang berkembang dalam masyarakat Buddhis. Cerita yang pertama telah sering kita dengar yaitu cerita seorang murid Sang Buddha yang paling sakti, yang paling hebat, bernama Bhante Moggalana.
Saturday, 11 January 2014
Manusia Es Menantang Batas Beku Dengan Meditasi
Daily Telegraph Inggris pada 9 Desember 2013 lalu, melaporkan bahwa Wim Hoff yang dijuluki 'ice man', terkenal di dunia karena memiliki kemampuan luar biasa anti beku. Ia mempertahankan sejumlah Guinness World of Records. Saat ini hampir tidak ada yang mampu bersaing dengannya.
Pada 20 Desember 2013 lalu, Hoff ke Cologne, Jerman, mencoba memecahkan rekor yang diukirnya sendiri di New York, Amerika Serikat pada awal tahun ini. Saat itu, dalam kondisi setengah telanjang ia bertahan selama 1 jam 12 menit di dalam wadah yang dipenuhi dengan es, dan targetnya adalah 1 jam 45 menit.
Belajarlah Memaafkan Orang Lain
Pada suatu hari guru kami menyuruh seluruh murid di dalam kelas keesokkan hari membawa sebuah kantong besar ke sekolah, dia juga menyuruh kami membawa sekantong kentang.
Keesokkan hari ketika tiba jam belajar, guru menyuruh kami menulis nama orang yang tidak ingin kami maafkan, serta menulis kesalahan dan tanggal orang tersebut ketika berbuat kesalahan terhadap anda di atas kentang tersebut, lalu letakkan kentang tersebut ke dalam kantong, ini adalah tugas kami selama sepekan.
Kisah Orang Tua Penjual Tanah
Di desa kami senantiasa tersebar sebuah cerita: Dahulu kala, ada suatu tempat yang berjarak kira-kira dua sampai tiga kilometer arah barat daya dari desa kami, terdapat sebuah dusun yang bernama Gao. Kaum lelaki dusun tersebut bercocok tanam, sedangkan kaum perempuan bertenun. Hidup mereka berkecukupan dan makmur.
Pada suatu hari, dusun itu kedatangan seorang lelaki tua berpakaian compang-camping. Dia memikul dua keranjang bambu besar yang diisi tanah, berjalan di sepanjang jalan untuk dijual. Akan tetapi tidak ada orang yang sudi menanyakannya.
Makna Belas Kasih
Seorang murid sedang mempelajari makna belas kasih, karena masih belum paham lalu bertanya pada gurunya, memintanya untuk menjelaskan.
Gurunya berusaha memberi penjelasan dengan memberi contoh cerita kepada muridnya.
"Ada seorang pria tua sedang mengemis di sudut jalan yang ramai. Pertama, lewatlah seorang wanita tua di depan pengemis itu, karena merasa kasihan padanya , maka dia memberi pengemis itu satu koin emas. Tak lama kemudian lewatlah seorang pedagang di depan pengemis tersebut,
Kisah Pedagang yang Mendapat Siksaan Di Neraka
Pada dinasti Qing, di Jiangxi ada seorang pedagang kain bernama Wu Zhanqi. Orangnya sangat serakah, suka menipu orang, serta sangat licik. Ketika menjual kain, dia selalu akan memberikan contoh kain yang berkualitas bagus untuk ditunjukkan kepada pelanggan agar mendapat kepercayaan dari pelanggan.
Biasanya dengan cara yang dilakukan oleh Wu Zhanqi, banyak pelanggan percaya dan suka dengan contoh kain berkualitas bagus yang ditunjukkan lalu memesan untuk membelinya. Namun setelah pelanggan memastikan kain yang diinginkan, maka dengan licik Wu Zhanqi akan mengganti kain kualitas bagus, yang sesui contoh, dengan kain yang kualitasnya sangat buruk.
Empat Ekor Kuda dan Empat Jenis Manusia
Alkisah, suatu hari Buddha Sakyamuni duduk di pondok sebuah hutan bambu. Para pengikutnya yang bepergian keluar meminta sedekah satu persatu sudah kembali. Mereka mengambil air di pinggir danau, mencuci bersih kaki dan tangan mereka dari debu selama perjalanan.
Mereka dengan tenang datang dan duduk bersila di hadapan Buddha mendengar ceramah Buddha. Buddha duduk bersila dengan welas asih dan mulai bercerita kepada murid-muridnya.
Nasib Kakek yang Dikucilkan Keluarganya
Seorang pria tua yang lemah, karena kondisinya, terpaksa harus tinggal bersama dengan anaknya, menantu perempuan, dan cucu berusia empat tahun.
Karena umurnya sudah tua dan kondisi kesehatan yang sudah menurun, membuat tangan kakek itu selalu gemetaran, penglihatannya kabur, dan langkahnya tertatih-tatih.
Saat mereka sekeluarga makan bersama di meja makan, karena tangan selalu gemetar dan gangguan penglihatannya, membuat kakek mendapat kesulitan untuk makan. Ketika menyendok makanan, nasi atau lauk meluncur dari sendoknya jatuh ke lantai, ketika dia memegang gelas, susu tumpah di taplak meja.
Semangkuk Nasi Putih
HAKIKAT DARI KEBAIKAN
Jonathan Smith adalah seorang dermawan, setiap tahun ia menyumbangkan dana dalam jumlah yang sangat besar. Suatu hari, ada seorang wartawan yang bertanya kepada, “Tuan Smith, mohon jelaskan alasan apa yang membuat Anda setiap tahun terjun ke dalam usaha amal?”
Dia berdiam untuk sejenak, lalu menceritakan kisahnya:
Menyembuhkan Dengan Etika
Sebuah kisah tentang tabib terkenal Tiongkok Pi Tong:
Pi Tong adalah seorang tabib pengobatan Tiongkok terkenal selama Dinasti Han Timur (25-220M). Ia dikenal akan kebijaksanaannya, dihormati akan keterampilan medisnya yang luar biasa dan etika medisnya yang mulia. Kisahnya mengingatkan kita bahwa hidup secara etis dapat menjadi korban tetapi membawa manfaat yang besar.
Nasihat Bhiksu Tua
Seorang bhiksu tua dalam biara mengajak muridnya yang masih muda untuk pergi turun gunung mencari sedekah. Di dalam perjalan pulang mereka bertemu dengan seorang nenek tua yang hampir menemui ajalnya karena kelaparan.
Bhiksu tua segera memerintahkan muridnya untuk meninggalkan makanan dan sedikit uang kepada nenek tua itu, akan tetapi muridnya merasa enggan.
Friday, 10 January 2014
Fakta Kehidupan
Kita hidup dalam dunia yang serba pincang. Ia tidak mutlak diliputi mawar, juga tidak seluruhnya berduri. Mawar adalah lembut, indah dan harum, tetapi tangkai tempat mawar mekar penuh dengan duri. Karena adanya bunga mawar maka kita tidak takut pada duri. Bagaimanapun, orang tidak akan mengecilkan arti mawar karena durinya.
Bagi seorang optimis dunia ini benar-benar penuh mawar, sedangkan bagi seorang pesimistis, dunia ini benar-benar penuh duri. Tetapi bagi seorang realis dunia ini tidak mutlak penuh duri. Dunia ini diliputi oleh mawar-mawar indah dan duri-duri tajam.
Jalur Kehidupan oleh YM Bhikkhu Girirakkhito Mahathera
Saya ingin memberi penjelasan kepada saudara-saudara, bahwa sebagai manusia, apalagi sebagai seorang umat beragama, akan baru bisa disebut mempunyai tujuan apabila di dalam hidup ini telah ada usaha kita untuk mencapai tujuan; dan tujuannya adalah mencapai kebebasan. Maksud dari mencapai kebebasan itu yaitu di dalam perjuangan hidup kita sebagai manusia ini, dapat tercapai cita-cita kita yaitu mencapai keadaan yang tidak terikat; jadi mencapai Kebebasan di dalam hidup ini. Itu baru dikatakan kita mencapai tujuan. Apabila tidak mempunyai tujuan demikian maka hidup ini belum dikatakan mempunyai cita-cita atau mempunyai tujuan, karena tujuan orang hidup itu adalah memang satu-satunya untuk menikmati Kebebasan. Yang dinamakan Kebebasan itu adalah tidak mempunyai keterikatan dengan hal-hal yang membuat diri kita terikat.
Menuju Pandangan Terang oleh YM Bhikkhu Girirakkhito Mahathera
Dalam setiap kebaktian pembacaan paritta yang diterjemahkan dengan baik, mudah-mudahan akan meresap dan semoga lambat laun akan menimbulkan pengetahuan dan kebijaksanaan. Berarti setiap minggu saudara-saudara dengan rajin memupuk pengetahuan, kebijaksanaan, moral dan budi pekerti sehingga benar-benar menjadi umat Buddha yang kualitatif.
Label:
Dhamma Talk
Thursday, 9 January 2014
Bhikkhu Ashin Kheminda : Kenapa Tidak?
“Kenapa Tidak?” sebenarnya bukanlah sebuah pertanyaan. Judul di atas lebih tepatnya adalah sebuah jawaban untuk complaining minds (pikiran negatif).
Banyak hal di dunia ini yang tidak berjalan sesuai dengan apa yang kita harapkan. Bahkan, apa yang terjadi terkadang adalah sesuatu yang kita tidak sukai. Menghadapi kenyataan yang tidak mengenakkan ini, orang-orang banyak mengeluh. Mereka mempertanyakan kenapa hal-hal buruk yang tidak menyenangkan ini terjadi kepada mereka.
Yoga Dan Meditasi Bantu Penderita Kanker Atasi Stress
Susan Ockey telah mempraktekkan yoga selama hampir 5 tahun. Ia mulai mempratekkannya usai menjalani perawatan kanker.
“Aku telah melewati semuanya dan setelah setahun berlalu, ‘Oh Tuhan… apa yang terjadi? Aku kena kanker!” ujar Ockey.
Menurut psikolog kedokteran dr. Linda Carlson, banyak penderita kanker yang mengalami stres dan khawatir berkepanjangan setelah terapi berakhir.
“Adalah masalah besar bagi sejumlah pasien kanker. Mereka harus berkompromi dengan ketidakpastian, takut kambuh, efek samping berpanjangan, nyeri, bengkak di lengan, susah tidur, hingga rasa lelah, merupakan masalah besar bagi mereka,” ujarnya.
Inilah yang Terjadi Pada Otak Saat Meditasi dan Manfaatnya
Belle Beth Cooper, seorang penulis dari Melbourne, Australia berbagi
cerita tentang pengalamannya bermeditasi kepada lifehacker.com.
Siapakah Yang Mengamati Pikiran?
Seorang sahabat bertanya:
“Selamat pagi, Romo. Saya mohon bimbingan mengenai pikiran. Sering saya baca bahkan suka saya lakukan untuk belajar mengamati pikiran, sekarang saya bertanya sendiri yang mengamati pikiran ini siapa? Diri saya? Diri saya bukanlah pikiran saya? Terima kasih. Semoga Romo berkenan.”
Label:
Meditasi
Dalai Lama : Buddhisme Dan Kristiani Memiliki Tujuan Yang Sama
Kepada rakyat Meksiko, Dalai Lama mengatakan bahwa Kristiani dan Buddhisme sama-sama memiliki tujuan untuk kebahagiaan manusia.
Label:
Artikel Buddhis
Kepunahan Situs Trowulan Majapahit Tinggal Tunggu Waktu
Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai dan memahami pentingnya sejarah. Tapi sepertinya praktek dari perkataan bijak tersebut masih jauh dari ideal.
Seperti yang terjadi saat ini pada situs Trowulan. Situs sejarah tersebut kini berada di ambang kehancuran. Banyaknya aksi perusakan dan perbuatan tidak bertanggung jawab dari beberapa pihak, mengancam keaslian dan kelestarian situs Trowulan.
Label:
Artikel Buddhis
Wednesday, 8 January 2014
Buddha
Through many births. I wander in samsara (cycle of birth and death), always seeking, but never finding the home maker. Pathetic existence, be born again and again. O Creator Home, you've seen! You can not make it home again. All of your roof is damaged. The pole shattered. My mind has reached a state of Unconditional. Achieved end of all suffering.
Buddha
Metode Dasar Meditasi Oleh Ajahn Brahmavamso
NAMO TASSA BHAGAVATO ARAHATO SAMMASAMBUDDHASSA
NAMO TASSA BHAGAVATO ARAHATO SAMMASAMBUDDHASSA
NAMO TASSA BHAGAVATO ARAHATO SAMMASAMBUDDHASSA
Bagian 1
Meditasi adalah jalan untuk mencapai pelepasan. Dalam meditasi orang melepas dunia yang rumit di luar untuk dapat meraih dunia yang tenteram di dalam. Dalam semua jenis aliran mistik dan dalam banyak tradisi, ini dikenal sebagai jalan menuju pikiran yang murni dan kokoh. Pengalaman dari pikiran yang murni ini, terbebas dari dunia, sangatlah menakjubkan dan membahagiakan.
Ajahn Vayama
Kepala biarawati dari Biara Wanita Dhammasara adalah Ajahn Vayama, yaitu seorang biarawati Australia yang menjalankan dasasila (10 Sila). Beliau ditahbiskan di Sri Langka pada tahun 1985, dan menghabiskan 10 tahun pertama dari kehidupan biarawatinya di sana. Beliau kemudian menghabiskan waktu selama 1 tahun dengan komunitas Y.M. Ajahn Sumedho, seorang murid Ajahn Chah, di biara Amaravati di Inggris, sebelum kembali tinggal di Australia.
Pada tahun 1998 Perkumpulan Buddhis Australia Barat mengundang Ajahn Vayama untuk menduduki posisi kepala biara di Biara Wanita Dhammasara. Kehidupan biara, dana makanan sehari-hari yang dipersembahkan oleh umat awam, dan pengajaran dharma oleh Ajahn Vayama, telah berlanjut sejak saat itu.
Biarawati yang dilatih pertama kali oleh Ajahn Vayama adalah Anagarika Elisabeth. Setelah menyelesaikan 2 tahun pelatihannya, Anagarika Elisabeth ditahbiskan sebagai Sister Nirodha pada Mei 2003. Sister Nirodha ditahbiskan sebagai biarawati Theravada yang pertama dan menjalankan 10 sila di Australia Barat. Sister Seri ditahbiskan pada Juli 2004 dan selanjutnya Sister Hasapanna ditahbiskan pada Mei 2006.
Profil Ajahn Brahmavamso
Ajahn Brahmavamso lahir di London tahun 1951. Beliau memandang dirinya sebagai seorang Buddhis saat berusia 17 tahun lewat buku Agama Buddha yang dibacanya saat masih sekolah. Beliau tertarik pada Agama Buddha dan meditasi yang telah berkembang ketika belajar Teori Fisika di Universitas Cambridge. Setelah menyelesaikan tingkatannya dan belajar selama 1 tahun, Beliau melakukan perjalanan ke Thailand untuk menjadi bhikkhu. Beliau ditahbiskan di Bangkok saat berusia 23 tahun oleh kepala biara Wat Saket dan selanjutnya menghabiskan 9 tahun untuk belajar serta berlatih Tradisi Meditasi Hutan dari Y.M. Ajahn Chah. Pada tahun 1983, beliau diminta untuk membantu mendirikan Biara Hutan dekat Perth, Australia Barat. Ajahn Brahm sekarang adalah kepala biara Bodhinyana dan direktur kerohanian pada Perkumpulan Buddhis Australia Barat.
Master Guang Qin
"Belajarlah untuk mengambil kerugian atau dimanfaatkan tanpa kebencian. Berusaha untuk menjadi toleran daripada menghitung sehingga Anda dapat berkembang dalam praktek."
Master Guang Qin
Master Guang Qin
John Daido Loori Roshi
"Ketika kami pergi keluar dengan sebuah ide, kita menutup pintu kemungkinan Ketika kita mengharapkan hasil tertentu, hanya dua hal bisa terjadi,.. Kami akan baik menemukan apa yang kita cari atau kita tidak akan. Cara baik, kita buta terhadap segala kemungkinan lain karena kami fokus pada harapan kami. Jangan berharap, baik dalam kehidupan maupun seni. "
John Daido Loori Roshi
Kata-Kata Bijak
" Penilaian intelektual ini , seperti iming-iming fatamorgana ,
jika mereka cocok itu benar semua , jika mereka tidak itu benar semua.
Pembuangan seperti jerami bicara yang mengusung delapan kekhawatiran duniawi
Semoga aku terus berlatih ajaran tertinggi . "
-Kyabje Dudjom Rinpoche
" Melihat bahwa kita lebih baik dari orang lain adalah tidak benar . Melihat bahwa kita sama dengan orang lain adalah tidak benar . Melihat bahwa kita kalah dengan orang lain adalah tidak benar . Jika kita berpikir bahwa kita lebih baik dari orang lain , kebanggaan muncul . Jika kita berpikir bahwa kita sama dengan orang lain , kita gagal untuk menunjukkan rasa hormat dan kerendahan hati pada saat yang tepat . Jika kita berpikir kita kalah dengan orang lain , kita mendapatkan pemikiran tertekan tentang hal itu dan mencoba untuk menyalahkan rendah diri kita pada yang telah lahir di bawah pertanda buruk , dan seterusnya . biarkan semua itu pergi! "
-Ajahn Chah
" Jadi, ketika pikiran terlibat , jika Anda kaitkan ke gagasan bahwa ' Pikiran saya terlibat ' atau jika saat pikiran kosong , Anda kait pada gagasan bahwa ' pikiran saya kosong ' : Kedua hal ini sama , dalam bahwa tidak peduli apa yang Anda kaitkan ke , Anda harus menderita Jadi tidak peduli bagaimana hal-hal berubah , jika Anda benar mengetahui kebenaran Buddha sabbe dhamma anatta - . Semua fenomena yang bukan diri - Anda akan simly dapat biarkan pergi. "
~ Ajahn Kee Nanayon
" Untuk mencari jalan dan buah tidak akan membawa mereka tentang , karena hanya saat kesadaran saat dapat melakukannya . Kesadaran ini pada akhirnya akan berujung pada konsentrasi nyata di mana sekali dapat melepaskan pemikiran dan akan benar-benar diserap . Kita bisa menaruh subjek meditasi di waktu itu. Kita tidak perlu mendorong ke samping , itu jatuh jauh dari kemauan sendiri , dan penyerapan kesadaran terjadi . Jika harus ada ambisi dalam hidup seseorang , ini adalah satu-satunya yang berharga. Semua orang lain tidak akan membawa pemenuhan. "
~ Ayya Khema
Ajahn Brahm - Tentang Keluarga
Pada 17 Juni 2013 lalu, Ajahn Brahm kembali hadir di Indonesia secara khusus untuk menjawab berbagai pertanyaan yang diajukan kepadanya.
Dalam acara yang berjudul “Ask Ajahn”, ia menjawab sejumlah pertanyaan yang dikumpulkan dari Facebook, Twitter, milis, dan diskusi. Acara tersebut diselenggarakan oleh Buddhist Fellowship Indonesia (BFI) di Prasadha Jinarakkhita, Jakarta, dengan moderator Ponijan Liaw dan penerjemah Hendra Lim.
Ternyata Jackie Chan Memulai Aksi Kemanusiaan dengan Kebohongan
Hingga hari ini, Jackie Chan tidak hanya sekedar superstar kungfu, namun dia juga seorang bintang dalam bidang kemanusiaan.
Pernah ada yang bertanya pada Jackie Chan, “Selebritis melakukan kegiatan kemanusiaan apa bukan demi tebar pesona, apakah ada kebohongan (di baliknya)?”
Tuesday, 7 January 2014
Kekuatan Paritta Untuk Mengatasi Rintangan Dalam Kehidupan
Namo tassa bhagavato Arahato Sammasambuddhassa
Namo tassa bhagavato Arahato Sammasambuddhassa
Namo tassa bhagavato Arahato Sammasambuddhassa
"Katâ me rakkhâ, katâ me parittâ"
Penangkal yang dibuat ini, semoga menjadi pelindung.
Paritta (Pali) atau Paritrana (Sanskrit) pada pokoknya berarti perlindungan. Paritta-sutta atau khotbah Sang Buddha merupakan perlindungan yang kuat. Perlindungan ini diperoleh dari mendengar atau membaca Paritta-sutta. Pelaksanaan membaca dan mendengar paritta-sutta ini telah dilakukan sejak awal sejarah Buddha-Dhamma. Kata paritta digunakan oleh Sang Buddha pertama kali dalam suatu khotbah yang dikenal sebagai "Khanda-paritta" dalam Culla-vagga (Vinaya Pitaka III, hal.109). Kita dapat pula menjumpai kata ini pada Anguttara-nikaya dalam judul "Ahi (metta) sutta" jilid III, hal.72.
Keyakinan Dalam Dhamma
Dhamma, yang secara harfiah berarti sesuatu yang men-dukung, merupakan Kebenaran dalam diri kita, yang dengan berpedoman padanya dan melaksanakannya, kita dapat melintasi samudera kesulitan dan kecemasan. Dhamma juga merupakan formulasi Kebenaran yang dapat kita praktekkan apabila kita tertarik untuk melakukannya. Dalam Dhamma tidak ada dogma atau kepercayaan yang membuta. Seorang umat Buddha bebas untuk menanyakan semua bagian dari Dhamma Sang Buddha dan sesungguhnyalah Sang Buddha pun menganjurkan hal tersebut. Tidak ada sesuatu yang terlarang untuk ditanyakan, tidak ada ajaran yang untuk itu seseorang harus menutup matanya saja dan mempercayainya secara membuta. Ini karena keyakinan (saddha) dalam pengertian Buddhis bukanlah suatu sifat yang membuta, melainkan berkombinasi dengan kebijaksanaan.
Mengakui, Melepaskan dan Memaafkan
Bagi kamu yang mengalami kesulitan bermeditasi, hal ini disebabkan kamu belum belajar bagaimana melepas pada saat bermeditasi. Mengapa kita tidak bisa melepaskan hal-hal sederhana seperti masa lampau atau masa mendatang? Mengapa kita begitu mempedulikan apa yang telah dilakukan dan dikatakan seseorang terhadap kita hari ini? Semakin banyak kamu memikirkannya, semakin bodohlah jadinya. Seperti pepatah kuno, “Ketika seseorang menyebutmu idiot, semakin sering kamu mengingatnya, maka semakin seringlah mereka telah menyebutmu idiot!” Jika kamu segera melepaskannya, kamu tidak akan pernah memikirkannya lagi. Paling banyak mereka hanya menyebutmu idiot sekali saja. Sudah! Selesai! Kamu bebas!
Label:
Dhamma Talk
Pengetahuan dan Kebebasan
Sang Buddha mengajarkan bahwa bermeditasi tentang lima kelompok pencengkeraman adalah meditasi pandangan terang. Ajaran-ajaran Sang Buddha disebut “sutta”, yang berarti “benang”. Ketika seorang tukang kayu ingin menyerut atau menggergaji sepotong balok, dia menarik suatu garis lurus dengan menggunakan benang. Dalam menjalani kehidupan suci, kita menggunakan sutta sebagai benang untuk menarik garis panduan untuk tindakan-tindakan kita. Dalam sutta, Sang Buddha telah memberikan kita garis panduan tentang bagaimana caranya berlatih moralitas, konsentrasi, dan kebijaksanaan. Anda sebaiknya tidak melangkah keluar dari garis tersebut, dan berbicara atau bertindak semau anda. Di bawah ini adalah beberapa kutipan dari sutta-sutta yang berkaitan dengan meditasi tentang lima kelompok pencengkeraman:
Monday, 6 January 2014
Hukum Sebab Musabab
” Yo paticcasamuppadam passati, so Dhammam passati. Yo Dhammam passati,
so paticcasamuppadam passati.”
(Ia yang melihat Paticcasamuppada, juga melihat Dhamma. Ia yang melihat Dhamma, juga melihat Paticcasamuppada)
~ Maha-hatthipadopama Sutta; Majjhima Nikaya 28 ~
ARTI DARI GAMBAR PATICCASAMUPPADA
Seekor ayam ; melambangkan keserakahan,
Seekor ular ; melambangkan kebencian,
Seekor babi ; melambangkan kegelapan-batin.
Master Chin Kung
Defamed although I would not put it in the liver. is there he malign me? no, in fact he was defamed herself. Why is that? Because if we are not willing to accept it, then it will return to its owner's own.
Do Everything With a Mind That Lets Go - Ajahn Chah
Ajahn Chah dilahirkan pada 17 Juni 1918 di sebuah desa kecil dekat kota Ubon Rajathani, Thailand bagian timur laut. Setelah menyelesaikan sekolah dasar, beliau menghabiskan tiga tahun untuk menjalani masa percobaan kebhikkhuan sebelum kembali menjalani kehidupan normal membantu orang tuanya di sawah. Pada usianya yang keduapuluh, Beliau memutuskan untuk meneruskan kehidupan kebhikkhuannya, dan pada bulan April 1939, Beliau menerima upasampada.
Kehidupan awal Ajahn Chah sebagai bhikkhu dijalaninya dengan mengikuti pola tradisional, yaitu dengan belajar Buddhisme dan bahasa Pali. Pada tahun kelima, ayah Beliau menderita sakit keras dan kemudian meninggal, mengingatkan Ajahn Chah akan kelemahan dan penderitaan hidup manusia. Hal ini menyebabkan Beliau berpikir secara dalam tentang tujuan hidup yang sebenarnya, meskipun Beliau telah belajar secara serius dan mendapatkan kemampuan berbahasa Pali, Beliau merasa sangat jauh dari pengertian tentang akhir dari penderitaan hidup.
Profil Tentang Bhikkhu Sri Pannavaro Mahathera
Nama : Sri Pannavaro Mahathera
Nama Lahir : Husodo (Ong Tik Tjong)
Tempat Lahir : Blora, Jawa Tengah, Indonesia
Tanggal Lahir : 22 Juni 1954
Alamat tinggal : Vihara Mendut
Depan Candi Mendut, Desa Mendut, Kota Mungkid,
Kotakpos 111, Magelang, Jawa Tengah, Indonesia 56501
Telp 0293 788236, Fax 0293 788404
Pendidikan Akhir : Fakultas Psikologi, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta (1972-1975)
Mengenal Ajaran Buddha
Saya lahir di Blora, sebuah kota kecil di Jawa Tengah. Kakek dari ibu saya adalah seorang kapiten. Oleh karena seorang kapiten adalah sesepuh masyarakat, maka beliau dianggap sesepuh di klenteng.
Kata-kata Bijak Dalai Lama
There needs to be understanding that anger never helps to solve a
problem. It destroys our peace of mind and blinds our ability to think
clearly. Anger and attachment are emotions that distort our view of
reality.
Anda perlu memahami bahwa kemarahan tidak pernah membantu untuk memecahkan masalah.
Ini menghancurkan kedamaian pikiran kita dan membutakan kemampuan kita untuk berpikir jernih. Kemarahan dan kemelekatan adalah emosi yang mendistorsi pandangan kita tentang realitas.
Dalai Lama
We all have the potential to show others love and affection, but as we progress in our materialistic world, these values tend to remain dormant. We can develop them on the basis of common sense, common experience and scientific findings. The response to the recent tragedy in the Philippines is an example of how such values are awakened; people helped simply because others are suffering and in need of support.
Kita semua memiliki potensi untuk menunjukkan kepada orang lain cinta dan kasih sayang, tapi seperti yang kita kemajuan dalam dunia materialistis kita, nilai-nilai ini cenderung tetap terbengkalai. Kita bisa mengembangkan mereka atas dasar akal sehat, pengalaman umum dan temuan-temuan ilmiah. Respon terhadap tragedi baru-baru ini di Filipina adalah sebuah contoh bagaimana nilai-nilai tersebut terbangun, orang-orang membantu hanya karena orang lain menderita dan membutuhkan dukungan.
Dalai Lama
If we are demoralized, sad and only complain, we’ll not solve our problems. If we only pray for a solution, we’ll not solve our problems. We need to face them, to deal with them without violence, but with confidence - and never give up. If you adopt a non-violent approach, but are also hesitant within, you’ll not succeed. You have to have confidence and keep up your efforts - in other words, never give up.
Jika kita mengalami demoralisasi, sedih dan hanya mengeluh, kita tidak akan memecahkan masalah kita. Jika kita hanya berdoa untuk solusi, kita tidak akan memecahkan masalah kita. Kita harus menghadapi mereka, untuk berurusan dengan mereka tanpa kekerasan, tapi dengan keyakinan - dan tidak pernah menyerah. Jika Anda mengadopsi pendekatan non-kekerasan, tetapi juga ragu-ragu dalam, Anda tidak akan berhasil. Anda harus memiliki kepercayaan diri dan menjaga usaha Anda - dengan kata lain, tidak pernah menyerah.
Dalai Lama
Anda perlu memahami bahwa kemarahan tidak pernah membantu untuk memecahkan masalah.
Ini menghancurkan kedamaian pikiran kita dan membutakan kemampuan kita untuk berpikir jernih. Kemarahan dan kemelekatan adalah emosi yang mendistorsi pandangan kita tentang realitas.
Dalai Lama
We all have the potential to show others love and affection, but as we progress in our materialistic world, these values tend to remain dormant. We can develop them on the basis of common sense, common experience and scientific findings. The response to the recent tragedy in the Philippines is an example of how such values are awakened; people helped simply because others are suffering and in need of support.
Kita semua memiliki potensi untuk menunjukkan kepada orang lain cinta dan kasih sayang, tapi seperti yang kita kemajuan dalam dunia materialistis kita, nilai-nilai ini cenderung tetap terbengkalai. Kita bisa mengembangkan mereka atas dasar akal sehat, pengalaman umum dan temuan-temuan ilmiah. Respon terhadap tragedi baru-baru ini di Filipina adalah sebuah contoh bagaimana nilai-nilai tersebut terbangun, orang-orang membantu hanya karena orang lain menderita dan membutuhkan dukungan.
Dalai Lama
If we are demoralized, sad and only complain, we’ll not solve our problems. If we only pray for a solution, we’ll not solve our problems. We need to face them, to deal with them without violence, but with confidence - and never give up. If you adopt a non-violent approach, but are also hesitant within, you’ll not succeed. You have to have confidence and keep up your efforts - in other words, never give up.
Jika kita mengalami demoralisasi, sedih dan hanya mengeluh, kita tidak akan memecahkan masalah kita. Jika kita hanya berdoa untuk solusi, kita tidak akan memecahkan masalah kita. Kita harus menghadapi mereka, untuk berurusan dengan mereka tanpa kekerasan, tapi dengan keyakinan - dan tidak pernah menyerah. Jika Anda mengadopsi pendekatan non-kekerasan, tetapi juga ragu-ragu dalam, Anda tidak akan berhasil. Anda harus memiliki kepercayaan diri dan menjaga usaha Anda - dengan kata lain, tidak pernah menyerah.
Dalai Lama
Subscribe to:
Posts
(
Atom
)