-->

Wednesday 22 January 2014

Pentingnya Berpikir Lateral

Kisah sehari-hari untuk direnungkan, meski mungkin oleh sebagian orang tidak dianggap begitu penting, namun bagi sebagian orang dianggap sangat luar biasa, yang sangat bernilai bagi pencapaian tingkatan spiritual seseorang. Pelajaran spiritual tentunya hanya akan didapatkan dari pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari untuk mengasah 'spirit' seseorang, karena spiritual bukanlah dicapai dengan ilmu pengetahuan ciptaan manusia, namun oleh alam semesta, dengan penempaan dan ujian dalam kehidupan sepanjang perjalanan hidup manusia.


1. Ada seorang master pertunjukan sebelum naik panggung, seorang muridnya mengatakan kepadanya bahwa tali sepatunya longgar. Master tersebut mengangguk dan berterima kasih, lalu berjongkok dan membetulkannya dengan cermat. Menunggu sampai murid itu meninggalkan tempat itu, ia kembali berjongkok untuk melonggarkan lagi tali sepatunya.

Ada seseorang melihat semua kejadian itu dan merasa tidak mengerti, lalu bertanya, "Master, mengapa Anda melonggarkan lagi tali sepatu itu?"

"Karena saya memerankan seorang wisatawan yang kelelahan. Perjalanan panjang telah membuat tali sepatu saya longgar, melalui detail ini menunjukkan betapa lelah dan kuyu," jawab master tersebut.

"Lalu mengapa Anda tidak langsung saja memberitahu murid Anda itu?" tanya orang itu lagi.

"Dia teliti, ia dapat menemukan tali sepatu saya longgar dan dengan antusias memberitahu saya, maka saya harus melindungi antusiasmenya ini, sebuah respon yang dengan segera dapat memberinya dorongan. Mengenai mengapa saya menunggunya pergi baru melonggarkan lagi tali sepatu ini? Akan ada lebih banyak kesempatan untuk mengajarinya tampil di panggung, hal itu dapat disampaikan pada waktu berikutnya," jawab sang master sambil tersenyum lembut.

Makna : Dalam waktu yang bersamaan orang hanya bisa melakukan satu hal, dapat berfokus pada yang terpenting, adalah manusia berbakat sejati.

2. Seorang pria menangkap seekor anakan elang di sarang burung elang pada tebing puncak gunung. Ia membawa pulang elang cilik tersebut dan ditaruhnya di dalam kandang ayam. Elang muda dan ayam mematuk makanan, bermain-main, dan beristirahat bareng. Ia mengira dirinya adalah seekor ayam.

Setelah elang ini tumbuh dewasa, sayapnya telah tumbuh kuat, pemiliknya ingin melatihnya menjadi seekor elang pemburu, tetapi karena sepanjang hari bergaul dengan ayam, ia telah berubah menjadi persis sama dengan seekor ayam, sama sekali tidak berkeinginan untuk terbang.

Sang pemilik mencoba berbagai cara, selalu gagal, akhirnya ia membawanya ke puncak bukit dan melemparkannya. Elang tersebut seperti meteor terjatuh. Dalam keputus-asaannya, ia mengalahkan kepanikannya dan mengepakkan sayapnya, sehingga akhirnya ia dapat terbang.

Makna: Penempaan berhasil mengundang kekuatan untuk sukses.

3. Seorang pria tua di dalam perjalanan kereta api berkecepatan tinggi, tanpa sengaja menjatuhkan sebelah sepatu yang baru dibelinya melalui jendela. Melihat peristiwa itu orang-orang di sekitarnya merasa sayang, lalu tanpa diduga pria tua itu melemparkan sepatu yang sebelahnya lagi melalui jendela. Perbuatan tersebut mengejutkan banyak orang.

"Sepatu itu tidak peduli seberapa mahal, bagi saya, sudah tidak ada gunanya lagi, jika ada orang yang bisa menemukan sepasang sepatu itu, mungkin ia bisa memakainya," kata si pemilik sepatu.

Makna : Orang sukses piawai dalam hal melepas.

4. Sebuah perusahaan besar siap menggaji tinggi seorang sopir mobil sewaan, setelah melalui berbagai tes dan seleksi, tinggal tiga pesaing dengan teknik menyetir paling tinggi.

Penguji bertanya kepada mereka, "Ada sepotong emas tergeletak di tepi tebing, jika kalian mengendarai mobil mengambilnya, kalian merasa bisa seberapa dekat ke tebing tanpa jatuh terperosok?"

Yang pertama menjawab, "Dua meter." "Setengah meter," jawab yang kedua dengan nada pasti. Yang ketiga mengatakan, "Saya akan menjauh dari tebing, semakin jauh semakin baik." Akhirnya perusahaan itu menerima orang ketiga.

Makna : Jangan terpancing dengan rivalitas/persaingan, dan seharusnya berjarak semakin jauh, semakin baik.

5. Biksu tua membawa biksu kecil berkelana, ketika hendak melewati sebuah sungai, terlihat seorang perempuan mencoba untuk menyeberangi sungai, tetapi tidak berani. Maka si biksu tua mengambil inisiatif memikul perempuan itu menyeberangi sungai dan menurunkannya di seberang, lalu beserta biksu kecil melanjutkan perjalanan mereka.

Biksu kecil bergumam sendiri dan bertanya dalam hati sepanjang jalan, "Guru bagaimana sih, berani-beraninya menggendong seorang perempuan menyeberangi sungai?"

Sepanjang jalan ia berpikir terus, akhirnya tak bisa menahan diri dan bertanya, "Guru, Anda telah melanggar pantangan? Bagaimana bisa seorang biksu menggendong seorang perempuan?"

Biksu tua itu menghela napas dan berkata, "Saya sudah sejak tadi melepaskan perempuan itu dari gendongan saya, namun ternyata kamu masih terus membawanya di dalam pikiranmu!"

Makna : Pria sejati selalu terbuka, yang sangat berbalikan dengan orang picik. Pria sejati berlapang dada, pikiran ceria, menjumpai masalah dapat menghadapi dan melepaskannya, itu sebabnya dapat mempertahankan suasana batin yang sehat.

6. Seorang profesor psikologi mengunjungi rumah sakit jiwa untuk memahami kondisi kehidupan para orang gila. Setelah seharian, ia merasakan bahwa orang-orang gila ini bertindak tak terduga, boleh dibilang ia telah mendapatkan wawasan baru. Tak disangka ketika bersiap-siap untuk pulang, ia menemukan ban mobilnya telah dilepas oleh seseorang.

"Pasti perbuatan orang-orang edan itu," gerutu si profesor sambil berpikir dan mulai mengambil ban serep untuk dipasang.

Sesuatu yang serius telah terjadi, orang yang mengambil ban ternyata juga telah mengambil skrup bannya. "Tidak ada sekrup, ada ban serep pun juga tiada guna," gerutu sang profesor yang tidak bisa melakukan apa-apa. Dalam keadaan sangat cemas, ada seorang gila melompat-lompat ke arahnya, sambil menyanyikan lagu-lagu sukacita.

Saat orang gila itu melihat si professor berada dalam kesulitan, lalu berhenti dan menanyakan apa yang terjadi. Profesor sebenarnya malas menjawab, tetapi demi sopan santun akhirnya menjawab.

Si gila dengan tertawa terbahak-bahak mengatakan, "Saya punya cara!" Lalu ia membuka sebuah sekrup dari setiap ban dari mobil profesor, sehingga mendapatkan tiga skrup untuk dipasang di ban serep itu.

Profesor dalam keadaan terkejut bersyukur, dengan penasaran ia lalu bertanya, "Bolehkah saya bertanya bagaimana Anda mendapatkan akal ini?"

Si gila sambil tertawa-tawa berkata, "Ah, saya kan orang gila, akan tetapi saya bukan orang bodoh!"

Makna : Sesungguhnya, ada banyak orang di dunia ini, lantaran mereka telah menemukan hal yang menyenangkan di dalam pekerjaannya, selalu menunjukkan antusiasme yang berbeda dengan orang-orang biasa lainnya, yang membuat orang-orang biasa sulit untuk memahaminya. Ketika banyak orang menertawakan orang lain sebagai "orang gila", justru orang lain mungkin akan menertawai bahwa merekalah yang bodoh.

Menjadi orang yang kelihatannya bodoh, tetapi ternyata mampu melakukan hal dengan lebih cerdas, bukankah ini merupakan semacam sikap yang unggul secara spiritual?

Sumber : erabaru.net

No comments :

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.

close