JANGAN PUNYA TARGET
Saya pernah menulis dalam buku ke-3 dengan judul "Menelusuri Jalan Spiritual" tentang rambu- rambu laku spiritual. Salah" satunya adalah, "Jangan memiliki target, jangan inisiatif sendiri dan terima sepengasihnya.
Karena kalimat rambu ini sangat sederhana, maka banyak dilupakan oleh pelaku spiritual. Apalagi kalau sudah dicampur atau digabung dengan logika hidup, maka rambu di atas dianggap ngawur dan kacau.
Bagaimana mungkin dalam menjalani hidup ini tidak boleh punya target, tidak boleh punya inisiatif dan disuruh terima sepengasihnya saja. Sesuatu yang tidak masuk akal dan bodoh. Itulah kebenaran yang dikatakan oleh Lao Ze dalam kitab suci Tao Tee Cing yang artinya, "Kalau belum ditertawakan dan dilecehkan, bukan ajaran spiritual."
Anda boleh punya tujuan, anda perlu punya motivasi, tetapi dalam laku spiritual anda tidak boleh punya target. Apa sebenarnya target itu? Target adalah tujuan yang digabung dengan unsur waktu. Harus dapat begini dalam waktu sekian, ini adalah target.
Kalau "waktu sekian"-nya dihilangkan maka target menjadi tujuan saja. Ini diperbolehkan dan perlu.
Hati-hati target dapat menyesatkan dan dapat lepas dari garis spiritual yang murni.
Penulis : Herman Utomo & Silvie Utomo