-->

Monday, 15 December 2014

Peresmian Candi “Nyanasamvara Sangharaja”

Perkembangan agama Buddha di Indonesia, khususnya aliran Theravada,tidak lepas dari peran besar mendiang Sangharaja Thailand Somdet Phra Nyanasamvara yang wafat tanggal 24 Oktober 2013 lalu. Untuk menghormati jasa besar tersebut maka dibangunlah Candi Nyanasamvara Sangharaja di komplek Vihara Mendut, Magelang, Jawa Tengah. (Baca Sangharaja Thailand Meninggal Dunia)

Candi tersebut diresmikan pada hari Minggu, 19 Oktober 2014 dengan dihadiri sejumlah bhikkhu senior dari Indonesia dan Thailand. Salah satunya adalah Chao Khun Viddhudhammaborn atau lebih dikenal sebagai Bhante Sombat yang menandatangani prasasti pendirian candi. Pada siang harinya diadakan Kathina Puja dan Sangha Dana.

Bhante Sombat adalah bhikkhu senior dari Wat Bovonarives, Bangkok, Thailand.Bhante Sombat sangat disegani di Indonesia karena juga merupakan pemrakarsa berdirinya Vihara Jakarta Dhammacakka Jaya pada tahun 1982. Ia cukup lama tinggal di Indonesia untuk menyebarluaskan Agama Buddha, sekitar 11 tahun. Tak mengherankan jika ia bisa berbicara bahasa Indonesia dengan cukup lancar.

Saturday, 13 September 2014

Kisah Empat Samanera

Suatu ketika, istri dari seorang brahmana menyuruh suaminya pergi ke Vihara Jetavana untuk mengundang empat orang bhikkhu guna menerima dana makanan di rumah mereka. Ia memberitahu suaminya untuk khusus meminta para bhikkhu senior yang juga benar-benar brahmana asli. Tetapi empat samanera arahat berusia tujuh tahun, Samkicca, Pandita, Sopaka, dan Revata yang diutus ikut bersamanya.

Ketika istrinya melihat para samanera muda tersebut, ia menjadi tidak puas dan menyalahkan sang brahmana karena membawa samanera muda bahkan lebih muda daripada cucu laki-lakinya.

Ia marah kepada suaminya, dan ia menyuruh suaminya kembali ke Vihara untuk mengajak bhikkhu yang lebih tua. Dalam hal itu ia tidak memberikan tempat duduk lebih tinggi yang telah disiapkan bagi para bhikkhu. Mereka diberikan tempat duduk yang lebih rendah dan ia tidak memberi dana makanan kepada para samanera muda itu.

Wednesday, 10 September 2014

7 Keunggulan Ajaran Buddha

7 Keunggulan Ajaran Buddha

Buddha diagungkan bukan karena kekayaan, keindahan, atau lainnya. Beliau diagungkan karena kebaikan, kebijaksanaan, dan pencerahanNya. Inilah alasan mengapa kita, seorang Buddhis, menganggap ajaran Buddha sebagai jalan hidup tertinggi.

Apa sajakah keunggulan-keunggulan yang menumbuhkan kekaguman kita terhadap ajaran Buddha?

1. AJARAN BUDDHA TIDAK MEMBEDAKAN KELAS / KASTA

Buddha mengajarkan bahwa manusia menjadi baik atau jahat bukan karena kasta atau status sosial, bukan pula karena percaya atau menganut suatu kepercayaan. Seseorang baik atau jahat karena perbuatannya. Dengan berbuat jahat, seseorang menjadi jahat, dan dengan berbuat baik, seseorang menjadi baik. Setiap orang, apakah ia raja, orang miskin atau pun orang kaya, bisa masuk surga atau neraka, atau mencapai Nibbana, dan hal itu bukan karena kelas atau pun kepercayaannya.

Monday, 1 September 2014

KISAH ARAHAT BERALIS PANJANG

(ARAHAT = seorang pemeluk agama Buddha atau Jainisme yang telah terbebas belenggu tanha (hawa nafsu), dengan jalan mencapai penerangan sempurna.)

Pada suatu hari Arahat Beralis Panjang pergi pindapatta(Menerima persembahan makanan) Di tengah jalan beliau bertemu dengan seorang wanita penjual roti bakpao yang sangat kikir.

Beliau berhenti di sana untuk minta sedekah. Wanita tersebut tidak senang dengan Arahat Beralis Panjang maka ia mengusir beliau, “Hai bhiksu, jangan berdiri disitu, mengganggu dagangan saya.” Arahat Beralis Panjang tidak menghiraukannya,menutup kedua mata dan duduk bersamadhi. Wanita itu menjadi marah tetapi tidak berdaya mengusir beliau. Kemudian ia mengupah tiga orang yang kuat untuk menggusur Arahat Beralis Panjang, namun mereka bertiga tetap tidak dapat menggeser beliau.

Sunday, 31 August 2014

Delapan Dewa ( Ba Xian 八仙 )

bodhi-prajna.blogspot.com

Legenda Delapan Dewa mungkin berawal pada Dinasti Tang, dan cerita itu bervariasi pada setiap dinasti. Para karakternya, menurut versi setelah Dinasti Ming, adalah Han Zhongli, Zhang Guolao, Han Xiangzi, Tie Guali, Cao Guojiu, Lu Dongbin, Lan Caihe, dan He Xianggu. Dengan memiliki penampilan dan kepribadian yang sangat berbeda, Delapan orang ini merupakan Dewa yang hebat dalam ajaran Tao, dan mereka
sering berkumpul bersama.

Delapan Dewa tidak langsung dilahirkan abadi. Mereka berasal dari dunia manusia, seperti dari anggota keluarga kekaisaran, pengemis, pendeta Tao, dan lain-lain. Ada kisah yang yang sangat menarik di belakang mereka saat berhasil berlatih dan mencapai keabadian.

Tao Te Ching (The Wisdom Of Lao TZu)

Dao De Jing atau disebut juga Kitab Kebijaksanaan Tao menjadi salah satu buku yang paling banyak diterjemahkan di dunia. Sebuah kitab yang ditulis hampir 2.500 tahun yang lalu oleh Lao Zi, seorang filsuf bijak pertama dan terbesar dalam sejarah Tiongkok kuno, sampai sekarang terus diminati dan menginspirasi banyak orang. Pemikirannya menjadi landasan filosofis bagi Taoisme dan orang-orang yang mencari kebajikan dan makna hidup. Inti dari ajaran Lao Zi ini adalah bagaimana cara menyelaraskan hidup kita dengan cara kerja alam semesta. Berikut adalah beberapa contoh ajaran Lao Zi dalam ebook Dao De Jing ini :

“Umur langit dan bumi itu panjang sekali dapat dikatakan bahwa langit dan bumi itu langgang dan abadi, apakah sebabnya langit dan bumi itu langgeng dan abadi ? Karena tidak hidup untuk diri sendiri, tetapi langit dan bumi menghidupi semua makhluk hidup, semua umat manusia dan semua benda yang ada di dalam semesta alam ini, maka langit dan bumi bisa panjang umurnya. Orang yang luhur budinya tidak menonjolkan dirinya, meskipun ia selalu menempatkan dirinya dibelakang, orang-orang akan senantiasa mengindahkannya dan menghargainya , hingga ia senantiasa menjadi orang terkemuka. Orang yang luhur budinya dapat menghilangkan sifat egoisnya, karena dapat mengalahkan sang aku. Barang siapa yang dapat melenyapkan sang aku bukan berati kehilangan diri sendiri, bahkan sebaliknya menemukan diri sejati.”
“Manusia hidup di masa mudanya bertubuh lemas, tetapi setelah mati menjadi kaku dan keras. Segala benda di dunia ini misalnya pepohonan, rumput-rumputan dan sebagainya di waktu tumbuhnya dan hidupnya adalah lemas , tetapi setelah mati menjadi kering dan kaku,maka keras itu adalah sifat dari kematian, sebaliknya kelembutan itu adalah sifat dari kehidupan.Oleh sebab itu dikatakan tentara yang dipersenjatai kuat itu tak dapat mencapai kemenangan. Kayu yang kuat itu digunakan untuk tiang, maka yang kuat itu tempatnya dibawah sedangkan yang lemah tempatnya diatas.”

Sumber : allabout-buddhist.blogspot.com

Ajaran Taoisme

Bodhi-prajna.blogspot.com
Taoisme merupakan aliran falsafah penting di Cina sesudah Konfusianisme. Bentuk ajarannya yang awal dinisbahkan kepada Lao Tze dan Yang Chu. Tetapi sebagai faham falsafah, Taoisme baru dikenal pada abad ke-1 SM. Yang pertama kali menyebut sistem ini sebagai madzab falsafah ialah Ssu-ma Ch`ien dalam bukunya Shih Chi ( Rekaman Sejarah).

Sudah tentu sebelum abad ke-1 SM Taoisme telah berkembang dan dasar-dasar pokok ajarannya telah dirumuskan oleh para pendirinya.

Yang menjadi persoalan hingga kini ialah siapa sebenarnya pengasas pertama Taoism. 

Ada yang mengatakan Yang Chu (440-366 SM). Tetapi ada pula yang memandang Lao Tze yang hidup sezaman dengan Kon Fu Tze. Perkiraan bahwa orang pertama yang mengajarkan Taoisme adalah Yang Chu sebagian didasarkan pada dugaan bahwa kitab Tao Te Ching baru disusun pada abad-abad kemudian, lama sesudah wafatnya Lao Tze yang dipandang sebagai penulis kitab induk Taoisme.

48 Ikrar Amitabha Buddha (Namo Amituofo)

Bodhi-prajna.blogspot.com

48 ikrar Amitabha Buddha

1) Apabila aku telah menjadi Buddha, jika masih terdapat Alam kesedihan seperti Neraka, setan kelaparan, hewan-hewan dan sebagainya di negeriku, maka aku tak akan mencapai samyaksambuddha!

2) Apabila aku telah menjadi Buddha, para makhluk yang berada di negeriku, andaikata usianya telah habis dan mereka masih diterjunkan di 3 alam Kesedihan, maka aku tak akan mencapai samyaksambuddha!

3) Apabila aku telah menjadi Buddha, para makhluk yang berada di negeriku, andaikata semua badannya tidak berwarna emas sejati, maka aku tak akan mencapai samyaksambuddha!

4) Apabila aku telah menjadi Buddha, para makhluk yang berada di negeriku, andaikata warna kulit dan jasmaninya tidak serupa, paras dari mereka juga berbeda-beda ada yang cantik dan ada yang jelek, maka aku tak akan mencapai samyaksambuddha!

5) Apabila aku telah menjadi Buddha, para makhluk yang berada di negeriku, andaikata mereka tidak menguasai pengetahuan Purvanivasanu ( daya yang dapat mengingat tumimbal-lahir yang lampau ), dan mereka hanya mengerti segala kejadian dari ratusan ribu Koti Nayuta Kalpa, , maka aku tak akan mencapai samyaksambuddha!

Dewi Kwan Im Po Sat Mencapai Kesempurnaan

bodhi-prajna.blogspot.com

Setiap tahun Lunar atau penanggalan Imlek tanggal 19 bulan 6  atau Lak Gwee Cap Kau , merupakan salah satu hari spesial bagi Kwan Im Po Sat atau yang populer disebut dengan Dewi Welas Asih, karena pada penanggalan tersebut sang Dewi telah memasuki masa mencapai kesempurnaan.

Ada hikmah dan teladan yang terkandung saat peringatan mencapai kesempurnaan yaitu sifat Welas Asihnya yang seperti seorang Ibu yang keinginan hatiNya adalah semoga seluruh umat manusia dan makhluk hidup lainnya terbebas dari lautan kesengsaraan.

Perjalanan masa lalu Dewi Kwan Im, yang menolak untuk masuk kedalam nirwana (surga), sebab dia sudah berjanji kepada Sang Maha Kuasa untuk tidak meninggalkan dunia fana selama manusia di bumi maupun makhluk hidup lainnya masih menderita.

Hal itulah yang sampai saat ini masih menjadi kenangan dan merupakan salah satu sikap untuk memupuk karma baik. Hal ini juga sebagai lambang semangat dan tekad keras yang peduli dengan sesama makhluk hidup untuk tidak saling menyakiti. Sikap inilah yang patut kita jadikan teladan untuk kita semua untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari dalam lingkungan masyarakat. 

Ada juga kebiasan mulia lainnya yang diadaptasi dari ajaran sang Dewi Welas Asih dan hingga kini dilakukan umat Tridharma saat peringatan mencapai kesempurnaan Dewi Welas Asih, yaitu melakukan Ciak Cay atau tidak memakan segala makanan bernyawa yang terdapat di bumi yang dinamakan juga Vegetarian, merupakan salah satu bentuk sikap menghormati ajaran Dewi Welas Asih.

Karena ia rela tidak memakan makanan yang bernyawa sebagai bentuk menghargai sesama makluk hidup dan bahkan ini menjadi sebuah gaya hidup yang disebut vegetarian. "Bahkan jika ini dilakukan dipercaya akan mendapatkan karma baik atau pahala yang berlipat," jelasnya.

Dalam keng Kwan Se Im Po Sat TA PEI CHOU pernah bersumpah dihadapan Hud Co Buddha Gautama, "Bila umat yang membaca keng ini tetap jatuh berdosa ke tingkat tiga, aku bersumpah tidak menjadi Sadar Betul (Buddha). Bila membaca keng ini tidak mendapatkan Panna, aku bersumpah tidak akan menjadi Sadar Betul (Buddha)", jelaslah bahwa sumpah dan janji Dewi Kwan Se Im Po Sat atas keng ini tidak ringan.

Sumber : http://kebajikandalamkehidupan.blogspot.com

Kemukjijatan Kwan Im Pu Sa

bodhi-prajna.blogspot.com
Guan Shi Yin Pu Sa (Kwan Si Im Po Sat – Hokkian) atau secara umum disebut Guan Yin (Kwan Im – Hokkian), dalam bahasa sansekerta disebut Avalokitesvara Bodhisattva, Dikenal secara luas sebagai Dewi Welas Asih, yang dipuja tidak hanya terbatas dikalangan Budddhis saja, tetapi dikalangan Tao dan semua lapisan masyarakat awam. Dewi ini sangat populer tidak hanya di Tiongkok saja tetapi juga di Jepang (yang disebut Kanon) dan Asia Tenggara.

Guan Shi Yin adalah terjemahan harfiah dari perkataan sansekerta, “Avalokitesvara” yang mempunyai arti sebagai berikut :


Guan ….........Melihat atau merenungi.

Shi …………...Dunia, alamnya orang yang menderita.

Yin …………..Segala suara dari dunia, jeritan atau ratapan dari mahluk hidup,lahir maupun batin, yang kesemuanya ini menyentuh lubuk hati sang Dewi Welas Asih.

Manfaat Membaca Ta Pei Cou (Maha Karuna Dharani)

10 Manfaat Dari Membaca Ta Pei Cou  (Maha Karuna Dharani)

Dapat membuat hati kita lebih damai dan pikiran lebih jernih dan terang

Contohnya bila hati kita sedang gundah/gelisah karena tidak dapat memecahkan masalah,   bacalah Ta Pei Cou dengan penuh keyakinan dan ketulusan. 

Cobalah dan rasakan setelah pembacaan Ta Pei Cou hati kita menjadi lebih tenang dan kita akan lebih mudah menyelesaikan masalah yang kita hadapi.

Dapat menghilangkan segala penyakit batin

Contohnya bila hati kita sering iri hati, serakah, terkena guna-guna, dan sebagainya. bacalah Ta Pei Cou dengan tulus secara terus menerus serta melimpahkannya kepada semua makhluk, maka perlahan-lahan pikiran-pikiran buruk kita akan berubah (iri hati menjadi simpati, serakah menjadi gemar beramal) dan kita bisa sembuh dari guna-guna.

Biara Buddhis Kuno Kembali Ditemukan di Bangladesh

Biara Buddhis Kuno Kembali Ditemukan di Bangladesh


Beberapa tahun ini, sejumlah biara Buddhis kuno ditemukan di sejumlah tempat berbeda di Bangladesh. Pada Juli tahun ini, para arkeolog yang dipimpin oleh Prof. Sufi Mostafizur Rahman dari Jahangirnagar University kembali menemukan biara kuno di kota tua berusia 2500 tahun Durga Nagar.

Beberapa tempat pemujaan kecil juga ditemukan di dalam area penggalian situs seluas 14 km, yang dipercaya oleh para arkeolog sebagai komplek biara Buddhis kuno. Menteri Kebudayaan Bangladesh Asaduzzaman Nur akan mengumumkan kepada publik tentang temuan tersebut dalam sebuah acara bulan ini.

Amulet "Pelindung" Magis dari Thailand



Thailand memiliki banyak kekayaan Buddhis yang tersohor ke seluruh penjuru dunia. Berbicara tentang kekayaan Buddhis Thailand bukan hanya tentang vihara-vihara yang indah dan sakral. Orang Thailand menyebut vihara sebagai ‘wat’. Kekayaan Buddhis Thailand lain yang tak kalah populernya adalah amulet.

Apa itu amulet? Kalau dilihat dari asal katanya, amulet berarti sebuah obyek yang melindungi seseorang dari gangguan. Biasanya berupa benda yang diyakini memberikan keuntungan atau perlindungan kepada pemakainya. Bentuknya bermacam-macam, bisa berupa kalung, koin, cincin, patung, batu, dan lain-lain.

Salah satu jenis amulet yang terkenal luas di seluruh dunia adalah amulet Thailand. Amulet di Thailand kebanyakan berupa gantungan kalung dan sangat kental akan aroma Buddhis. Amulet di Thailand sekarang ini malah bukan hanya merupakan sebuah karya seni religius yang unik, namun juga telah menjadi buruan para kolektor dan harganya pun tidak main-main.

Saturday, 30 August 2014

Cara Merubah Nasib Yang Benar

Bodhi-prajna.blogspot.com
Pesan dari Dewi Kuan Im

Sesungguhnya kemurahan hati Dewi Kuan Im menyertai kita semua. Hormatlah kepada-Nya dengan sepenuh hati, Oh… Dewi Kuan Im segenap hati aku percaya kepada-Mu.

Berbahagialah orang yang telah menerima surat ini dan meneruskannya mengirimkannya kepada Sahabat, Saudara, Keluarga anda. Keberuntungan dan keselamatan anda sekalian bernafkah hidup serta usaha maju selama dunia akhirat.

Surat ini adalah kiriman dari RRC, dalam bahasa Kanji. Mengingat bahwa tidak semua penduduk Indonesia tahu bahasa Kanji, maka surat ini diterjemahkan oleh Rahib KHIM dari Vihara Dharma Rawamangun dengan sempurna, demi kepentingan manusia di dunia ini.
Surat ini sudah keliling dunia 8x. Keberuntungan akan menemui anda dan ini akan terjadi setelah anda menerima surat ini.

Ajaran Kebajikan Avalokitesvara ( Kwan Se Im Po Sat )


Bodhi-prajna.blogspot,com
Avalokitesvara Bodhisattva bersabda : " Untung ada orang yang memberitahu kalau jalan didepanmu itu buntu, kembalilah... cepat kembalilah, selagi kau lihat ada sinarku. Sebentar lagi gelap akan tiba, kau mudah tersesat, kau akan disesatkan.

Nampaknya jalan yang mudah ditempuh adalah jalan yang menyesatkan. Nampaknya jalan yang sulit ditempuh adalah jalan yang membahagiakan. "
 TUNTUNAN KEBAJIKAN AVALOKITESVARA  ( KWAN SE IM PO SAT )

 1. MELIHAT
Janganlah melihat kesalahan orang lain, tetapi lihatlah kesalahan diri sendiri, itulah kebenaran yang harus dilakukan.

2. BERKORBAN
Janganlah mengutamakan kepentingan diri sendiri, tetapi selalu berani berkorban demi kepentingan orang banyak, itulah kebenaran yang harus dilakukan.

Dewi Kwan Im Melihat dan Mendengarkan

bodhi-prajna.blogspot.com


Pada suatu ketika hiduplah seorang kakek tua yang sangat saleh di daerah Shan Xi. Kakek ini hidup dari bercocok tanam. Dia sangat meyakini dan mengimani Dewi Kwan Im yang terkenal amat berwelas-asih.

Setiap hari Kakek itu pasti bersembah sujud di hadapan altar Dewi Kwan Im di rumahnya untuk memanjatkan paritta dan permohonan doa.

Kakek itu juga setiap harinya pasti meluangkan waktunya ke Kelenteng Dewi Kwan Im untuk mempersembahkan bunga yang ditanamnya. Kesalehan dan ketulusan Kakek sebatang kara ini menjadi buah bibir dari penduduk setempat di daerah tersebut.
Suatu hari turunlah hujan yang amat lebat sekali sehingga daerah itu mengalami musibah banjir.

Monday, 28 July 2014

Membalas Kebencian Dengan Welas Asih Oleh Master Hui Hai

Membalas kebencian bukan dengan kebencian, melainkan dengan welas asih. Suatu ajaran Buddha yang sangat mulia. Mengucapkannya sangat mudah, tapi menjalankannya agak sulit. Bisa dilakukan jika kita mau melatih belas kasih yang kita miliki.

Master Hui Hai berbagi tips kepada kita bagaimana cara membalas kebencian dengan welas asih. Master Hui Hai adalah pendiri Dharma Buddhist University, Malaysia. Ia menyampaikannya dalam Dharma talk di Vihara Guna Dharma, Jl. Tiang Bendera I No. 69, Jakarta Barat pada Jumat malam (23/5/2014). Ia didampingi oleh Chau Ming sebagai penerjemah.

Master Hui Hai memulai dengan menekankan pentingnya ilmu. Ilmu terapan (pendidikan) dipakai dalam pekerjaan demi penghidupan yang layak, namun untuk hidup yang bahagia kita perlu ilmu yang namanya kebijaksanaan. Buddha mengajarkan kita untuk mencapai hidup bahagia, oleh karena itu kebijaksanaan perlu kita raih.

Gadis Muda ini Memilih Untuk menjadi Bhiksuni Setelah Lulus Kuliah

Bodhi-prajna.blogspot.com


Berusia muda, sedang meniti karir yang gemilang, dan cantik, namun Ma Ying yang lahir tahun 1988, justru memilih untuk menjadi seorang bhiksuni. Dunia maya terkejut ketika membaca kisahnya dan melihat foto dirinya yang anggun dan tenang dalam jubah bhiksuni di jejaring sosial Sina Weibo.

Atthasila Membuat Kita Mudah Menghadapi Hidup Oleh Bhikkhu Jotidhammo

Orang yang hidup sederhana adalah orang yang mudah dilayani, mudah diladeni karena hidupnya tidak neko-neko, tidak macam-macam. Ia akan mudah menghadapi hidup karena lebih bisa menerima segala kondisi tanpa mengeluh. Dan sikap mental seperti itu bisa diperoleh dengan melakukan latihan Atthasila. Oh ya?

Ya! Itulah yang dijelaskan oleh Bhikkhu Jotidhammo kepada 710 peserta pelatihan Atthasila dari Jawa Tengah dan DIY dalam acara “Atthasila Asadha Puja 1000 Upasaka Upasika” pada tanggal 20 Juli 2014 lalu di Vihara Mendut, Magelang, Jawa Tengah.

Atthasila terdiri dari delapan sila (moralitas). Pelatihan diri ini lazimnya dijalankan oleh umat Buddha pada saat uposatha, yaitu saat bulan gelap, bulan terang, bulan setengah gelap, dan bulan setengah terang; atau tanggal 1, 8, 15, dan 23 tiap bulan kalender lunar.

Doa Bisakah Terkabul? Oleh Yan Saccakiriyaputta

Hidup ini tidak memuaskan. Ada saja yang kita rasa masih kurang kita miliki; harta, rezeki, berkah, sandang-pangan, pekerjaan, kesehatan, keamanan, keturunan, keselamatan, kebahagiaan, dll. Sesungguhnya semua itu bisa kita dapatkan dengan melakukan suatu usaha, dengan membuat sebabnya, karena manusia memang memiliki potensi untuk itu. Manusia bukanlah makhluk lemah dan ringkih, sehingga untuk memenuhi segala kebutuhannya harus mengharapkan belas kasihan makhluk lain.

Menurut agama Buddha, manusia bukanlah wayang golek, yang segala sesuatunya diatur dan digerakkan oleh Pak Dalang/Sutradara. Tak ada makhluk lain yang ikut mengatur persoalan nasib seseorang. Namun karena terbelenggu oleh ketidaktahuan, manusia tidak dapat melihat dan merealisasikan potensi yang ada pada dirinya. Mereka lebih suka memohon dan meminta kepada para dewa, sebagai jalan pintas untuk memenuhi segala keinginannya, tanpa mau bersusah payah. Apalagi bila dalam memohon itu dipersembahkan sajian yang mewah dan mahal, maka dianggap akan lebih mempercepat terkabulnya permintaan mereka. Tindakan memohon dan meminta kemurahari hati para Dewa atau Maha Dewa untuk sesuatu inilah yang umum disebut Berdoa.

Friday, 14 February 2014

Sutra Gao Wang Kwan Se Im Sen Cing


SUTRA RAJA AGUNG AVALOKITESVARA

《開經偈》:
(Kai Jing Jie):
無上甚深微妙法。百千萬劫難遭遇。
Wu Shang Shen Shen Wei Miao Fa. Bai Qian Wan Jie Nan Zao Yu.
我金見聞得受持。願解如來真實義。
Wo Jin Jian Wen De Shou Chi. Yuan Jie Ru Lai Zhen Shi Yi.

Manfaat Melafalkan Sutra Gao Wang Kwan Se Im Sen Cing

Banyak yang bertanya apakah nasib bisa berubah ? disini merubah menjadi lebih kepada baik dalam hal kepuasan hidup, bukan pada kekayaan….istilahnya lebih bahagia dalam hidup ini..

Dalam Kitab Pembalasan Thai sang Laochin

disebutkan agar kita selalu berbuat baik minimal 3 kali dalam sehari dan menjauhi perbuatan buruk maka dalam 3 tahun nasib akan berubah….

perbuatan baik apa yang bisa dilakukan setiap orang tidak perlu dana besar, tenaga terlalu besar, waktu tidak terlalu banyak yang diperlukan hanya kemauan keras untuk mengalahkan kemalasan (setan malas) pada diri sendiri.adalah membaca sutra atau mantra…

Enam Suku Kata Om Mani Pad Me Hum

Mantra 6 suku kata ( om mani padme hum) adalah mantra welas asih avalokitsvara bodhisattva, yang berasal dari bahasa Sanskrit, melambangkan cinta kasih universal dan perlindungan dari semua bodhisattva. Mantra ini merupakan perpanjangan dari mantra tiga suku kata “ om a hum” yang mempunyai arti sangat kaya, indah dan tiada taranya, menyimpan kekuatan terbesar, wisdom terbesar dan cinta kasih terbesar didunia ini. Mantra ini merupakan welas asih avalokitesvara , pada masa lampau avalokitesvara memegang teguh mantra ini dalam melatih diri sehingga mencapai kebuddhaan dimasa tersebut .

Thursday, 13 February 2014

Trees

bodhi-prajna.blogspot.com


Kita bisa belajar Dhamma dari pohon . Sebuah pohon lahir karena sebab dan itu , tumbuh mengikuti kursus alam sampai kuncup , bunga dan berbuah . Di sini pohon itu berceramah Dhamma kepada kita , tapi kita tidak memahami hal ini . Kami tidak dapat membawanya dalam dan merenungkan , sehingga kita tidak tahu bahwa pohon itu mengajar kita tanpa menyelidiki : manis, asam atau pahit , itu adalah sifat buah . Dan ini adalah Dhamma , ajaran dari buah . Kemudian daun menjadi tua . Mereka layu , mati dan jatuh dari ranting . Semua yang kita lihat adalah bahwa daun sudah rontok . Kita tidak tahu bahwa alam mengajar kita . Kemudian , daun baru tumbuh , dan kita hanya melihat bahwa , tanpa mengambil lebih lanjut . Ini bukan kebenaran yang dikenal melalui refleksi internal .

Jika kita bisa membawa semua ini ke dalam dan menyelidiki hal itu, kita akan melihat bahwa kelahiran pohon dan kelahiran kita bergantung pada kondisi , pada unsur-unsur air tanah , angin dan api . Setiap bagian dari tubuh berubah sesuai dengan sifatnya . Ini tidak berbeda dari pohon . Rambut , kuku , gigi dan kulit , semua perubahan . Jika kita mengetahui hal-hal dari alam, kita akan mengenal diri kita .

Menjapa Namo Amituofo

bodhi-prajna.blogspot.com


Di seluruh masyarakat China, awalnya semua keluarga menjapa Amituofo, setiap rumah memuja Kwan im pusat. Sebenarnya Kuan im pusat dan Amitabha adalah bersama-sama, masih ada satu  Tasece pusat, Namo Tasece pusat jarang dijapa orang, Namo Tasece pusat. Trini Arya Barat (Si fang san sen) adalah Amitabha di tengah,di sebelah kanan adalah Kuan Impusat, sebelah kiri adalah Tasece pusat. Sudah Banyak titisan Kuan Im pusat muncul, sehingga Kuan Im pusat banyak dikenal orang, sehingga kebanyakan orang tidak kenal Tasece pusat. Di dalam Sekte Sukhavati, juga ada sebuah Sutra Mahasthamamprata Kesempurnaan Japa Amituofo (大勢至菩薩唸佛圓通章)

Wednesday, 12 February 2014

Kisah Dewa Chikung

bodhi-prajna.blogspot.com
Konon kabarnya hidup sekitar tahun 1130 – 1209. Terlepas dari masalah apakah benar Chi Kung pernah lahir atau tidak, banyak hal yang dapat kita pelajari dari sejarah / legenda / cerita2 perjalanan hidup Chi Kung. Seperti umumnya suatu cerita / sejarah di China, ada beberapa versi sejarah tentang Chi Kung. Aliran Mahayana mengakui Chi Kung adalah titisan dari Lohan Penakluk Naga bertubuh Emas, dimana hal ini berbeda dengan aliran Maitreya yang mengakui bahwa Chi Kung adalah titisan dari Maitreya.


Ji Gong ataupun chikung dilahirkan dengan nama Li Xiuyuan yang merupakan anak dari Li Maochun. Li Maochun adalah seorang penasehat militer yang sangat dermawan. Hanya saja sejak menikah sampai mencapai usia setengah baya, Li Maochun belum dikaruniai seorang anak. Hal itu membuat para kenalan Li Maochun meragukan kebaikan hatinya. Istri dari Li Maochun adalah seorang yang baik hati dan taat dengan ajaran agama, menyarankan agar Li Maochun untuk menikah lagi. Tapi Li Maochun menolaknya karena merasa istrinya masih muda dan bisa memberikan keturunan. Karena ingin dikaruniai anak, maka suami istri ini merencanakan berangkat ke suatu vihara agar dikaruniai seorang anak. Bahkan sebelum berangkat sang istri sempat cia cai (vegetarian). Pada saat berdoa di ruang Lohan di vihara tersebut, salah satu patung lohan yang ada seakan2 turun ke lantai. Saat melihat hal tersebut kepala vihara menyampaikan selamat kepada Li Maochun karena akan di karuniai anak.

Bodhisattva Mahasthamaprapta

bodhi-prajna.blogspot.com
Nama, “Bodhisattva Mahasthamaprapta” adalah perkataan Bahasa Sansekerta. Terdapat beberapa versi terjemahannya yang berbeda-beda. Menurut Kitab Suci Agama Buddha yang dinamai “Sutra mengenai Hal-hal yang harus dituruti. Agar dapat dicapai kehidupan yang lamanya tidak dapat diukur”. Cahaya Kebijaksanaan beliau itu mendominasi secara universal, dan menyebabkan makhluk-makhluk hidup, dapat terpisah dari Tiga Jalan Kejahatan (kebodohan, kebencian, ketamakkan) ketika Bodhisattva Mahasthamaprapta itu menggunakan kekuatan beliau yang maha hebat, sehingga beliau dinamai “Bodhisattva Yang mempunyai Kekuatan Yang Sangat Besar”

Di Tanah Suci yang para penghuninya dapat menghayati kehidupan dengan memperoleh berkah Keselamatan (dari Tuhan Yang Maha Esa) dan kebahagiaan yang paling tinggi, yang diperintah oleh Hyang Buddha Amitabha, terdapat Dua Bodhisattva yang memperoleh kehormatan, yang satu adalah Bodhisattva
Avalokitesvara, yang melambangkan berkah Keselamatan dan Cinta-Kasih serta Welas-Asih. Yang seorang lagi, adalah Bodhisattva Mahasthamaprapta yang melambangkan Inteligensi dan Kebijaksanaan. Kedua Bodhisattva ini adalah Pembantu Utama, dari Buddha Amitabha. 

Demikianlah di Tanah Suci, Buddha Amitabha (Surga Sukhavati), terdapat Tiga Tokoh Suci, yang terdiri dari seorang Buddha, yaitu Buddha Amitabha, dan dua orang Bodhisattva, ialah Bodhisattva Avalokitesvara, dan Bodhisattva Mahasthamaprapta.
Bodhisattva Mahasthamaprapta itu mempunyai hubungan yang sangat erat dengan Budha Amitabha dan Bodhisattva Avalokitesvara. Sebelum Hyang Amitabha mencapai buah dari ke-Buddha-annya, Bodhisattva Mahasthamaprapta telah memberikan pelayanannya sebagai pembantu utama Calon Buddha itu, bersama-sama dengan Bodhisattva Avalokitesvara.

Tuesday, 11 February 2014

Kisah Bodhisattva Ksitigarbha

bodhi-prajna.blogspot.com


Nama “Bodhisattva Ksitigarbha” adalah perkataan Bahasa Sansekerta. Apabila diterjemahkan itu berarti “Bumi Tempat Menyimpan Ke-Sepuluh Sutra (=Kitab Suci Agama Buddha) Roda Kehidupan”. Sang Mahasattva ini dikenal secara populer di lingkungan rakyat berbagai bangsa di Dunia ini, karena beliau telah menyeberangkan, menyelamatkan, makhluk-makhluk yang menderita, hingga tiba di Pantai Nirvana, sesuai dengan Sumpah Maha Suci beliau yang bunyinya sebagai berikut ini: “Apabila Alam Neraka belum habis makhluk-makhluknya yang harus diselamatkan, maka saya tidak akan mau memperoleh tingkat Ke- Buddha-an saya, yang sebenamya telah menjadi Hak saya”.

Sewaktu umat Buddha berusaha menyeberangkan Nenek Moyang dan Saudara-Saudaranya, yang telah meninggal, mereka selalu mempercayakannya kepada Bodhisattva Ksitigarbha ini, untuk memohon perlindungannya. Diantara Bodhisattva yang sangat banyak itu, Bodhisattva Ksitigarbha dan Avalokistesvara Bodhisattva, sangat diyakini dan dipuja oleh umat Budha Mahayana, karena sifat maha penolongnya.

Dalam satu sutra Buddhis yang sangat terkenal di Cina, Buddha menceritakan bahwa Ksitigarbha pernah terlahir sebagai seorang putri Brahman yang bemama ” Gadis Suci”. Ketika ibunya meninggal, ia sangat bersedih hati. karena pada masa hidupnya, ibu ” Gadis Suci”, sering mengumpat Triratna, maka dilahirkan di alam neraka. Untuk menyelamatkan ibunya yang tersiksa di Neraka, ia memberikan persembahan kepada
Buddha pada masa itu. Ia berdoa dengan kesungguhan hati agar ibunya dibebaskan dari siksaan neraka, dan memohon kepada Buddha agar menolongnya.

Bodhisattva Samantabhadra

bodhi-prajna.blogspot.com
Nama “Bodhisattva Samantabhadra “adalah perkataan Bahasa Sansekerta yang berarti “Pribadi Maha
Agung Yang Layak Memperoleh Penghormatan Secara Universal”, atau “Pribadi Maha Agung yang Diharap-harapkan Limpahan Berkah Keselamatan dan Kesuksesan Bagi semua Makhluk”. 

Beliau adalah Tokoh Orang-Suci-nya Umat Buddha Mahayana, yang bermanifestasi secara universal, di semua Tanah Buddha, dan yang telah melaksanakan Sumpah Maha Suci-nya, dengan kesuksesan yang besar. Di Dunia Saha beliau bekerja sama dengan Bodhisattva Manjusri, sebagai Pembantu Utama Hyang Buddha Sakyamuni. Seperti yang tertulis di dalam Teks Kitab Suci Agama Buddha, bodhissattva Manjusri diceritakan mengendarai seekor Singa, dan mendampingi Hyang Buddha Sakyamuni di sebelah kirinya; sedang di sebelah kanannya, adalah Bodhisattva Samantabhadra, yang diceriterakan mengendarai seekor Gajah Putih.


Bodhisattva Manjusri itu melambangkan Intelligensi, Kebijaksanaan dan Lulusnya seseorang dalam menempuh Ujian dalam kehidupan dan Memperoleh Ijazah Spiritual, tingkatan tertentu. Sedang Bodhisattva Samantabhadra mewakili Doktrin atau Ajaran Dharma, Kontemplasi atau meditasi dan Praktek atau Pelaksanaan dari Ajaran Agama. Di dalam kegiatan Pembinaan Diri, Bodhisattva Manjusri menggaris-bawahi Prajna; sedang Bodhisattva Samantabhadra, menggaris-bawahi Samadhi, kebajikan dan prakteknya dari Kedua tokoh Bodhisattva ini, melambangkan Kesempumaan dalam Prinsip Buddha Mahayana tingkatan paling tinggi.

Sutra Hati (Prajnaparamita Hridaya Sutra)

Ketika Bodhisattva Avalokitesvara bermeditasi sangat mendalam tentang ‘Kebajikan Nan Sempurna’ dengan mana orang dapat Mencapai PANTAI SEBERANG, Beliau melihat dengan jelas bahwa ‘LIMA UNIT DARI DUMADI semuanya adalah SUNYA dan dengan pencapaian ini menjadi bebas dari segala macam penderitaan dan kemelaratan.

Kata Perenungan Master Cheng Yen

bodhi-prajna.blogspot.com



Love made ​​relationships with others become harmony, harmony makes life full of peace
Master Cheng Yen

Bodhisatva Pelindung Dharma Wei Tuo Pu Sa ( 韋陀菩薩 )

bodhi-prajna.blogspot.com

韋陀菩薩 Wei Tuo Pu Sa (Hok Kian = Wi To Pho Sat) bergelar Hu Fa Pu Sa, yaitu Bodhisatva Pelindung Dharma. Wi To Pho Sat disebut juga 韋陀天 Wei Tuo Tian, adalah Bodhisatva Pelindung Wihara-Wihara, Kelenteng-kelenteng, dan bangunan-bangunan suci. Beliau juga adalah Pelindung Kitab Suci Buddha.

Wi To Pho Sat berasal dari Dewa agama Brahmana di India. Menurut legenda, Wi To Pho Sat memiliki 6 kepala & 12 lengan. Beliau menunggang burung merak dengan tangan memegang busur & anak panah.

Setelah Wi To diserap (diterima masuk) agama Buddha, beliau menjadi Bodhisatva Pelindung Kelenteng/Wihara & menjadi salah satu dari 8 Jendral Langit bagian Selatan. 四大天王 Si Da Tian Wang (4 Raja Langit) masing-masing memiliki 8 Jendral Langit, sehingga seluruhnya ada 32 Jendral Langit. Wi To Pho Sat adalah pemimpin dari 32 Jendral Langit tersebut.

Kata Perenungan Master Cheng Yen

bodhi-prajna.blogspot.com

If at any time be kind, every day is a good day. If at any time maintaining the persistence of right thought in mind, any time, any place any direction and blessing.

Master Cheng Yen

Kata Perenungan Master Cheng Yen

bodhi-prajna.blogspot.com

Has a good heart and are able to create meaningful blessing to have the blessing. - Master Cheng Yen

Kata Perenungan Master Cheng Yen

Bodhi-prajna.b;ogspot.com


Just knowing is not enough, should be practiced in real action. - Master Cheng Yen


Monday, 10 February 2014

Paritta Maha Karuna Dharani (Ta Pei Cou)


Soen Seung Sahn



"Ketika pikiran muncul, dharma muncul. Ketika dharma muncul, bentuk muncul Dan ketika segala jenis bentuk muncul, maka penderitaan akan muncul:... Hidup dan mati, kebahagiaan dan ketidakbahagiaan, baik dan jahat, suka dan tidak suka, datang dan pergi. Pikiran menghilang, dharma menghilang. Dharma menghilang, bentuk menghilang. Dari menghilang, kehidupan dan kematian, baik dan buruk, senang dan bahagia, datang dan pergi-semuanya menghilang. Jadi jangan membuat pikiran, oke? "


~ Soen Seung Sahn

Saturday, 8 February 2014

Seni Hidup Meditasi Vipassana

Setiap orang mencari kedamaian dan keharmonisan, karena inilah yang kurang dalam kehidupan kita. Dari waktu ke waktu kita semua mengalami gejolak, gangguan, ketidakharmonisan, penderitaan; dan ketika seseorang menderita karena bergejolak, seseorang tidaklah menyimpan gejolak ini untuk seorang diri saja. Ia juga akan membagikannya ke orang lain. Gejolak akan menyelimuti atmosfir di sekeliling orang yang menyedihkan tersebut. Setiap orang yang berhubungan dengannya juga menjadi terganggu dan bermasalah. Ini pastilah bukan jalan yang tepat untuk hidup.

Mengapa Kita Ada Disini ?

Pada masa Vassa kali ini, saya tidak mempunyai banyak tenaga, saya tidak begitu sehat, jadi saya datang ke pegunungan ini untuk mendapatkan udara segar. Orang-orang datang berkunjung, tetapi saya tidak benar-benar dapat menerima mereka seperti biasanya karena suara saya sudah hampir habis, dan nafas saya sudah hampir tiada. Kalian dapat menganggapnya sebagai sebuah berkah dengan masih adanya tubuh yang sedang duduk di sini untuk kalian lihat sekarang. Ini adalah pemberkahan di dalam dirinya sendiri. Tak lama lagi kalian tidak akan melihatnya lagi. Nafas akan berakhir, suara akan hilang. Sang Buddha menyebutnya khaya-vayam, kemerosotan dan penghancuran semua fenomena yang berkondisi.

Tuesday, 4 February 2014

Ceramah Master Chin Kung

bodhi-prajna.blogspot.com


If you are a leader in an organization, a leader certainly has the power to control, this power must be in harmony with compassion and rules, if only obey their own nature in treating another human being, then this creates bad karma.

Wednesday, 29 January 2014

Kehilangan dan Perolehan

Ada seorang pemuda yang menyadari bahwa dahan pohon bunga terompet yang ditanam diatas balkon apartemennya menjulur kebawah, dia memutuskan akan menarik dahan tersebut dan menggantungkan dibalkonnya sendiri. Tetapi sebelum dia menggerakkan tangannya, dia mengurungkan niatnya, dia beranggapan berbuat demikian terlihat kekanak-kanakan. Oleh sebab itu dahan pohon bunga akhirnya tetap dibiarkan menjulur ke lantai bawah ke balkon tetangga.

Semangkuk Mie

Cerita ini dibawa oleh anak gadis Ny. Hsu yang tinggal di Kao Hsiung. Anak gadisnya pulang dari Amerika pada awal Januari dengan membawa oleh-oleh sebuah sebuah kisah nyata yang menggugah hati.

Kisah ini terjadi pada malam Chu Si (malam menjelang tahun baru imlek) dan tertuang dalam lebih dari 50 halaman. Kisah ini sangat mengharukan banyak orang Jepang. Cerita ini disebut sebagai kisah “Semangkuk Mi Kuah“, yang diterjemahkan oleh Li Kuei Chuen.

Apakah Anda Seperti Seekor Keledai Yang Malang ?

Seekor keledai milik seorang petani, karena tidak berhati-hati, terjatuh ke dalam sumur tua di ladang belakang rumah. Petani telah melakukan segala cara untuk menolong keledai tersebut, tetapi setelah beberapa lama dia sudah kehabisan akal untuk menolong keledainya.

Keledai di dalam sumur tersebut melenguh terus, seolah menangis menahan rasa sakit dan ketakutan.

Binatang Memiliki Perasaan Juga

http://bodhi-prajna.blogspot.com/
Kisah yang sangat menyentuh ini terjadi di Hong Kong pada tahun 1988 ketika para pekerja membawa seekor sapi ke pusat pemotongan dimana sapi itu akan dipotong kedalam potongan-potongan dan untuk dijadikan daging rebus.

Ketika mereka semakin dekat dengan tempat pemotongannya, sapinya tiba-tiba berhenti, berlutut dengan air mata yang bercucuran membasahi pipinya. Para penjagal di sana pun tercengang, bagaimana sapi ini tahu bahwa dia akan segera dibunuh di tempat pemotongan sapi ini?

Tuesday, 28 January 2014

Buddhisme Sembuhkan Gaya Hidup Galau

Sebagai agama yang di dalam ajarannya lebih menitikberatkan pada permasalahan pikiran atau batin, Buddhisme terbukti dapat mengatasi dan menyembuhkan gaya hidup galau yang dialami masyarakat dunia, khususnya di era modern saat ini.

Galau atau yang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) berarti kacau tidak keruan yang berkaitan dengan pikiran, merupakan keadaan atau kondisi pikiran yang kacau, simpang-siur tidak menentu. Kondisi ini timbul karena tidak mampunya seseorang mengendalikan dan mengatur bentuk-bentuk pikiran yang silih berganti muncul yang dipicu oleh permasalahan yang dihadapinya. Kondisi pikiran yang kacau ini pun akhirnya diikuti dengan munculnya kondisi perasaan yang tidak menentu. Bahkan, dalam kondisi yang parah akan sampai mengakibatkan stres dan depresi.

Dalai Lama

If we human beings rely only on material development, we can’t be sure of a positive outcome. Employing technology motivated by anger and hatred is likely to be destructive. It will only be beneficial if we seek the welfare of all beings. Human beings are the only species with the potential to destroy the world. Because of the risks of unrestrained desire and greed we need to cultivate contentment and simplicity.


Jika kita manusia hanya bergantung pada pengembangan materi, kita tidak bisa yakin dari hasil yang positifMempekerjakan Teknologi dimotivasi oleh kemarahan dan kebencian  mungkin akan merusak. Ini hanya akan bermanfaat jika kita mencari kesejahteraan semua makhluk. Manusia adalah satu-satunya spesies dengan potensi untuk menghancurkan dunia. Karena risiko keinginan tak terkendali dan keserakahan kita perlu menumbuhkan kepuasan dan kesederhanaan.

Dalai Lama

Wednesday, 22 January 2014

Meditasi Dhamma Yang Hidup

Para pencari kebajikan yang telah berkumpul di sini, mohon dengarkanlah dengan tenang. Mendengarkan Dhamma dengan tenang artinya mendengarkan dengan pikiran yang terpusat, memperhatikan apa yang kalian dengar dan kemudian melepaskannya. Mendengarkan Dhamma sangatlah bermanfaat. Ketika mendengarkan Dhamma, kita diajak untuk secara teguh membuat tubuh dan pikiran berada dalam keadaan samadhi, karena ia merupakan salah satu dari praktek Dhamma. Pada zaman Sang Buddha, orang-orang mendengarkan khotbah Dhamma dengan sungguh-sungguh, dengan pikiran yang bertekad untuk memahami segala sesuatu dengan sebenar-benarnya, dan ada di antara mereka yang benar-benar menyadari dan memahami Dhamma ketika sedang mendengarkan.

Siapa Diri Kita Sebenarnya

Dalam pembicaraan berikut Ajahn Sumedho menjelaskan bagaimana, dengan sebuah pemahaman terhadap proses pengkondisian, melalui praktik meditasi dan penerapan keterampilan disiplin spiritual kita mampu untuk menemukan sifat sebenarnya dari pikiran tercerahkan untuk diri kita sendiri.

Saat kita merenungkan Dhamma, ajaran Sang Buddha, adalah sangat baik untuk mempertanyakan apakah sebenarnya sebuah personalitas (kepribadian) itu, yaitu rasa keterpisahan diri kita, individualitas, persepsi diri kita sebagai seseorang yang terpisah dari yang lainnya.

Buddhisme Satu-Satunya Sains Yang Sejati

Perth, Australia — Saya dulunya seorang ilmuwan. Saya belajar Ilmu Fisika Teoritis di Universitas Cambridge, berada di dalam gedung yang sama dengan seseorang yang kemudian dikenal sebagai Profesor Stephen Hawking. Saya menjadi kecewa dengan sains ketika sebagai orang-dalam, saya melihat betapa menjadi dogmatisnya seorang ilmuwan. Dogma, menurut kamus, merupakan pernyataan arogan dari sebuah opini.[1]

Ini merupakan suatu uraian yang sesuai dari sains yang saya saksikan di laboratorium Cambridge. Sains telah kehilangan rasa malunya. Opini yang bersifat egoistis mengalahkan pencarian Kebenaran yang berimbang. Aforisme (peribahasa) favorit saya pada waktu itu adalah: “Keunggulan seorang ilmuwan besar diukur oleh banyaknya waktu yang mereka gunakan untuk MERINTANGI KEMAJUAN di dalam bidang mereka!”

Pentingnya Berpikir Lateral

Kisah sehari-hari untuk direnungkan, meski mungkin oleh sebagian orang tidak dianggap begitu penting, namun bagi sebagian orang dianggap sangat luar biasa, yang sangat bernilai bagi pencapaian tingkatan spiritual seseorang. Pelajaran spiritual tentunya hanya akan didapatkan dari pembelajaran dalam kehidupan sehari-hari untuk mengasah 'spirit' seseorang, karena spiritual bukanlah dicapai dengan ilmu pengetahuan ciptaan manusia, namun oleh alam semesta, dengan penempaan dan ujian dalam kehidupan sepanjang perjalanan hidup manusia.

Tuesday, 14 January 2014

Ramalan dan Kamma oleh Subalaratano Thera

 NAMO TASSA BHAGAVATO ARAHATO SAMMASAMBUDDHASSA
 'SUKHO PUÑÑASSA UCCAYO, 
"Kebahagiaan seseorang timbul akibat dari menumpuk jasa kebajikan"

        Dewasa ini seringkali Umat Buddha masih banyak yang sangat menggantungkan sikapnya kepada ramalan ahli nujum. Apalagi kalau umat Buddha yang masih awam dengan Buddha-Dhamma. Mereka umumnya belum mempunyai pengertian mendalam mengenai apa yang diajarkan oleh Buddha Gotama.

Kisah Devadatta

Suatu ketika kedua murid utama Sang Buddha : Yang Ariya Sariputta dan Yang Ariya Maha Moggallana, pergi dari Savathi menuju Rajagaha. Di sana, orang-orang Rajagaha mengundang mereka bersama seribu pengikut mereka, untuk menerima makan pagi. Pada kesempatan itu seseorang menyerahkan selembar kain, seharga seratus ribu, kepada penyelenggara upacara untuk didanakan. Dia mengharapkan mereka mengatur dan menggunakan pemberiannya untuk upacara itu.

Kata-Kata Bijak

Tekad yang sejalan dengan Ajaran

Tekad yang sejalan dengan Ajaran Dharma, tentunya bisa menampung dan bertoleransi dalam segala pengetahuan, jika tidak demikian, meskipun telah paham segala pengetahuan, hanya akan merupakan bayang-bayangan yang hampa.

Hati yang bimbang

Bila dengan hati yang selalu ragu dan bimbang, sekalipun banyak jalan menuju (Roma) ke kota Chang An, tetap saja tidak akan bisa mencapai tujuan.

Pikiran yang kacau

Ada dua jenis pikiran yang kacau, pikiran yang tenggelam dalam kebingungan dan mengambang. Yang pertama adalah orang yang hidup seenaknya, selalu bermalas-malasan dan tidak ada kemajuan untuk maju. Pikiran yang mengambang adalah orang yang selalu ragu dan bimbang, pikirannya tak pernah tenang, dan hidup tak punya tujuan.


Master Cheng Yen

Kata-Kata Perenungan

Hati bagaikan bulan purnama

Hati kita hendaknya seperti bulan yang terang, terlihat jelas di permukaan air. Hati juga seperti langit yang luas tanpa awan, terlihatlah langit yang cerah.


Melihat dan mendengar dengan hati nurani

Dengan hati yang tenang dan jernih melihat kehidupan serta mendengar suara alam semesta bersama segala isinya.


Keadaan boleh berubah tetapi hati tetap teguh

Hati bagaikan sebuah cermin yang jernih, kendati fenomena di luar selalu bergerak dan berubah, permukaan cermin tetap tidak bergerak, tidak ikut terpengaruh. Artinya, sekalipun kondisi di luar berubah, tapi hati dan pendirian kita tetap teguh. Sebab kalau hati kita juga ikut berubah, maka kita akan kehilangan pendirian, akibatnya sulit membedakan mana yang benar dan mana yang salah.


Surga dan neraka

Surga dan neraka sepenuhnya diciptakan oleh pikiran dan perbuatan manusia itu sendiri. Jangan takut dengan neraka, yang harus ditakuti adalah pikiran dan perbuatan yang tidak benar.

Hati yang murni tak terkalahkan oleh kejahatan Dengan hati yang suci dan pikiran yang jernih, bisa mengalahkan segala bentuk kejahatan, sekaligus bisa menikmati kehidupan yang bebas tanpa beban.

Setiap saat berbaik hati setiap waktu menjadi balk Bila setiap saat kita melakukan kebajikan, maka setiap hari merupakan hari terbaik bagi kita. Dengan niat baik dan pikiran positif, setiap waktu dan tempat dimanapun menjadi baik.


Master Cheng Yen

Kisah Sariputta Thera

Upatissa dan Kolita adalah dua orang pemuda dari dusun Upatissa dan dusun Kolita, dua dusun di dekat Rajagaha. Ketika melihat suatu pertunjukan, mereka menyadari ketanpaintian dari segala sesuatu. Lama mereka berdua mendiskusikan hal itu, tetapi hasilnya tidak memuaskan. Akhirnya mereka bersama-sama memutuskan untuk mencari jalan keluarnya. Pertama-tama, mereka berguru kepada Sanjaya, petapa pengembara di Rajagaha.

Kata-Kata Perenungan

Lapang dada dan welas asih

Welas asih adalah rasa simpati yang dalam. Bisa saling memaafkan, saling bertoleransi, yang diwujudkan dengan berlapang dada dan kasih sayang. Itulah welas asih sesungguhnya. Orang yang bahagia adalah, apabila ia bisa berlapang dada dan memberi kasih sayang pada semua makhluk.

Welas asih mendapatkan bahagia

Imbalan yang tak dapat dihitung dengan angka-angka disebut tak terhingga. Pemberian tanpa mengingat jerih payah disebut welas asih. Menyumbangkan tenaga dan melayani dengan suka cita disebut pemberian tanpa pamrih.

Memberi kebahagiaan melenyapkan penderitaan

Kata-kata cinta kasih dan welas asih mempunyai makna masing-masing. Cinta kasih adalah memberi kegembiraan agar orang hidup bahagia dan membina yang mampu agar menanam kebajikan. Welas asih adalah melenyapkan akar penderitaan serta memberi bantuan pada orang miskin.

Hati Buddha suci dan jernih

Tiada perbedaan antara Buddha, manusia dan makhluk, mereka sama-sama memiliki sepasang kaki dan tangan. Bedanya adalah hati Buddha selalu suci dan jernih, hidup bebas dan bahagia, batin manusia penuh noda yang sifat duniawi, sehingga tidak dapat melihat keadaan yang sesungguhnya. Batin Buddha bagaikan ‘safety box’ yang menyimpan barang berharga, batin orang awam bagikan gudang sampah, tempat menampung barang-barang yang tak berguna, sehingga membuat kita menderita.

Batin yang penuh noda

Yang disebut batin semua makhluk adalah batin orang awam yang telah ternoda. Bila mampu melenyapkan noda tersebut, maka akan timbul sifat   ke-Budhaan.


Master Cheng Yen

Kegelapan Batin oleh YM. SRI PANNAVARO MAHATHERA

Bukan hanya kebencian dan keserakahan yang silih berganti mempengaruhi manusia, tetapi sumber keserakahan dan kebencian itu sendiri menampakkan dirinya dengan amat jelas menguasai banyak orang. Sumber itu adalah kegelapan batin. Tidak ada lagi cahaya terang dalam berpikir, berkata, dan berbuat. Kegelapan batin membuat manusia tidak bisa lagi membedakan antara yang baik don berguna, juga antara yang jahat dan merugikan. Kegelapan batin membutakan banyak orang dari kebajikan kemudian menganggap kejahatan sebagai kelaziman.

Monday, 13 January 2014

III.Citta Vagga - Pikiran

III.Citta Vagga - Pikiran

1. Orang Yang Bijak Meluruskan Pikirannya

Pikiran itu mudah goyah dan tidak tetap;
pikiran susah dikendalikan dan dikuasai.
Orang bijaksana meluruskannya bagaikan seorang pembuat panah meluruskan anak panah.

Penjelasan : Dalam Dhammapada ada beberapa referensi untuk pengerjaan dari pembuat panah tersebut. Sang Buddha tampaknya telah mengamati proses melalui mana pembuat panah yang mengubah sebuah tongkat biasa menjadi panah efisien. Mendisiplinkan pikiran dipandang sebagai proses paralel. Dalam bait ini Sang Buddha mengatakan bahwa yang bijaksana meluruskan dan memantapkan pikiran bimbang yang sulit untuk penjaga, seperti pembuat panah meluruskan poros anak panah.




bodhi-prajna.blogspot.com
2. Pikiran Yang Menggelepar

Bagaikan ikan yang dikeluarkan dari air dan dilemparkan ke atas tanah,
pikiran itu selalu menggelepar.
Karena itu cengkeraman dari Mara harus ditaklukkan.


Penjelasan : Ketika membuat upaya untuk meninggalkan ranah Mara (kejahatan), pikiran mulai bergetar seperti ikan yang diambil keluar dari air dan dibuang di darat.





bodhi-prajna.blogspot.com
3. Mengendalikan Pikiran Untuk Kebahagiaan

Sukar mengendalikan pikiran yang binal dan senang mengembara sesuka hatinya.
Adalah baik untuk mengendalikan pikiran,
suatu pengendalian pikiran yang baik akan membawa kebahagiaan.


Penjelasan: Pikiran adalah sangat halus dan sulit untuk dilihat. Itu menempel pada sasaran apa pun keinginan. Orang bijak menjaga pikiran. Pikiran dijaga membawa kebahagiaan.




bodhi-prajna.blogspot.com
4. Menjaga Pikiran Untuk Kebahagiaan

Pikiran sangat sulit untuk dilihat, amat lembut dan halus,
pikiran bergerak sesuka hatinya.
Orang bijaksana selalu menjaga pikirannya,
seseorang yang menjaga pikirannya akan berbahagia.


Penjelasan: Pikiran bergerak sekitar begitu cepat sulit untuk mendapatkan itu sepenuhnya. Hal ini cepat. Ia memiliki cara untuk berfokus pada apa pun yang ia suka. Hal ini baik dan keuntungan besar untuk menjinakkan pikiran. Pikiran jinak membawa kebahagiaan.




bodhi-prajna.blogspot.com
5. Mengendalikan Pikiran Dari Jeratan Mara

Pikiran itu selalu mengembara jauh,
tidak berwujud, dan terletak jauh di lubuk hati.
Mereka yang dapat mengendalikannya,
akan bebas dari jeratan Mara.


Penjelasan : Pikiran adalah mampu melakukan perjalanan jarak luas - atas atau bawah, utara atau selatan, timur atau barat - ke segala arah. Hal ini dapat melakukan perjalanan ke masa lalu atau masa depan. Ini menjelajah tentang sendirian. Ini adalah tanpa bentuk jelas. Jika seorang individu adalah untuk menahan pikiran sepenuhnya, ia akan mencapai kebebasan dari belenggu kematian.



bodhi-prajna.blogspot.com
6. Kebijaksanaan Tidak Akan Tumbuh Jika Pikiran Goyah

Orang yang pikirannya tidak teguh,
yang tidak mengenal ajaran yang benar,
yang keyakinannya selalu goyah,
orang seperti itu tidak akan sempurna kebijaksanaannya.


Penjelasan : Jika pikiran seseorang terus goyah, dan jika seseorang tidak tahu ajaran, jika antusiasme seseorang terus berfluktuasi atau lesu,, kebijaksanaan orang tersebut tidak tumbuh.




bodhi-prajna.blogspot.com
7. Pikiran Terjaga Tidak Ada Rasa Ketakutan

Orang yang pikirannya tidak dikuasai oleh nafsu dan kebencian,
yang telah mengatasi keadaan baik dan buruk,
di dalam diri orang yang selalu sadar seperti itu tidak ada lagi ketakutan.



Penjelasan: Bagi orang yang yang pikiran tidak dibasahi oleh semangat, tidak terpengaruh oleh permusuhan dan yang telah bangkit di atas baik dan yang jahat, tidak ada rasa takut karena dia terjaga.





bodhi-prajna.blogspot.com
8. Senjata Untuk Mengalahkan Kematian

Dengan mengetahui bahwa tubuh ini rapuh bagaikan tempayan,
hendaknya seseorang memperkokoh pikirannya bagaikan benteng kota,
dan melenyapkan Mara dengan senjata kebijaksanaan.
Ia harus menjaga apa yang telah dicapainya,
dan hidup tanpa ikatan lagi.


Penjelasan : Ini adalah realistis untuk berpikir tentang tubuh sebagai rentan, rapuh, rapuh dan mudah hancur. Bahkan, kita harus mempertimbangkan itu sebagai wadah tanah liat. Pikiran harus dianggap sebagai sebuah kota. Orang harus terus-menerus sadar untuk melindungi kota. Kekuatan jahat harus dilawan dengan senjata kebijaksanaan. Setelah pertempuran, setelah Anda telah mencapai kemenangan, hidup tanpa melekat pada diri manusia.



bodhi-prajna.blogspot.com
9. Tanpa Pikiran, Tubuh ini Tidak Ada Gunanya

Aduh, tak lama lagi tubuh ini akan terbujur di atas tanah,dibiarkan saja, tanpa kesadaran,
bagaikan sebatang kayu yang tidak berguna.


Penjelasan: Segera, tubuh ini, tanpa kesadaran, dibuang tidak berharga seperti membusuk, akan berbaring di atas bumi.






bodhi-prajna.blogspot.com
10. Semua Kesalahan Persoalan Muncul dari Pikiran Jahat

Luka dan kesakitan macam apa pun,
dapat dibuat oleh orang yang saling bermusuhan atau saling membenci.
Namun pikiran yang diarahkan secara salah,
akan melukai seseorang jauh lebih berat.


Penjelasan : Ketika salah satu bandit yang melihat lainnya, ia menyerang bandit kedua. Dengan cara yang sama, satu orang melihat seseorang yang dia benci, ia juga membahayakan orang yang dibenci. Tapi pikiran buruk dikerahkan halnya untuk otak pikiran yang jauh lebih buruk daripada bandit yang akan lakukan untuk bandit yang lain atau yang pembenci akan lakukan untuk pembenci lain.



Bodhi-prajna.blogspot.com
11. Pikiran Yang Terlatih Baik Mengungguli Orang

Bukan dengan pertolongan ibu, ayah, ataupun sanak keluarga;
namun pikiran yang diarahkan dengan baik,
yang akan membantu dan mengangkat derajat seseorang.


Penjelasan : Baik diarahkan pikiran dapat membantu orang yang lebih baik daripada ayah seseorang atau ibu seseorang.











close