Guan Shi Yin Pu Sa (Kwan Si Im Po Sat – Hokkian) atau secara umum disebut Guan Yin (Kwan Im – Hokkian), dalam bahasa sansekerta disebut Avalokitesvara Bodhisattva, Dikenal secara luas sebagai Dewi Welas Asih, yang dipuja tidak hanya terbatas dikalangan Budddhis saja, tetapi dikalangan Tao dan semua lapisan masyarakat awam. Dewi ini sangat populer tidak hanya di Tiongkok saja tetapi juga di Jepang (yang disebut Kanon) dan Asia Tenggara.
Guan Shi Yin adalah terjemahan harfiah dari perkataan sansekerta, “Avalokitesvara” yang mempunyai arti sebagai berikut :
Guan ….........Melihat atau merenungi.
Shi …………...Dunia, alamnya orang yang menderita.
Yin …………..Segala suara dari dunia, jeritan atau ratapan dari mahluk hidup,lahir maupun batin, yang kesemuanya ini menyentuh lubuk hati sang Dewi Welas Asih.
Sebab itu Guan Yin adalah Bodhisattva yang melambangkan hati yang welas asih dan penyayang, yang tertanam dalam – dalam dihati tiap pemujanya, Mereka percaya bahwa Guan Yin dapat mendengarkan keluh – kesah mereka yang menderita dan datang menolong, dalam wujud yang berbeda – beda, baik pria maupun wanita.
Diantara para Dewata yang di puja di klenteng – klenteng, Guan Yin bagi penganutnya dianggap paling sering menurunkan kemujijatan. Seorang yang telah membaca mantra : Namo Da-Bei Guan Shi Yin Pu Sa, dengan penuh ketulusan akan menerima pertolongannya lambat atau cepat, tergantung dari karma orang tersebut pada saat mengucapkan, dan kadar kesungguhan dari mantranya.
Kemujijatan Guan Yin banyak disaksikan dan diceritakan oleh para pemujanya. Kalau kita pernah bertatap muka dengan mereka, tentu ada saja keajaiban yang dituturkan selama memuja Guan Yin. Seperti Perawan Suci, Maria, dalam agama katholik, yang seringkali dilaporkan menampakkan diri atau melakukan mujijat penyembuhan seperti di Lourdes, atau patungnya mencucurkan air mata, begitu juga Guan Yin Pu Sa. Yang kami tulis di sini ada beberapa peristiwa baik yang dicatat dalam kitab suci maupun pengalaman atau kesaksian seseorang :
1.Yang termuat dalam kitab penting Agama Buddha, fayuan-zhu-lin, antara lain menceritakan tentang hal ihwal Sun Jing De (Sun Keng Tek – Hokkian). Sun Jing De adalah seorang pegawai negeri bagian urusan social di kota Dingzhou, yang hidup di negeri Wei. Sun Jing De ini sangat tekun bersembahyang kepada Guan Yin dan juga telah membuat sebuah patung Sang Dewi.
Suatu ketika ia dilibatkan dalam suatu peristiwa perampokkan oleh salah seorang pelakunya. Tanpa pemeriksaan dan penelitian lagi, Sun Jing De secara serampangan lalu dijatuhi hukuman mati. Malam menjelang pelaksanaan hukuman mati, ia bermimpi bertemu seorang pendeta yang mengajarinya untuk membaca Do’a yang kemudian terkenal dengan nama Gao Wang Guan Shi Yin Jing, (Ko Ong Kuan Si Im Keng – Hokkian ) sebanyak seribu kali agar dapat terbebas dari kematian.
Paginya, pada saat digiring ke tempat pelaksanaan hukuman mati, Sun Jing De terus membaca do’a itu. Tepat pada pelaksanaan hukuman mati akan dilaksanakan, Sun Jing De berhasil mencapai jumlah do’a keseribu, dan pada saat golok algojo menebas batang lehernya, terjadilah mujijat. Golok itu pecah menjadi dua. Semua orang yang hadir di tempat situ heran. Sampai tiga kali algojo mengganti goloknya, tapi tetap saja Sun Jing De tidak terluka sedikitpun.
Ketika diteliti pada leher, patung Guan Yin buatan Sun Jing De di rumahnya, ternyata terdapat tiga garis seperti bekas benda tajam. Menerima laporan ini, perdana menteri negeri itu, Gao Huan, lalu memerintahkan agar Sun Jing De dibebaskan dari semua perkara, dan dianjurkan agar do’a Gao Wang Guan Shi Ying Jing itu ditulis dan disebarkan. Sejak itu dari do’a penolong Guan Yin ini terkenal sampai sekarang.
2.Sun Dao De, seorang yang hidup pada jaman dinasti Jin, sangat gemar berdo’a, Pada umur 50 tahun belum dikarunia seorang anak. Seorang bikkhu yang tinggal dalam kelenteng dekat rumahnya menganjurkan agar membaca Guan Yin Jing (Koan Im Keng) sejak itu tak lama lagi isteri hamil dan kemudian melahirkan anak laki - laki.
3.Pada tahun 1923 bulan Maret, seorang perwira angkatan darat yang sering disebut sebagai Zhang Jiang-Jun, berangkat bersama keluarganya dari Shanghai ke Nanjing dengan pesawat terbang. Setelah mengudara beberapa saat, tiba-tiba pesawat itu mengalami gangguan mesin dan mulai tidak dapat dikuasai. Zhang Jiang-jun yang biasanya sering membaca Do’a penolong Guan Yin, lalu mengajak semua orang yang ada di situ untuk berdo’a bersama. Baru saja berdo’a, dari jendela pesawat tampak Dewi Guan Yin muncul dengan tersenyum diantara awan, dan pesawat yang hamper menghujam ke bumi itu mendadak dapat kembali naik dengan mesin hidup kembali. Sekretaris Zhang Jiang-jun sempat memotret wajah Guan Yin yang muncul diantara awan itu.
4.Pada tahun 1973 seorang perwira angkatan udara Amerika (USAF) yang sedang mengadakan penerbangan patroli di atas selat Taiwan, melihat segerombolan awan hitam yang bentuknya aneh, dia lalu memotretnya. Setelah hasil bidikan kamera itu di cuci, tampaklah gambaran Guan Yin sedang berdiri di atas seekor naga yang sedang terbang. Peristiwa ini sanggat menggemparkan dan sempat dimuat oleh beberapa surat kabar terkemuka.
5.Peristiwa ajaib terjadilah pada tahun 1977 bulan Juni. Patung Guan Yin besar yang ada di Port Stanley, Hongkong telah bergerak secara ajaib. Kejadian didahului dengan memancarnya sinar dari batu permata yang ditempelkan pada dahi patung yang bersangkutan, dan disaksikan oleh banyak umat yang pada waktu itu sedang khitmah berdo’a. berita ini sempat dikutip oleh Pikiran Rakyat, Bandung, terbitan 7 - 6 - 1977, dari salah satu harian di Hongkong.
6.Seorang penulis dari Malaysia, Guan Ming, menceritakan pengalamnnya yang dimuat dalam buku yang berjudul “Popular Deities of Chinese Buddhisme” terbitan tahun 1985. pada pemulaan tahun 1979 penulis itu mengalami suatu peristiwa spiritual luar biasa yang telah merubahnya menjadi penganut Buddhist yang taat. Berminggu- minggu ia berdo’a kepada Tuhan untuk kesembuhan adik lelakinya yang mengidap kanker ganas. Rupanya do’a itu di dengar oleh Yang Maha Kuasa dan secara tidak terduga Guan Yin Pu Sa muncul dihadapannya.
Guan Yin tidak hanya menjanjikan kesembuhan buat adik lelakinya, tetapi juga mengatakan bahwa ia akan dikarunia seorang putra tahun berikutnya. Adiknya yang dinyatakan dokter hanya dapat bertahan hidup beberapa minggu lagi, ternyata sembuh total, dan dikaruniai seorang anak laki-laki pada tahun 1980, tepat seperti yang telah diucapkan oleh Guan Yin. Sejak itu sang penulis lalu mendirikan perkumpulan do’a Guan Yin yang berpusat di Malaysia, untuk menyebarkan agama Buddha dan memuja Guan Yin.
Sumber : http://pengikut-avolaketisvara-bodhisattva.blogspot.com/
No comments :
Post a Comment
Note: only a member of this blog may post a comment.