-->

Tuesday 11 February 2014

Bodhisattva Samantabhadra

bodhi-prajna.blogspot.com
Nama “Bodhisattva Samantabhadra “adalah perkataan Bahasa Sansekerta yang berarti “Pribadi Maha
Agung Yang Layak Memperoleh Penghormatan Secara Universal”, atau “Pribadi Maha Agung yang Diharap-harapkan Limpahan Berkah Keselamatan dan Kesuksesan Bagi semua Makhluk”. 

Beliau adalah Tokoh Orang-Suci-nya Umat Buddha Mahayana, yang bermanifestasi secara universal, di semua Tanah Buddha, dan yang telah melaksanakan Sumpah Maha Suci-nya, dengan kesuksesan yang besar. Di Dunia Saha beliau bekerja sama dengan Bodhisattva Manjusri, sebagai Pembantu Utama Hyang Buddha Sakyamuni. Seperti yang tertulis di dalam Teks Kitab Suci Agama Buddha, bodhissattva Manjusri diceritakan mengendarai seekor Singa, dan mendampingi Hyang Buddha Sakyamuni di sebelah kirinya; sedang di sebelah kanannya, adalah Bodhisattva Samantabhadra, yang diceriterakan mengendarai seekor Gajah Putih.


Bodhisattva Manjusri itu melambangkan Intelligensi, Kebijaksanaan dan Lulusnya seseorang dalam menempuh Ujian dalam kehidupan dan Memperoleh Ijazah Spiritual, tingkatan tertentu. Sedang Bodhisattva Samantabhadra mewakili Doktrin atau Ajaran Dharma, Kontemplasi atau meditasi dan Praktek atau Pelaksanaan dari Ajaran Agama. Di dalam kegiatan Pembinaan Diri, Bodhisattva Manjusri menggaris-bawahi Prajna; sedang Bodhisattva Samantabhadra, menggaris-bawahi Samadhi, kebajikan dan prakteknya dari Kedua tokoh Bodhisattva ini, melambangkan Kesempumaan dalam Prinsip Buddha Mahayana tingkatan paling tinggi.


Bodhisattva Samantabhadra telah mempraktekkan jalan ke-Bodhisattvaan di masa-masa yang lampau, didalam banyak Kalpa-Kalpa itu, mencari semua Kebijaksanaan, dan telah melaksanakan Sumpah Maha Suci-nya yang tidak terbatas, untuk membebaskan penderitaan-penderitaan bagi makhluk-makhluk hidup. Bodhisattva Samantabhadra itu dianggap sebagai suatu model bagi umat Buddha Mahayana dalam belajar, meniru, melaksanakan, dan membina diri melalui Jalan Ke-Bodhisattvaan.

Dalam Kitab Suci Agama Buddha yang dinamai “Sutra Avatamsaka”, ditulis bahwa beliau telah menasehati, dan mengajak orang-orang untuk menbina-diri, memperkembangkan Sepuluh Jenis-jenis Tingkah-laku dan Sumpah Suci, yaitu :

1. Untuk memuja dan menghormati semua Buddha,

2. Untuk memuji Hyang Tathagata,

3. Untuk mempelajari dan meningkatkan Sesaji Suci,

4. Untuk belajar menyesal atas perbuatan-perbuatan buruknya dan lalu memperbaikinya.

5. Untuk menghayati kegembiraan didalam (melakukan) penimbunan jasa-jasa kebaikan dan kebajikan-kebajikan,

6. Untuk mengajak agar orang-orang lain mau ikut serta Memutar Roda Dharma,

7. Untuk memohon agar Hyang Buddha berkenan lahir di Dunia ini,

8. Untuk mempelajari Buddha Dharma,

9. Untuk hidup secara serasi, bertoleransi, saling tenggang-rasa, dengan orang-orang lain, dan

10. Untuk belajar mentransfer, memberikan semua jasa-jasa kebaikan dan kebajikan-kebajikan, yang dipunyai, bagi kemanfaatan orang-orang lain, atau makhluk-makhluk lain.

Dengan didasari oleh Sepuluh Sumpah suci tersebut, Bodhisattva Samantabhadra menasehati dan mengajak makhluk-makhluk hidup, untuk mencapai jasa-jasa kebaikan dan kebajikan-kebajikan, seperti yang telah dipunyai oleh Hyang Tathagata.
Gunung Suci Ho Mei yang terdapat di Propinsi Szechwan itu secara tradisional, dikenal dan termasyhur, sebagai Bodhimanda-nya Sang Bodhisattva Samantabhadra, dan menjadi Pusat Pemujaan terhadap Sang Bodhisattva tersebut.

Hari Kelahiran Bodhisattva Samantabhadra diperingati setiap tanggal 21 bulan 2 penanggalan Imlek.

Sumber : Buku Mengenal Para Bodhisattva
Penerbit : Sasana

No comments :

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.

close