-->

Saturday, 5 September 2015

Jiang Xin Bi Xin (.将心比心) Menghormati Orang Lain

Pada zaman Nan Bei (utara dan selatan), ada seorang yang terkenal
kepandaiannya, bernama Lu Hui Xiao. Pengetahuannya luas, hikmatnya sangat dalam sehingga banyak orang dari berbagai daerah mencarinya untuk meminta pertimbangan dan nasihat. 

Jika ada persoalan-persoalan yang sulit dipecahkan, mereka umumnya datang kepada Lu Hui Xiao dan mendapat jawaban dan jalan keluar yang baik. Karena itu namanya makin lama makin terkenal. Namun, ketenarannya tidak membuat dirinya sombong, ia malah menampilkan karakter yang sangat baik dan begitu sopan terhadap semua orang, tidak terkecuali orang yang dianggap oleh orang lain sebagai orang yang tak pantas dihormati. 

Moral, karakter, dan keahlian yang dimilikinya telah mengantarnya pada kedudukan yang sangat tinggi di dalam kerajaan dan sangat dalam di hati masyarakat, Namun, ia tetaplah Lu Hui Xiao yang penuh budi pekerti dan sopan santun.

Suatu hari di dekat rumah Lu Hui Xiao ada orang tua yang sangat kotor penampilannya. Bukan hanya itu, orang itu tampak seperti tidak berpendidikan sama sekali. Orang-orang yang melihatnya mencibir dan mengejeknya. Mereka merasa orang tua yang kotor dan miskin itu tak pantas masuk daerah mereka.

Muka dan tubuh orang itu juga penuh dengan debu dan kotoran yang sudah lengket. Muka tidak karuan, jenggot dan kumisnya tidak dicukur dan dirawat, rambutnya sudah gembel karena tidak pernah dikeramas, sehingga menambah buruk penampilannya.


Karena penduduk daerah itu tidak begitu senang akan kehadirannya; maka mereka bertanya kepadanya, 'Mau apa kamu datang ke daerah ini?"

Orang tua yang kotor itu pun menjawab, "Aku datang ke sini untuk mencari Lu Hui Xiao."

Mendengar jawaban itu, orang-orang merasa bahwa orang tua yang kotor ini tidak pantas bertemu Lu Hui Xiao. Mereka bahkan berusaha dengan halus mengusirnya. Namun, karena Lu Hui Xiao adalah orang yang paling penting di daerah itu dalam memutuskan sesuatu, maka mereka pun menemui Lu Hui Xiao dan berkata, "Di luar sana ada seorang tua yang kotor dan penuh debu serta bau, hendak menemuimu. Kami pikir orang itu tdak pantas menemuimu,
jadi biarkanlah kami menyuruhnya pergi dari daerah kita."

Tanpa disangka-sangka Lu Hui Xiao justru keluar menyambut orang tua yang kotor dan bau itu. Dengan sangat ramah ia mempersilakan orang tua itu masuk ke rumahnya dan ia memerintahkan pegawainya untuk menghidangkan teh baginya. Menghidangkan teh bagi tamu adalah budaya orang di negeri Tiongkok dalam menghormati seseorang.

Setelah teh dan semua peralatan jamuan teh ada di meja, Lu Hui Xiao sendiri yang menemani dan menjamu orang tua itu. Ternyata orang tua itu adalah tetangganya di desa dan teman baik orang tuanya. Lu Hui Xiao pun bertanya, "Paman, apa yang bisa saya bantu?"

Orang tua itu menjawab, "Tidak perlu, saya hendak melakukan perjalanan dan harus melintasi daerah ini, jadi saya mampir sejenak untuk melihatmu. Apalagi orang tuamu sudah berpesan untuk melihat keadaanmu. Jadi, saya ke sini juga untuk memenuhi pesan orang tuamu."

Setelah minum teh, Lu Hui Xiao menjamunya dengan makanan yang enak dan lezat, sementara di luar ruangan banyak orang yang tidak habis pikir mengapa Lu Hui Xiao menyia-nyiakan waktu dengan menyambut dan menjamu orang tua yang kotor dan bau itu.  Setelah makan dan berbincang-bincang, Lu Hui Xiao mengantarkan orang tua itu ke luar untuk melanjutkan perrjalanannya.

Setelah itu Lu Hui Xiao memanggil semua pegawainya dan orang-orang yang sudah mencibir orang tua tersebut. Ia berkata, "Orang tua itu adalah orang sedesa dengan saya yang hendak pergi ke tempat yang jauh. Walaupun demikian, ia masih menyempatkan diri untuk mampir dan melihat saya karena sudah berjanji kepada orangtua saya untuk menemui dan melihat keadaan saya. Ia pasti juga sudah makan debu dan bersusah-susah untuk bisa sampai kemari. 

Jika saya tidak menemuinya, saya jadi orang yang tidak tahu sopan santun terhadap orang tua dan itu tidak baik. Saya sendiri tidak suka jika orang tidak hormat dan tidak sopan terhadap saya, karena itu saya berusaha sopan dan hormat terhadap orang lain, tidak peduli apakah ia punya kedudukan tinggi atau rendah, berpenampilan bersih atau kotor.

Saya sarankan agar kita tetap bisa sopan dan hormat kepada semua orang, termasuk kepada orang yang kita anggap tidak pantas kita terima, karena semua orang akan senang menerima sikap hormat dan sopan kita. Terutama kita pun akan senang dihargai oleh orang di bawah kita maupun orang yang jauh di atas kita."

Sejak saat itu semua pegawai dan penduduk daerah tersebut selalu berusaha menghormati semua orang dengan tidak melihat penampilan luarnya.

Nah Sobat, Orang bijak akan bersikap hormati dan sopan kepada orang lain dengan tidak
melihat penampilan luar seseorang. Sikap hormat dan sopan sangat disukai oleh semua orang, begitu juga dengan kita sendiri. Bila kita menginginkan hal seperti itu, maka bersikaplah hormat dan sopan terlebih dahulu. 

Sumber : kebajikandalamkehidupan.blogspot.com

No comments :

Post a Comment

Note: only a member of this blog may post a comment.

close