-->

Friday 15 January 2016

Vihara Buddha Yang Pertama Di Eropa Dibangun Di Belgrade Serbia

www.bodhi-prajna.com
Vihara Buddha Pertama Di Eropa / Belgrade, Serbia. Foto : Wikipedia
Meskipun Cina terletak pada ribuan kilometer jauhnya dari Serbia, ada hubungan historis antara kedua negara. Vihara Buddha yang pertama di Eropa terletak di ibukota Serbia Belgrade.

Pekan lalu, Confucius Institute of Belgrade dan Asosiasi Qigong dari Serbia mengadakan kuliah tentang Kalmyks dan Umat Buddha yang tinggal dan bekerja di Serbia di galeri "O3one" di Belgrade.
Masyarakat Kalmyk atau Kalmyks sebagaimana mereka disebut, mulai bermigrasi dari tanah air mereka dari Dzungaria pada abad ketujuh belas. Mereka melakukan perjalanan ke barat sampai mereka mencapai Don plain, di mana mereka dibesarkan dan hidup nomaden. Masyarakat Kalmyks berjuang sebagai penunggang kuda elit di tentara Rusia, berdampingan dengan Cossack, membela perbatasan selatan kekaisaran. Sejak itu, daerah barat laut dari Laut Kaspia telah disebut "Kalmykia" (hari ini adalah sebuah republik di Federasi Rusia), dan ada yang Kalmyks berjuang untuk mendapatkan otonomi.

Aktor Steven Seagal Berencana Bangun Kembali Vihara Buddhis Di Serbia

www.bodhi-prajna.com
Aktor Steven Seagal dengan Perdana Menteri Serbia Aleksandar Vucic. Foto :  warriorzen.com
Setelah menerima kewarganegaraan Serbia, aktor AS Steven Seagal berencana untuk tetap sibuk: ia berencana untuk mengembangkan sinematografi Serbia, mempromosikan seni bela diri dan bahkan membangun sebuah kuil kuno Buddha di Belgrade, Seagal mengatakan Sputnik dalam sebuah wawancara eksklusif.

Selama akhir pekan lalu, Seagal diberikan kewarganegaraan Serbia setelah Perdana Menteri negara itu Aleksandar Vucic menandatangani keputusan khusus pada tanggal 8 Januari 2016. Keputusan itu muncul setelah Seagal melakukan beberapa kunjungan ke negara itu selama beberapa bulan terakhir.

Seagal memiliki rencana besar untuk Serbia. Dia mengatakan dia meminta kewarganegaraan Serbia karena dia berencana untuk mengembangkan negara.

Wednesday 13 January 2016

Rasa Sakit Adalah Guru Yang Merubah Kita ke Arah Yang lebih Baik

“Di dalam diri kita, segalanya telah tersedia untuk satu hal yang paling mendasar, hal yang paling diinginkan oleh semua makhluk hidup, yakni kebahagiaan. Kebanyakan diri kita, ke mana mencarinya? Umumnya banyak yang mencari kebahagiaan itu di luar diri.” (Pema Chodron)

Sebelum namanya dikenal sebagai guru spiritual, ia adalah seorang perempuan sederhana. Berkeinginan seperti perempuan pada umumnya, menikah, memiliki keluarga kecil, dan mempunyai keharmonisan keluarga, serta kebersamaan di dalam keluarga.

Setelah bertahun-tahun setia menemani suami tercinta, baik dalam suka maupun duka. Setelah merawat suaminya yang sakit, dan melihat suami terkasihnya sembuh, ia tentu merasa bahagia. Tetapi ternyata kehidupan memiliki caranya sendiri dalam membimbing manusia.

Suaminya yang tersembuhkan dari penyakit kemudian mengucapkan terima kasih pada istrinya. Selain mengucapkan terima kasih karena telah dirawat dengan baik, ia tak lupa mengucapkan permintaan maafnya, bahwa ia telah jatuh hati pada perempuan lain, dan minggu depannya mereka akan menikah.

Biksu Zen Thich Nhat Hanh Kembali ke Plum Village

www.bodhi-prajna.com
Komunitas monastik dan pusat meditasi Plum Village mengumumkan kembalinya Master Zen Thich Nhat Hanh, yang akrab dipanggil Thay, ke tempat tinggalnya di monasteri yang terletak di Dordogne, di Perancis Selatan itu pada Jumat (8/11). Thay baru kembali dari Amerika Serikat usai mendapatkan perawatan medis.

November 2014 lalu, Thay dilarikan ke rumah sakit di Perancis karena mengalami pendarahan di otaknya. Setelah beberapa bulan melakukan terapi di klinik rehabilitasi Bordeaux University Hospital, Thay kembali ke Plum Village pada April 2015 bersama iringan sangha dan tim perawat yang merawatnya agar dapat segera pulih. Pada 11 Juli 2015, Thay diterbangkan ke San Francisco, AS untuk menjalani perawatan yang lebih mendalam di UCSF Medical Center, di mana Thay berhasil mengucapkan kata pertamanya sejak serangan stroke pertamanya.

Pada awal tahun baru 2016 ini terbit sebuah berita di situs resmi Plum Village yang menyampaikan keinginan Thay, yang genap berusia 89 tahun pada Oktober lalu, untuk kembali ke tempat tinggalnya di Plum Village.

Sunday 10 January 2016

Jujur Tapi Pahit atau Bohong Tapi Manis ?

Selalu ada pilihan dalam hidup, dari pilihan yang mudah sampai yang sulit. Nah...,pilihan yang satu ini nih seringkali diperdebatkan oleh orang. Lebih baik berbohong tapi manis ataukah jujur tapi pahit?

Banyak orang yang berbohong dengan dalih agar tidak menyakiti hati orang yang dekat atau ia sayangi. Namun benarkah tindakan tersebut?

Sebelum kita menjawab benar atau salah, mari kita lihat beberapa nilai kebenaran di bawah ini :

1. Kebiasaan berbohong akan membuat kita terpenjara dalam kemunafikan, berkata jujur selalu memerdekakan jiwa yang terbelenggu

Semanis apapun kebohongan yang kita katakan, di dalam hati yang terdalam kita tahu bahwa itu semua bukanlah kebenaran yang sebenarnya. Kepalsuan yang coba kita anggap sebagai kebenaran akan membuat batin kita terpenjara dalam kemunafikan. Sebaliknya, perkataan yang jujur selalu melegakan dan memerdekakan jiwa.

Arti Hidup Kembali ke Asal adalah Jalan yang Benar

Sejak saya mulai membaca, bacaan favorit saya adalah buku sastra klasik Li Sao yang ditulis oleh Qu Yuan,  selama Periode Negara Perang dari Dinasti Zhou Timur (770 SM-256 SM), dikutip dari zhengjian.org.

Dalam puisi panjang ini, Qu Yuan menulis, 
"Di pagi hari saya meninggalkan Cangwu, dan ketika senja sudah tiba di Xianpu. 
Setelah perjalanan sepanjang hari, saya ingin beristirahat, 
Tapi tidak bisa karena hari akan segera menjadi gelap. 
Saya berharap waktu menjadi lebih lambat dan tidak lewat dengan begitu cepat. 
Meskipun jalan tidak ada habisnya dan jauh, tapi saya masih ingin mengejar kebenaran di dunia."

Kata-kata ini telah melampaui sejarah dan menyentuh hati orang-orang selama ribuan tahun. Ketika saya membacanya, bagian dalam diriku yang telah tertidur untuk waktu yang lama tiba-tiba terbangun. Saya menyadari bahwa hidupnya selama ini, seperti dunia, penuh dengan perubahan. Salah satunya tidak hanya harus aktif dalam kehidupan sehari-hari, tetapi sebaliknya harus aktif untuk mencari kebenaran alam semesta.

Wejangan Kata-kata Dari Confucius

Kata-kata mutiara dari Kong Hu Cu (Kong Fu Tze atau Confusius)

1. Orang yang berhati hati, jarang berbuat salah. 

2. Jika aku berjalan bertiga, pasti ada yang bisa di jadikan guruku. Aku pilih sifat mereka yang baik dan gunakan itu sebagai contoh. Tetapi kujauhkan diri dari sifat mereka yang buruk. 

3. Orang yang tahu kebajikan berhati hati, dan bicara dengan tidak terburu nafsu. 

4. Orang yang bijaksana berlaku hati hati terhadap apa yang ia tidak tahu. 

5. Orang bijaksana maju keatas, orang hina merosot kebawah. 

6. Orang bijaksana bicara dengan rendah hati, tetapi perbuatannya melebihi omongannya. 

7. Muridnya bertanya perihal orang bijaksana, dan Kong Hu cu menjawab : “Ia didik diri-sendiri untuk mententeram rakyat” 

8. Seorang bijaksana sedih jika ia kurang kepandaian. 

9. Orang bijaksana kurang senang, jika sesudah ia meninggal, namanya tidak disebut sebut lagi. 

10. Hanya yang paling tinggi pengetahuannya dan yang paling bodoh, yang tidak bisa dirobah. 

Confucius - Hal Kecil Dan Hal Besar

Ada seorang yang ingin melakukan hal yang besar yang menimbulkan sensasi. Sambil berjalan, sambil makan bahkan sambil tidur dia memikirkan impiannya ini.

Pada suatu hari, dia bertemu dengan Konfusius yang baru pulang dari negara tetangga, dia menceritakan impiamnya kepada Konfusius.

Konfusius dengan tersenyum mengusap jenggotnya, mengangguk-angguk kepalanya berkata, "Bagus, saya menyarankan mulai hari ini dan seterusnya mempertahakan setiap hari menyapu bersih jalanan didepan rumahmu, apakah engkau bisa melakukannya?"

Orang tersebut sambil menepuk dadanya dengan rasa percaya diri berkata, "Hal yang sesederhana ini, bukan masalah."

Pertama selama beberapa hari dia mempertahankan setiap hari menyapu jalanan di depan rumahnya, tetapi setelah melakukan beberapa hari, dia merasa tidak perlu setiap hari menyapu, lalu dia menukarnya melakukannya seminggu sekali, akhirnya sebulan hanya menyapu sekali,setelah beberapa lama kemudian dia bahkan sama sekali telah melupakan hal tersebut.

Konfusius setelah mengetahui hal tersebut, menggeleng-geleng kepala dengan menarik nafas berkata kepadanya, "Hal-hal sekecil ini saja engkau tidak dapat mempertahankannya, bagaimana mengharapkan orang lain dari dasar hati percaya dan mengharapkan kamu, dan menyerahkan urusan penting yang berhubungan dengan kehidupan rakyat dan negara ke tanganmu?"

Sumber : http://kebajikandalamkehidupan.blogspot.com

Saturday 9 January 2016

Seorang Istri Yang Memiliki Hati Yang Luar Biasa

Apakah ini cinta sejati??

Ia mulai dari tidak ada apa-apanya bekerja sebagai kuli bangunan hingga akhirnya berhasil menjadi kepala bagian. Kemudian ia membentuk tim pekerja tersendiri yang akhirnya berkembang menjadi sebuah perusahaan konstruksi.

Sang istri yang mendampingi pria ini sejak kuli bangunan, semakin hari tampak semakin tua. Tubuh yang dulunya langsing, sekarang tampak kasar berotot, kulit pun tidak sehalus dulu. Dibandingkan dengan beribu wanita cantik di luar sana, ia tampak terlalu sederhana dan pendiam. Kehadirannya senantiasa mengingatkannya akan masa lalu yang sukar.

Sang suami berpikir, inilah saatnya pernikahan ini berakhir. Ia menabungkan uang sebesar 1 juta yuan ke dalam bank istrinya, membeli juga baginya sebuah rumah di daerah kota. Ia merasa, ia bukanlah suami yang tak berperasaan. Sekiranya ia tidak mempersiapkan bekal bagi hari tua istrinya, hatinya pun tidak tenang...

Friday 8 January 2016

Menjalani Hidup Tersenyum Bagi Dunia

Selama perjalanan hidup, kita kadang-kadang mengalami banyak tantangan dan rintangan. Sejumlah orang merasa pedih, bingung, atau bahkan sedih. Sejumlah lainnya merasa kehilangan arah dan tidak bisa keluar dari situasi ini untuk waktu yang lama.

Ketika menenangkan diri, coba kita bertanya kepada diri sendiri, mengapa kita harus menanggapi berbagai kesulitan dengan cara seperti ini? Seorang teman pernah berkata bahwa segala sesuatu terjadi karena adanya hubungan sebab musabab di baliknya. Menurut saya, ini cukup beralasan.

Semuanya memiliki hubungan yang berkaitan, berbuat baik memperoleh pahala baik, berbuat jahat mendapat ganjaran. Ini adalah hal yang diketahui oleh orang umum. Oleh karena itu, kita tidak perlu terlalu khawatir akan berbagai hal yang datang silih berganti.

Selain itu, banyak orang bijak menyadari bahwa segala hal yang terjadi di dunia ini hanyalah seperti sebuah mimpi. Baik buruk, untung rugi selalu menemani seseorang. Seringkali ketika kejadian buruk terjadi, mungkin hal baik sedang menanti. Begitu juga sebaliknya. Dari perspektif ini, penderitaan atau kejadian yang tidak diinginkan dalam hidup bisa menjadi kesempatan untuk menempa diri untuk menyongsong hari yang lebih baik.

Sikap Berbakti Kepada Orang Tua

Dalam karyanya yang berjudul “Peraturan untuk Murid”, Konghucu telah menguraikan secara rinci tentang bagaimana berbakti terhadap orang tua, dan ini terhadap kita sebagai orang-orang di zaman sekarang, khususnya anak-anak muda, adalah suatu yang sangat bermanfaat.

Seorang yang bajik dan adil serta baik, baik di rumah maupun di dalam masyarakat pasti seorang yang baik, memperlakukan orang dengan baik dan tulus, bakti terhadap orang tua, menyayangi anak-anak, hatinya ataupun pikirannya tiada keegoisan.

Taat adalah dasar kebudayaan Tiongkok, pepatah orang dahulu mengatakan, “Seratus kebaikan, ketaatan yang utama”. Seseorang, apabila tidak berbakti dan menghormati orang tuanya, dianggap sebagai “pendurhakaan”. Saat ini, sering kali kita mendengar atau melihat, baik sastra dalam film atau dalam kehidupan nyata, acap kali ada pembalasan budi terhadap orang tua, “Mengapa melahirkan aku?”

Sebenarnya, seperti yang dikatakan orang-orang “pembalasan berganti dari baik dan jahat”, nasib malang manusia, semuanya dikarenakan telah berbuat yang tidak baik tidak bermoral pada kehidupan dahulu, di kehidupan berikutnya ia baru mengalami nasib malang, untuk membayar utang yang ditinggalkan ketika berbuat jahat dahulu. Saling membalas dengan kejahatan, hanya bisa mendatangkan kesengsaraan yang semakin banyak pada diri sendiri. Jika semua orang bisa menjaga moralitas dan tata krama, baik sebagai orang tua anak-anak, atau sebagai anak-anak dari orang tua, dari yang kecil di dalam sebuah keluarga, hingga yang besar sebuah masyarakat, semuanya akan sangat selaras.

Menunggang Kuda Dengan Posisi Terbalik

Ada seorang dewa bernama Zhang Guolao yang melihat akhlak kehidupan manusia kian merosot, dewa Zhang Guolao turun ke dunia manusia. Ia selalu menunggang kuda dalam posisi yang terbalik untuk mengingatkan manusia akan kekeliruannya.

Di daerah Kabupaten Taidong ada seseorang wanita suku Amei, yang menderita kebutaan selama 43 tahun, namun karena kurang berhati-hati ia menabrak gerobak sapi yang berjalan di pinggir jalan. Tak disangka matanya tiba-tiba dapat melihat kembali seperti orang normal.

Setelah itu, karena kegirangan ia dari pagi sampai malam hari tidak berani menutup mata, terus-menerus memandang pemandangan. Sangat takut jika menutup mata, tidak dapat lagi melihat dunia yang indah yang berwarna-warni ini.

Manusia selalu pada saat sudah kehilangan, baru sadar dan menyayangi yang dimiliki pada saat itu. Dalam hidup manusia, uang atau barang apa pun dapat dipinjam dari orang lain, tetapi hanya kesehatanlah yang tidak dapat dipinjam.

Mata buta hati terang, mata terang hati buta, adalah merupakan perbandingan yang kontras. Hidup di atas tanah yang subur tak perlu cemas, cukup sandang dan pangan.Yang dimiliki sudah ada, bersikaplah dengan dada terbuka, hati toleran, hati tenteram, damai, dan belas kasih, menerima pendapat yang berbeda dan menghormati suku bangsa lain. Ini barulah dapat terhindar dari gelap dan memiliki hari besok yang cemerlang.

Segala Yang Bukan Milik, Tetap Tidak Akan Menjadi Milik

Banyak orang yang beranggapan bahwa memperoleh atau kehilangan sesuatu semuanya tergantung pada perjuangan dan usaha seseorang, tidak yakin nasib manusia dan perjalanan hidupnya adalah ditentukan oleh besar kecilnya karma seseorang serta hubungan yang sudah ditakdirkan.

Meskipun dengan menghalalkan segala cara untuk mengambil atau merampas sesuatu yang sebenarnya adalah milik orang lain, namun pada kenyataannya, jika terdapat beberapa barang yang memang ditakdirkan bukan milik Anda, maka bagaimanapun juga Anda tidak akan memperolehnya.

Di bawah ini adalah sebuah kisah pendek tentang Ci Kung (dewa penolong ), yang telah mengisahkan sebuah prinsip tentang “Jika bukan milik Anda tetap bukan milik Anda.”

Pada suatu hari, Ci Kung menggadaikan pakaiannya seharga 150 untai (mata uang Tiongkok kuno). Di depan pintu pegadaian, ia berseru dengan suara keras: “Siapa yang akan menggotong uang ini!”

Dari seberang sana datang seorang yang berbadan tegap dan berkata, “Biksu, biar aku yang menggotongnya.

Moral Yang Mulia

Kakek tukang kunci dalam kehidupannya seumur hidup memperbaiki kunci, kunci yang telah diperbaiki tak terhitung jumlahnya, dia sangat terampil, dan biaya yang ditagih juga wajar, sehingga dia sangat dihormati oleh orang-orang. Dan yang lebih penting adalah: kakek tukang kunci orangnya jujur, setiap memperbaiki kunci, dia akan mengatakan kepada orang nama dan alamatnya, mengatakan: “Jika di rumah Anda terjadi pencurian, asalkan pintu dibuka dengan kunci, Anda dapat datang ke saya! Saya akan menangkap pencuri untuk Anda, tanpa biaya! ”

Kakek tukang kunci telah tua, ia juga tidak punya anak, untuk menjaga keterampilan jangan hilang, orang-orang membantunya mencari penerusnya. Akhirnya, kakek tukang kunci menerima dua orang murid, dua pemuda ini sangat cerdas. Kakek tukang kunci juga sangat menyukai mereka, ingin mewarisi keahlian seumur hidupnya untuk mereka.

Kegagalan Adalah Awal Dari Kesuksesan

Pada zaman kuno, ketika sebuah dinasti terjadi pergolakan internal dan eksternal dan dalam keadaan krisis, pada saat itu kaisar baru naik takhta usia masih sangat muda. Untuk mengatasi situasi yang semakin tegang, setelah menteri berdiskusi dengan kaisar, memutuskan mencari seorang pria yang pintar dalam ilmu pengetahuan dan ilmu bela diri supaya dapat diberikan tanggung jawab besar sebagai perdana menteri, untuk membantu kaisar dikemudian hari. Setelah melalui pertimbangan cermat, dan akhirnya dipilih dua orang calon: yang satu adalah dengan latar belakang rakyat sipil, sedangkan yang satu lagi dari keturunan bangsawan.

Sulit Menemukan Orang Yang Tidak Serakah

Setelah Lu Dongbin menjadi dewa, ia ingin mewariskan kekuatan gaibnya kepada seorang murid yang tidak serakah. Ia memikirkan sebuah rencana dan merubah dirinya menjadi seorang tua yang menjual bakpau. Ia memasang satu tulisan di kiosnya: “Satu koin, satu bakpau; dua koin, makan sepuasnya.”

Banyak orang datang menyerbu kiosnya, tetapi tidak ada yang membayar satu koin untuk satu bakpau. Hari semakin larut. Seorang anak muda datang dan membayar satu koin, memakan satu bakpau, dan meninggalkan tempat. Lu Dongbin sangat senang, mengejarnya dan  bertanya padanya, “Adik, kenapa kamu tidak membayar dua koin dan bisa makan sepuasnya?” Anak muda itu menjawab dengan menyesal, “Saya sebenarnya mau, tapi apa daya saya hanya mempunyai sisa satu koin saja.”

Tuesday 5 January 2016

Kisah Para Samma Sambuddha

BUDDHA KASSAPA

Buddha Kassapa adalah Buddha ke 24 dari tradisi Pali; dan salah satu dari 7 Buddha yang disebutkan dalam daftar-daftar Pali. ia juga dianggap sebagai Buddha ke 3 di aeon saat ini (Kappa Bhadda).

Kassapa dilahirkan di Taman Rusa di Isipatana saat raja Kiki memerintah Varanasi. Beliau adalah putra dari Brahmadatta dan Dhanavati dan termasuk dalam suku Kassapa. IstriNya adalah Sunanda dan Vijitasena adalah putraNya. Beliau menjalani kehidupan berumah tangga selama 2.000 tahun dan hidup dalam istana-istana yaitu Hamsa, Yasa dan Sirinanda. Selanjutnya Beliau melepaskan kehidupan duniawi.

IstriNya mempersembahkan nasi susu; dan Soma memberinya rumput untuk tempat dudukNya tepat sebelum pencerahanNya. Yana adalah pohon bodhiNya. Beliau menyampaikan kotbah pertamaNya di Isipatana kepada sekelompok bhikkhu; dan menunjukkan keajaiban gandaNya di kaki pohon Asana di bagian luar Sundaranagara.

Banyak legenda dihubungkan denganNya; dan cerita tentang percakapan Yakkha Naradeva adalah yang paling menarik. Tissa dan Bharadvaja adalah bhikkhu utamaNya; dan diantara para bhikkhuni Anula dan Uruvela adalah pengikutNya yang paling terkenal. PembantuNya adalah Sabbamitta. Konon wajah keemasan Maha Kacchana disebabkan karena persembahan sebuah batu bata emasnya untuk tempat pemujaan Kassapa.

Tujuan Hidup Oleh K.Sri Dhammananda

Apakah yang menjadi tujuan kehidupan ini? Ini merupakan pertanyaan yang sangat biasa yang selalu ditanyakan oleh orang-orang. Tidaklah mudah memberikan jawaban yang memuaskan atas pertanyaan yang nampaknya sederhana tetapi rumit ini. Tetapi, sekalipun beberapa orang telah memberikan jawaban-jawaban tertentu, sesuai dengan cara berpikir mereka, nampaknya jawaban-jawaban tersebut tidak memuaskan bagi para ahli (intelektual). Sebabnya ialah mereka belum belajar melihat kehidupan secara objektif dan memahami tujuan hidup sebenarnya. Mereka telah menciptakan khayalan-khayalan tentang kehidupan berdasarkan pemahaman mereka yang terbatas.

Pada waktu yang sama, kita juga makluk bahwa banyak guru-guru agama, ahli-ahli filsafat yang pandai, penyair-penyair terkenal dan pemikir-pemikir besar juga tidak puas tentang kehidupan. Bila kita membaca apa yang mereka lukiskan tentang kehidupan, akan nampak bahwa beberapa dari mereka juga tidak dapat memberikan gambaran yang terang tentang kehidupan. Beberapa mengatakan bahwa kehidupan adalah penuh dengan penderitaan; ketidakpastian dan tidak memuaskan. Ada yang mengatakan: “alangkah bagusnya bila kita tidak lahir”. Yang lainnya menanyakan: “mengapa kita dilahirkan ke dunia ini untuk menderita dengan cara ini?”

Berdasarkan ucapan-ucapan mereka, kita dapat mengerti bahwa mereka adalah orang-orang yang telah belajar melihat kehidupan secara objektif tanpa memakai pandangan luar sebagai dasar. Tetapi orang-orang awam selalu melihat kehidupan sebagaimana nampaknya dan bukan sebagaimana sebenarnya. “Kehidupan bukanlah apa yang kita pikir tetapi apa yang kita pikir menjadi kehidupan,” ini merupakan ucapan seorang pemikir besar lainnya.

Kisah Arahat Sivali

Di zaman Buddha Padumuttara, Sivali dilahirkan sebagai orang biasa. Suatu hari ketika ia sedang mendengarkan Dharma, ia melihat Sang Buddha menunjuk seorang bhikkhu diantara bhikkhu-bhikkhu lain yang terkemuka, yang banyak memperoleh keuntungan/kebutuhan.

Setelah melihat kejadian ini, Sivali ingin mencapai prestasi yang sama dengan bhikkhu itu. Untuk itu ia mulai mempersembahkan dana kepada dan para siswanya, kemudian beraditthana (bertekad) untuk mencapai prestasi itu.

Setelah ia melihat keberhasilan dalam keinginannya itu, ia menyatakan bahwa dalam kehidupan yang akan datang akan menjadi seorang bhikkhu yang memperoleh banyak kebutuhan. Ia banyak melakukan perbuatan berjasa selama hidupnya dan setelah meninggal dilahirkan kembali ke alam dewa.

Setelah mengalami beberapa kali kelahiran, suatu saat ia dilahirkan pada zaman Buddha Vipasi, sebagai seorang umat awam di kota Bandhumati. Pada waktu itu seluruh warga kota tersebut biasanya mempersembahkan maha dana kepada Sang Buddha dan muridnya. Ketika mereka sedang mempersiapkan dana, mereka kekurangan susudan madu, sehingga seseorang diutus untuk mencari susu dan madu.

Monday 4 January 2016

Cara Bermeditasi Oleh Yang Mulia Piyananda

bodhi-prajna.com

Mengapa Bermeditasi Dalam dunia ini, apakah yang dicari oleh kebanyakan orang dalam hidupnya? Sebenarnya, mereka ingin mencari ketenangan batin dan keselarasan hidup. Tidak sedikit di antara mereka berusaha mencarinya, walau mungkin mereka tidak mengetahui dengan jelas apa yang hendak dicarinya, atau mungkin cara mendapatkannya.

Mereka sering merasa bingung, merasa banyak menjumpai kekacauan dan kekalutan batin. Mereka diserang oleh bermacam-macam perasaan yang tidak memuaskan atau yang kurang menyenangkan hatinya. Secara singkat mereka ini tidak mendapatkan ketenangan dan kesejahteraan dalam batinnya.
Kebanyakan mereka ini kemudian menempuh cara yang salah untuk mendapatkan ketenangan batin dan keselarasan hidup ini. Mereka cenderung melihat dan mencari di luar dirinya sendiri. Akibatnya, dunia ini merupakan sumber semua kegelisahan.

Mereka mencari penyelesaian persoalannya dalam keluarganya, di dalam pekerjaannya,atau di dalam pergaulan dan sebagainya. Mereka beranggapan kalau dapat mengubah keadaan sekelilingnya, mereka akan menjadi tenang dan bahagia.

Sekarang sudah banyak dijumpai orang yang telah menyadari kenyataan dan berpaling, yaitu menunjukkan perhatiannya kepada sumber yang sebenarnya dari kebahagiaan dan kegelisahan, ialah PIKIRANNYA SENDIRI. Menunjukkan perhatian ke dalam diri sendiri, dalam pikirannya sendiri, inilah yang dinamakan dengan meditasi.

Dewasa ini meditasi telah banyak dipraktekkan oleh orang-orang dari berbagai bangsa dan agama. Mengapa demikian? Karena kerja pikiran itu tanpa memakai corak bangsa atau agama tertentu. Jadi tugas meditasi adalah untuk mengerti atau menghayati sifat pikiran di dalam kehidupan sehari-hari.
Pikiran adalah kunci kebahagiaan, sebaliknya juga merupakan sumber penderitaan / malapetaka.
Untuk mengetahui dan mengerti perihal pikiran dan menggunakannya dengan seksama tidaklah hubungannya dengan agama. Jadi meditasi dapat dilaksanakan oleh setiap orang tanpa menghiraukan corak agamanya.
close