-->

Tuesday 31 December 2013

II.APPAMADA VAGGA

II. APPAMADA VAGGA - Kewaspadaan

1. Kebebasan itu Sulit

Kewaspadaan adalah jalan menuju kekekalan;
kelengahan adalah jalan menuju kematian.
Orang yang waspada tidak akan mati,
Tetapi orang yang lengah seperti orang yang sudah mati.

Penjelasan: Jalan menuju Kematian adalah pengalaman kesadaran yang abadi. Kekal tidak berarti keadaan fisik di mana tubuh tidak mati. Ketika seseorang menjadi benar-benar menyadari proses alami, ia dibebaskan dari kelangsungan eksistensi. Mereka yang tidak memiliki kesadaran yang seperti orang mati, bahkan jika mereka masih hidup secara fisik.




2. Kebebasan itu Sulit

Setelah mengerti hal ini dengan jelas,
orang bijaksana akan bergembira dalam kewaspadaan
dan bergembira dalam praktek para ariya.

Penjelasan: Orang-orang yang benar-benar bijaksana sangat menyadari kebutuhan untuk kewarasan. Mereka merasa senang terhadap kewarasan. Mereka mengambil kesenangan dalam mengejar kewarasan karena merupakan wilayah yang supernormal.




3. Kebebasan itu Sulit

Orang bijaksana yang tekun bersamadhi,
hidup bersemangat dan selalu bersungguh-sungguh,
pada akhirnya mencapai nibbana (kebebasan mutlak)

Penjelasan: Orang-orang bijak yang dengan gigih berlatih meditasi, mencapai tingkat pemahaman yang memungkinkan mereka untuk mengalami Nibbana. Orang-orang bijaksana yang tak henti-hentinya terus dalam meditasi mereka, tegas dan gigih, mengalami Nibbana, yang merupakan pembebasan tertinggi dari semua ikatan.


4. Kemuliaan Dalam Meningkatkan Kesadaran

Orang yang penuh semangat,
selalu sadar, murni dalam perbuatan,
Memiliki pengendalian diri,
hidup sesuai dengan Dhamma,dan selalu waspada,
maka kebahagiaannya akan bertambah.

Penjelasan: Jika seseorang tekun, memusatkan perhatiannya dalam tindakan jasmani dan rohani yang tanpa cacat, jika ia terkendali dan jika ia hidup sesuai dengan Dhamma dan bijaksana, kemuliaan-Nya akan tumbuh.


5. Pulau Yang Melawan Banjir

Dengan usaha yang tekun, semangat, disiplin, dan pengendalian diri,
hendaklah orang bijaksana,
membuat pulau bagi dirinya sendiri,
yang tidak dapat ditenggelamkan oleh banjir.

Penjelasan: Seluruh dunia ini penuh dengan kekotoran batin. Sensualitas hidup adalah banjir yang luas dan kuat. Tapi orang bijak membangun tabah untuk dirinya sendiri sebuah pulau yang tidak dapat hanyut oleh banjir besar. Pulau ini dibangun dari keteguhan, perhatian, pengendalian diri dan disiplin. Setelah dengan mantap didirikan di pulau itu, banjir tersebut tidak bisa membanjiri yang bijaksana.


6. Kewaspadaan Yang Berharga

Orang dungu yang berpengertian dangkal,
terlena dalam kelengahan,
sebaliknya,orang bijaksana senantiasa menjaga kewaspadaan.
seperti menjaga harta yang paling berharga.

Penjelasan: Mereka tidak berbeda dengan orang bodoh yang memanjakan diri dalam lemahnya kesadaran. Tapi yang bijaksana menghargai kewaspadaan sebagai harta yang besar. Orang-orang bodoh menjalani hidup kesenangan yang indria. Mereka menikmati kegiatan yang sama sekali tidak konduktif untuk kemajuan rohaniah. Untuk mendapatkan perolehan duniawi, orang membutuhkan kekayaan. Dengan cara yang sama, untuk mendapatkan perolehan spiritual yang tinggi kita perlu beberapa kekayaan, dan kekayaan itu adalah kewaspadaan.


7. Meditasi Menghasilkan Kebahagiaan

Jangan terlena dalam kelengahan,
Jangan terikat pada kesenangan-kesenangan indria.
Orang yang waspada dan rajin bersamadhi,
akan memperoleh kebahagiaan sejati.

Penjelasan: Jangan memanjakan diri dalam lemahnya kesadaran. Hindari keinginan untuk kesenangan indria, apa pun sifatnya. Orang sadar tenang dalam pikiran. Dia akan mencapai kebahagiaan yang besar.



8. Kesedihan Melihat Dunia

Bilamana orang bijaksana,
telah mengatasi kelengahan dengan kewaspadaan,
maka ia akan bebas dari kesedihan,
seakan memanjat menara kebijaksanaan,
dan memandang orang-orang yang menderita di sekelilingnya,
seperti seseorang yang berdiri diatas gunung memandang mereka yang berada di bawah.

Penjelasan: Orang yang bijaksana selalu sadar. Melalui kewaspadaan ini ia membuang cara-cara yang malas. Orang yang bijaksana naik menara kebijaksanaan. Sekali ia telah mencapai ketinggian itu ia mampu mengamati massa bersedih dengan mata kesedihan. Terpisah dan tidak memihak dia melihat massa ini seperti orang di atas puncak gunung, mengamati tanah di bawah ini.


9. Satu Kesadaran Adalah Jalan Melampaui Lainnya

Waspada di antara yang lengah,
berjaga di antara yang tertidur,
orang bijaksana akan maju terus,
bagaikan seekor kuda yang tangkas berlari meninggalkan kuda yang lemah di belakangnya.

Penjelasan: individu yang sangat bijaksana dalam kebijaksanaan selalu waspada dan sadar. Karena itu ia seperti individu terjaga di antara mereka yang tertidur lelap. Bahwa orang bijak, yang memiliki wawasan tertinggi melampaui dalam hal kerohanian semua massa yang biasa, hanya sebagai kuda cepat melampaui salah satu yang lemah.


10. Kewaspadaan Membuat Dia Memimpin Dari Para Dewa

Dengan menyempurnakan kewaspadaan,
Dewa Sakka dapat mencapai tingkat pemimpin di antara para dewa.
Sesungguhnya, kewaspadaan itu akan selalu dipuji, dan kelengahan akan selalu dicela.

Penjelasan: brahmana muda Magha, melalui kewaspadaannya, lahir sebagai pemimpin Dewa. Oleh karena itu kewaspadaan selalu dipuji, dan kemalasan dan ketidakwaspadaan selalu dikutuk.



11. Kemajuan Perhatian Penuh

Seorang bhikkhu, yang bergembira dalam kewaspadaan,
dan melihat bahaya dalam kelengahan,
akan maju terus membakar semua rintangan batin,
bagaikan api membakar kayu,
baik yang besar maupun yang kecil.

Penjelasan: Bhikkhu, sebagai pencari setelah kebenaran, adalah takut akan kecerobohan karena ia tahu bahwa jika ada yang lengah, seseorang terjebak dalam penderitaan tanpa akhir dari samsara. Oleh karena itu, ia menempa dengan rajin, dan penuh perhatian membakar ikatan yang orang belenggu bagi keduniawian.


12. Kemajuan Perhatian Penuh Untuk Mencapai Nibbana

Seorang bhikkhu yang bergembira dalam kewaspadaan,
dan melihat bahaya dalam kelengahan,
tak akan terperosok lagi,
Ia sudah berada di ambang pintu nibbana.

Penjelasan: Bhikkhu sebagai pencari sesudah kebenaran, melihat ketakutan dalam kurang kewaspadaan. Dia pasti tidak akan turun kembali dari setiap ketinggian rohaniah yang sudah tercapai. Dia senantiasa dalam kedekatan Nibbana.


close