-->

Saturday, 13 September 2014

Kisah Empat Samanera

Suatu ketika, istri dari seorang brahmana menyuruh suaminya pergi ke Vihara Jetavana untuk mengundang empat orang bhikkhu guna menerima dana makanan di rumah mereka. Ia memberitahu suaminya untuk khusus meminta para bhikkhu senior yang juga benar-benar brahmana asli. Tetapi empat samanera arahat berusia tujuh tahun, Samkicca, Pandita, Sopaka, dan Revata yang diutus ikut bersamanya.

Ketika istrinya melihat para samanera muda tersebut, ia menjadi tidak puas dan menyalahkan sang brahmana karena membawa samanera muda bahkan lebih muda daripada cucu laki-lakinya.

Ia marah kepada suaminya, dan ia menyuruh suaminya kembali ke Vihara untuk mengajak bhikkhu yang lebih tua. Dalam hal itu ia tidak memberikan tempat duduk lebih tinggi yang telah disiapkan bagi para bhikkhu. Mereka diberikan tempat duduk yang lebih rendah dan ia tidak memberi dana makanan kepada para samanera muda itu.

Wednesday, 10 September 2014

7 Keunggulan Ajaran Buddha

7 Keunggulan Ajaran Buddha

Buddha diagungkan bukan karena kekayaan, keindahan, atau lainnya. Beliau diagungkan karena kebaikan, kebijaksanaan, dan pencerahanNya. Inilah alasan mengapa kita, seorang Buddhis, menganggap ajaran Buddha sebagai jalan hidup tertinggi.

Apa sajakah keunggulan-keunggulan yang menumbuhkan kekaguman kita terhadap ajaran Buddha?

1. AJARAN BUDDHA TIDAK MEMBEDAKAN KELAS / KASTA

Buddha mengajarkan bahwa manusia menjadi baik atau jahat bukan karena kasta atau status sosial, bukan pula karena percaya atau menganut suatu kepercayaan. Seseorang baik atau jahat karena perbuatannya. Dengan berbuat jahat, seseorang menjadi jahat, dan dengan berbuat baik, seseorang menjadi baik. Setiap orang, apakah ia raja, orang miskin atau pun orang kaya, bisa masuk surga atau neraka, atau mencapai Nibbana, dan hal itu bukan karena kelas atau pun kepercayaannya.

Monday, 1 September 2014

KISAH ARAHAT BERALIS PANJANG

(ARAHAT = seorang pemeluk agama Buddha atau Jainisme yang telah terbebas belenggu tanha (hawa nafsu), dengan jalan mencapai penerangan sempurna.)

Pada suatu hari Arahat Beralis Panjang pergi pindapatta(Menerima persembahan makanan) Di tengah jalan beliau bertemu dengan seorang wanita penjual roti bakpao yang sangat kikir.

Beliau berhenti di sana untuk minta sedekah. Wanita tersebut tidak senang dengan Arahat Beralis Panjang maka ia mengusir beliau, “Hai bhiksu, jangan berdiri disitu, mengganggu dagangan saya.” Arahat Beralis Panjang tidak menghiraukannya,menutup kedua mata dan duduk bersamadhi. Wanita itu menjadi marah tetapi tidak berdaya mengusir beliau. Kemudian ia mengupah tiga orang yang kuat untuk menggusur Arahat Beralis Panjang, namun mereka bertiga tetap tidak dapat menggeser beliau.
close